Part - 44

253 52 8
                                    

"Eonnie.." 

"Hm?" Pharita menoleh pada Rami yang terduduk di sebelahnya.

"Akhir-akhir ini, kau selalu menempel padaku, kenapa?"

"Benarkah?"

"Kau tak sadar?" Rami menatapnya dengan kedua alis terangkat, Pharita menggeleng dengan wajah polosnya.

"Ini sudah hari ke— Em.. berapa ya?" Pharita terkekeh melihat Rami yang tengah menghitung jarinya.

"Ahh~ Pokoknya segitu. Sudah beberapa hari ini kau selalu membuntutiku, tidak hanya di sekolah bahkan sampai kesini. Kenapa?" 

"Kau risih?" Tanya Pharita seraya mengulum senyumannya, Rami menggeleng pelan.

"Bukan risih, aku hanya curiga saja"

"Curiga?" 

"Jangan-jangan kau— menyukaiku?" Telunjuk Rami mengarah dan mendekat pada wajah Pharita dengan senyuman jahil yang juga ia tunjukan.

"Yang benar saja!" Tepis Pharita pada tangan Rami membuat si gadis menyudahi tatapan selidiknya.

"Ternyata tidak haha.."

"Hah?" 

"Kau tidak mungkin menyukaiku, aku tidak bisa melihat tatapan gugupmu" Penjelasan Rami membuat Pharita terdiam sesaat kemudian menggeser tubuh dan menyandarkan kepala di lengan Rami.

"Aku nyaman dekat denganmu. Kau bisa membuat hari-hari ku ceria, kau moodbosterku." Jelas Pharita, Rami melirik sekilas pada wajah si gadis.

"Sebut saja aku badut. Rumit sekali bahasamu"

"Haha.. Lucu sekali kalau kau merajuk.." Pharita menggigit gemas lengan Rami membuat si gadis memekik seraya mendorong kepala Pharita.

"Aaaa.. Sakittt!" 

"Hahaha.."

"Malah tertawa! Gadis gila!" Rami mendelik seraya mengusap lengannya.

"Astaga haha wajahmu lucu sekali"

Pharita semakin tergelak saat melihat wajah menyebalkan Rami juga bibir tipisnya yang berkomat-kamit tak jelas. Rami menggeser tubuhnya saat kedua tangan Pharita menampar punggungnya berulang seraya masih asik terbahak hingga wajahnya memerah.


~~bayang~~


Rora, Ahyeon, Ruka dan Chiquita terlihat menghabiskan waktu bersama, berkeliling pusat perbejalanjaan terbesar dan terlengkap di kota tersebut. Tak ada Asa bersama mereka, gadis cantik yang satu itu tengah di sibukkan dengan acara arisan keluarga besarnya.

"Sayang, kesana yuk. Aku ingin membeli sesuatu" Tunjuk Ahyeon ke arah toko aksesoris, Rora menoleh dan mengangguk kemudian berjalan bersamaan memasuki toko.

"Kita seperti sedang mengasuh budak cinta" Ujar Chiquita seraya mengikuti kedua sahabatnya, Ruka menoleh dan terkekeh.

"Makanya carilah pasangan sendiri agar kau tak selalu menjadi obat nyamuk. Eh, memang ada yang mau dengan gadis galak sepertimu?" Chiquita mendelik tak suka.

"Sangat banyak, akunya saja yang malas"

"Halaah.. Kenyataannya memang tak ada!" Ruka berjalan cepat memasuki toko dan menghampiri rak deretan earphone. 

Chiquita masih berdiri di ambang pintu toko, menatap bingung pada ketiga temannya. Ia takut jika kembali menjadi kambing conge antara Rora dan Ahyeon yang kini terlihat asik memilih-milih gelang, tatapannya teralih pada Ruka yang juga terlihat tengah sibuk meneliti sebuah earphone di tangannya. Ia menghela nafas dan berjalan ke arah si gadis sipit.

Babymonster Rami || Bayang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang