Wrathful Rage!

35 4 49
                                    

Trigger kasar dan brutal itu ku dapatkan sehari sebelum bertolak dari New York ke Singapura, Rizal sendiri yang mengkonfirmasi. Pradipta Wirakencana dimutasi menjadi Kapolres Polrestabes Semarang, dia menolak promosi sebagai Brigadir Jenderal Polisi. Seharusnya ini tidak terjadi, seharusnya dia terus berambisi dan tetap pada jalur untuk satu langkah meraih satu bintang di pundaknya! 

"Aku sudah bilang, jangan masukkan Semarang dalam pilihan tempat tugasnya!!" Bentakku di telepon melalui Rizal. Aku geram dia lalai pada tugasnya. Selama 16 tahun oknum- oknum di Mabes Polri harusnya sudah kenyang dengan uangku untuk menjauhkan Pradipta Wirakencana dari Jawa Tengah!

Tanganku kembali gemetar hebat, sosok Aruni kembali muncul, dia  duduk menekuk lututnya yang panjang di kursi sofa satu dudukan, rambutnya digerai, mata biru- abunya menatapku marah.

"Kamu jahat Mas! Nggak selamanya uangmu bisa mengatur nasib orang! Kamu nggak bisa mengelak dari takdir! Biarkan dia pulang, Semarang adalah rumahnya, Ibu- Bapaknya sudah tua! Dia pasti memilih pulang!"

Aku mendesis,  " Aku hanya berusaha membantunya untuk menggapai cita- citanya! Aku  berjanji untuk tidak mengganggunya, membiarkan karirnya, bahkan aku memudahkan jalannya untuk meraih bintang! Seperti kamu yang menyemangatinya dan selalu menyelipkan bungkusan Bintang Tujuh di bukunya! "Sindirku marah.

Aruni tertawa, " Akan ada waktunya dia mendapat itu nanti! Biarkan dia pulang, apa yang kamu khawatirkan? Aku sudah bilang, pada akhirnya kamulah pemenangnya, aku memilihmu daripada dia!"

"Aku tetap marah , Aku tetap  cemburu, Semarang itu artinya terlalu dekat denganmu!"

Aruni tergelak dengan suara yang sangat ku rindu.

Aku tak ingin Pradipta Wirakencana berada sangat dekat dengan San Diego Hills! Bisa saja dengan lancang dia mencari data daftar nama yang berada di sana! Aku tak ingin dia menemukan Aruni! Bahkan hanya untuk duduk dan menatap Nisannya! 

"Tawarkan lagi ke mereka untuk mengubah putusan! Mereka minta berapa? Kasih saja, kalau perlu jadikan Kapolda langsung! Harusnya dia mau!" Aku murka, Rizal mulai lengah, dia pikir selama 16 tahun karir Pradipta, laki- laki itu tak akan pernah menyentuh Semarang, atau telah berkeluarga dan melupakan Aruni.

Sekali lagi Rizal salah!

"Dia nggak gampang nyerah Mas, dia ngeyel, keras kepala! Dia pasti mencari aku, kalau nggak ketemu dia pasti nunggu!" Ucap Aruni.

Dan itu membakar dadaku, ketika Rizal selalu melapor Pradipta Wirakencana masih tetap bujangan, bahkan tak pernah main perempuan sekalipun! Dia terlalu bersih, tak ada noda di catatan karirnya! Bahkan dia tak menyentuh sebatang rokok sekalipun!

" Kamu yang salah Aruni! Kamu yang salah nggak tegas mengucap perpisahan padanya, seharusnya kamu bilang, jangan menunggu kamu, karena kamu sudah menikah! Dia patah hati paling lama setahun!" Aku membentak langit- langit diatas kepala, tak sabar untuk berlari pulang ke Semarang.

"Sekarang aku harus bilang apa? Aruni, aku harus bilang apa sama Arundya???? Pradipta sudah melihat Arundya, bersama- sama di Karyadi karena kecelakaan Kereta Api, aku bilang apa sama Arundya, kalau Pradipta cerita  dia punya kekasih bernama Aruni dan sangat mirip dengan Arundya! Aku harus bilang apa Aruni? Kamu kasih tahu!! Apa yang harus ku katakan dengan Arundya? Aku merebut kekasih Pradipta, menikahimu paksa, membuatmu hamil dan membunuhmu? Begitu? Kamu beri tahu aku!!!" Dadaku sakit meskipun aku berteriak untuk melepaskan beban yang memberat dan tubuhku gemetaran.

Sudah puluhan tahun aku tak mencari Antipsikotik, aku benci efeknya pada tubuhku, kaku, pikiran kosong, kelibatan kenangan terus datang pendek- pendek! Kali ini aku bahkan tak bisa bernafas!! Terlalu sesak, hingga keringat dingin besar- besar merayap turun.

ARUNI & ARUNDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang