Part - 11

226 57 3
                                    

Aurora menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah sang sepupu, gadis itu membuka kaca mobil dan mengintip kearah garasi rumah namun tak menemukan motor Jaehyun disana, ia menghela nafas saat berusaha menghubungi nomor Rami namun tak mendapatkan jawaban. Gadis itu memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju rumahnya sendiri.

Sesampainya di rumah, Rora memilih untuk langsung masuk ke dalam kamar, membawa serta ransel milik Rami yang tadi tertinggal di dalam kelas. Gadis itu melepaskan seragam dan berbaring di atas ranjang hanya dengan sport bra dan rok sekolahnya. 

Tatapannya lekat pada langit-langit kamarnya, memikirkan segala hal termasuk keadaan Ahyeon. Entah mengapa Rora jadi menaruh sedikit perhatian pada gadis itu, padahal sebelumnya ia bahkan tak tertarik sedikitpun hanya untuk menatap wajah cantiknya.

Rora menghembuskan nafas kasar kemudian bangkit dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

~~bayang~~

Beralih pada Ahyeon, gadis itu kini tengah berbaring di atas ranjang milik sahabatnya, Chiquita. Mereka memutuskan membawa Ahyeon pulang ke rumah Chiquita karena suasana rumah si gadis belum terlalu kondusif. 

Asa baru saja masuk ke dalam kamar setelah mengganti pakaian di rumahnya dan bergegas kembali ke rumah Chiquita.

"Apa kau ingin makan?" Tanya Asa, Ahyeon mengangguk kemudian mengusap tenggorokannya.

"Sa-kit.." Ujarnya pelan dan serak, 

"Aku akan membuatkanmu bubur" Gadis itu tersenyum dan mengangguk riang, mengucapkan terimakasih meski tanpa suara.

"Kau beristirahatlah, nanti aku bangunkan saat buburnya sudah matang" 

Setelahnya, Asa bergegas keluar dari kamar dan Ahyeon kembali merebahkan tubuh dan memejamkan matanya. Chiquita baru saja keluar dari kamar mandi, gadis itu mendekati Ahyeon, menatapnya sesaat kemudian keluar dari kamar saat menyadari bahwa gadis itu telah tertidur.

"Sedang apa?" Tanya Chiquita saat melihat Ada yang terlihat sibuk di dapurnya.

"Membuat bubur untuk Yeonie, dia akan sulit menelan makanan lain"

"Ini semua gara-gara Rami sialan! dia membuat temanku menderita!" Geram Chiquita seraya mencengkram erat gelas dalam genggamannya.

"Chiki, aku tahu kau marah. Tapi, ucapanmu tadi sangat keterlaluan"

"Yak! Mengapa kau membahasnya lagi? Aku sudah minta maaf tadi" Keluh Chiquita, Asa membalikkan tubuh dan menatapnya lekat

"Aku belum sempat memberikan siraman rohani padamu"

"Aishhh!"

"Apa kau tahu kalimat, Ucapan adalah Doa?" Chiquita melebarkan mata dan menggeleng tegas

"T-tapi, aku tidak bermaksud mendoakan yang buruk, percayalah, Asa"

"Geurae, aku percaya dan besok kau harus meminta maaf pada Rami"

"Jinjjayo? Aku kan tidak sengaja, Asa~" Ujarnya dengan wajah meringis, Asa mengangguk tegas.

"Jika kau memang tidak sengaja, kau harus meminta maaf!"

"Hah.. Nde~ besok aku akan meminta maaf pada tiang itu. Apa kau puas?"

"Chiki, meminta maaf itu harus dengan ketulusan dari—"

"Blablabla.. Sttt.. Diamlah, tidak usah menceramahiku. Besok aku akan meminta maaf setulus hati padanya." Sela Chiquita dengan tangan terangkat, Asa tersenyum dan mengangguk kemudian kembali fokus pada buburnya.

Babymonster Rami || Bayang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang