A Miracle

39 4 34
                                    




Where there is a great love, there are always miracles

***************************************************

Aku terpana mendengar ucapan Aruni, lantas menatap takjub gundukan perutnya, hasratku surut,...entah kemana keinginan bercinta yang menggebu- gebu, selanjutnya aku mendekap Aruni di pangkuan.

"Sudah berapa lama?" Suaraku parau.

"Aku nggak tahu, belum periksa."

"Tapi kamu minum Pil KB."

"Rasanya aku sudah hamil sebelum minum pil itu."

"Karena itu kamu muntah- muntah terus? Kamu menyembunyikannya dariku, di kampus hampir setiap hari kamu muntah, tapi kamu nggak bilang! Kenapa?" Aruni menunduk, dia meraih selimut lalu membungkus dirinya.

"Miera?" Tebaknya ketika aku tahu rahasianya

"Ya." Jawabku kelu.

"Awalnya aku pikir muntah- muntah itu karena efek samping minum Pil KB, tapi setelah berhenti, aku masih terus muntah hampir setiap pagi, 3 bulan ini, menstruasiku nggak datang."

"Apa kamu yakin bulan sebelumnya itu menstruasi? "

Aruni menatapku, " Aku nggak tahu, memang beda dari biasanya." Bisiknya pelan.

Gelombang kemarahan kembali datang, " Setelah menduga kamu hamil, kenapa kamu nggak pulang? Kenapa kamu bertahan di rumah temanmu?" Nada suaraku berubah, Aruni beringsut resah, namun aku tetap menahannya dalam pelukan, aku bertekad mengurai kekusutan diantara kami, menyelesaikan petaka hati. Aruni tak boleh lari, dia tak boleh melakukan ini lagi padaku, pada pernikahan kami.

"Aku belum yakin Mas, ragu juga. Sudah ku bilang, aku berfikiran kamu menyudahi pernikahan ini, kamu nggak butuh aku lagi. Kamu sembuh, Dokter bilang kamu normal." Desisnya

"Hanya denganmu, aku normal."

"Kamu sudah mencobanya selama aku pergi??" Matanya berkilat marah.

" Aku nggak segila itu Aruni! "

"Kamu kan kaya Mas, bisa berbuat apa aja. Gadis- gadis pasti gampang tergoda."

"Hei, aku sudah punya istri! Kenapa kamu tiba- tiba nuduh aku berbuat yang nggak benar?"

"Entahlah, mungkin karena kamu melarikan diri ke Cafe, mabuk, dan nggak pulang sampai pagi! Kamu terlalu marah denganku, apapun bisa terjadi."

Yang benar saja sayang!! Bukan aku yang pergi hingga berbulan dan bertahan di rumah seorang pacar!! 

"Kamu marah karena aku nggak pulang beberapa jam? Kamu mencurigaiku macam- macam, sementara kamu nggak pulang hampir 3 bulan , lalu kamu bilang, sepertinya kamu hamil!! Aku bahkan nggak yakin spermaku bisa membuahi!!"

"MAS!!!" Jeritnya, Aruni melonjak lantas berdiri dengan mata merah menyala!

"Keluarkan isi kepalamu sekarang, aku nggak ragu untuk pergi lagi, kali ini aku janji kamu nggak akan bisa nemukan aku!!" Wajah Aruni merah, dia menatapku dengan marah.

"Kamu nggak bisa begitu, setiap kali kita bicara, berdebat kamu lalu mengancam pergi!!"

"Bisa, kalau kamu terus-terus arogan!!"

"Aku marah karena kamu belum sepenuhnya jujur denganku, kamu beli Pil KB, kamu sembunyikan muntah- muntahmu, kamu nggak mau diajak ke Rumah Sakit, bahkan kamu nggak beritahu dimana tepatnya kamu tinggal selama 3 bulan ini!!"

Aruni berdiri resah, dia menarik- narik rambut keritingnya.

"Aku sudah cerita." Bisiknya

"Nggak semuanya."

ARUNI & ARUNDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang