Ku rasa,...aku jatuh cinta padamu

31 3 9
                                    

Malam itu, aku membiarkan Sophie, mamaku, menjamu kami, dia masak hidangan Perancis, Coq Au vin, ayam yang dimasak anggur merah, dengan tambahan jamur, bawang dan bumbu aromatik. Sophie terampil di dapurnya yang kecil, aku membantunya mengiris bawang, membuat saus, dan membiarkannya bercerita saat dia mengandungku, dia selalu makan hidangan laut.

"Aku tak pernah tahan dengan amisnya ikan." Ucapnya.

Aku tersenyum kecil, Mas Arya menatapku dari seberang meja, " Sebaliknya aku menyukai ikan." Lirihku.

Mata biru Sophie melebar, " Oh, sayang, seandainya kita punya wkatu selamanya disini,...aku akan masak untukmu! Kita akan belanja berdua, ke Museum, Nonton Opera, piknik di danau! Kita bisa bakar ikan disana!" Seru Sophie kegirangan.

"Kalian bisa lakukan itu besok, sementara aku kembali ke Zurich."

Aku menatap mas Arya, dia akan meninggalkanku disini bersama Ibuku?

"Ya, itu sangat menyenangkan! Kau mau kan sayang? Kapan kalian kembali ke Semarang? Bisakah aku saja yang mengantar Aruni ke Zurich?" Mata biru ibuku memohon pada Mas Arya.

"Oh jangan kejam Sophie, kau akan membuatku tidur tanpa istriku." Ucapnya, dan itu membuatku malu.

"Ayolah Arya, aku hanya punya beberapa hari kan? Setelah itu kau punya waktu selamanya bersama putriku!"

Mas Arya tertawa,

"Kami akan sering mengunjungimu Sophie, dan kau tinggal bilang jika ingin ke Semarang, Aruni mungkin akan sibuk beberapa saat lagi."

"Aku akan senang ke sana, tapi harus mengatur jadwalku dulu, murid- muridku tak akan suka jika aku menghilang mendadak, biarkan Aruni bersamaku Arya, sampai kalian pulang." Pinta ibuku memelas.

Aku melirik Mas Arya, wajahnya tampak enggan, aku juga butuh ruang, menjauh darinya sesaat, mencerna semua kejutan dalam hidupku.

"Antarkan dia untukku di hari rabu? Kami akan terbang kamis dini hari ke Singapura." Mas Arya mengedip ke arah ibuku. Betapa mudah dia memposisikan dirinya, tak canggung sama sekali.

Sophie tersenyum, dia menatapku.

"Aku tak punya banyak waktu untuk membuatmu mencintaiku." Bisiknya.

"Kau bahkan belum mendengarkan lagu yang kubuat untukmu, lagu pengantar tidur, saat aku rindu aku selalu memainkannya."

Aku melirik ke sudut ruangan, sebuah piano besar ada disana.

"Mainkan untuk kami, Sophie!" Pinta Mas Arya

"Tentu, akan ku mainkan setelah makan malam." Sophie tertawa bahagia, hatiku juga, aku merasa hangat karena ibu yang melahirkanku ternyata memikirkanku. Tatapan Sophie, sentuhannya, pelukannya yang hangat mengobati hatiku yang compang camping, dia berusaha menyembuhkanku.

Lagu itu sangat indah, tidak membuatku ngantuk malah membuatku sedih, aku membayangkan Sophie saat memainkan lagu itu dengan pianonya, berharap dia bisa bertemu denganku, memelukku, menciumku,...dia mencintaiku, dengan caranya.

"Mas,.."

Aku membenamkan kepalaku dalam pelukan Mas Arya, kami bergelung di sofa, mendengarkan Sophie dengan pianonya.

"Terimakasih." Ucapku tulus.

"Sama- sama." Jawabnya, dia menyentuhkan bibirnya sekilas di bibirku.

"Kamu membuatku punya Mama." Aku menelan ludah getir,...Dipta juga pernah berusaha membuatku punya Ibu, berbagi dengan Ibu- Bapaknya, Dipta juga pernah berusaha sekuat tenaga mengisi ruang kosang dalam hatiku,...tapi Mas Arya, dia mencari Ibu kandungku, mengembalikan posisinya, aku tak berniat membandingkan mereka, Dipta sempurna,..Mas Arya juga.

ARUNI & ARUNDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang