Raden Mas Adipati Arya Bisma

31 5 13
                                    

Lihatlah Aruni,.....

Putri kita,...Dia kini beranjak Remaja usianya sekarang 16. Kurang setahun dari usianya ketika kita bertemu. Tapi dia telah memiliki apa yang kau miliki dulu, Rambut, tubuh, tinggi, dan wajahmu . Dia ,......semakin terlihat sama denganmu. Cantik, cerdas, dan suka musik. Dia pintar bermain gitar, piano, tapi sedikit pendiam bila denganku, menjadi sangat ceria bila bersama teman- temannya.

Arundya selalu mengingatkanku padamu sayang!

Arundya memiliki semua dari warisanmu.

Entah aku harus bersyukur pada Tuhan, atau menduga ini adalah sebuah kutukan!!

Rasanya semakin sulit, menatapnya.

Tanpa harus ingat bagaimana hancurnya aku saat kehilanganmu.

-----------

17 Tahun Yang Lalu

"Menepi sebentar!" Perintahku pada supir.

Pak Tarno lantas mengendurkan gas sedan mewah berwarna hitam mengilat milikku disebuah mini market. Aku butuh pemantik rokok baru, sebelumnya ku tinggalkan di sebuah Restoran yang menjadi tempat makan siang dan pertemuan bisnis.

Aku melangkah ke dalam Mini Market yang terlihat sepi siang itu.

Tanpa ingin bertanya pada pramuniaga , ku hampiri rak- rak yang berjejer di lorong- lorong satu persatu. Demi pemantik rokok yang harus selalu ada di saku.

Mataku mengawasi alat- alat otomotif sederhana yang tersedia di sebuah rak dalam Mini Market, sekilas aku membaca label yang tertera. Dari salah satu anak cabang perusahaanku.

Lantas disanalah dia,.... berdiri di rak yang berada di sebalik tempatku. Gadis yang merubah hidupku. Gadis yang menjungkir balikan perasaanku. Gadis yang merampas kewarasanku hanya dengan kerjapan mata berwarna biru- abu

Gadis yang langsung erat menggenggam hatiku. Meskipun masih mengenakan seragam Abu- Abu.

Ia Tengah memilih pembalut wanita.

Seorang gadis berwajah blasteran, darah campuran, namun kebanyakan turunan. Dia sangat cantik, bak boneka yang dijual dikemasan dan anak- anak perempuan tergila- gila. Tipikal wanita kegemaranku.

Tubuhnya tinggi ramping, seragamnya tak bisa menutupi keelokannya. Matanya biru sedikit abu. Rambutnya coklat, hampir merah, keriting eksotis, dengan bibir penuh, bulu mata terlalu lentik, kelopak matanya penuh, hidungnya,....sangat menggemaskan!! Hidung mancung boneka yang amat sempurna. Jika itu sebuah maha karya dokter bedah Plastik, Dokter itu pasti ternama dan bangga dengan hasil kerjanya.

Ku tatap ia sangat lama, hingga gadis itu merasakannya.

Ia balas menatapku, masih dari balik rak yang memisahkan . Tatapan kami sejenak mengunci. lantas ia berpaling dan beranjak pergi.

Aku mengikuti, ia pindah ke rak lainnya. Dia seolah magnet, aku begitu saja tertarik.

Dia bergerak, aku juga bergerak.

Tak mungkin ku sudahi. Tak bisa,.....dia magnet bagi diriku.

Begitu mudah ia menarikku, meskipun ia berusaha menghindar pergi.

Lalu tak sengaja ia membentur tubuhku. Ku hirup aromanya yang manis, segar, bersih, rambut keritingnya wangi. Hingga pembalut yang ia pegang jatuh dibawah ujung sepatu pantofelku.

Aku membungkuk, meraih bungkusan itu.

Senyum mengembang di bibirku, ia pasti malu.

Wajahnya yang putih bersih menjadi merah .

ARUNI & ARUNDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang