Missing You

43 4 28
                                    

Aruni adalah cinta terbesar  dalam hidupku yang menciptakan gelembung kebahagiaan sekaligus kepahitan yang sangat dalam . Rasanya aku sudah sangat keras mempertahankannya disisiku, sebaliknya  Aruni sangat mudah untuk melepas. Pernikahan kami terlalu berat sebelah.

Aruni juga patah hati terbesar dalam hidupku. Patah hati, kecewa dan sakit hati membuatku berhenti mencarinya, aku kehilangan motivasi. Tapi, tak bisa menghadang rinduku padanya. Sosoknya dirumah seperti hantu, kemana-mana membayangiku. Mencengkram hatiku begitu kuat, hingga aku terus mengingatnya

Dua bulan lebih sudah berlalu, sejak dia meninggalkan rumah, meninggalkanku tanpa pesan sama sekali.

Dia mengabaikanku, menganggap pernikahan kami tak berarti sama sekali.
Seharusnya, alasan itu cukup untuk membunuh rindu, menghapus memori indah saat bersamanya, sebaliknya..aku semakin dihantui.

Aku kerap bermimpi tentangnya, tentang rutinitas kehidupan kami selama dalam gelembung kebahagiaan, berenang berdua, bercinta di dalam air, bermain bowling, lalu ditutup dengan bercinta lagi, aku juga bermimpi nonton di bioskop tapi aku malah mencumbunya, aku juga bermimpi di lapangan golf dan aku bercinta dengannya di Golf Cart. Mimpi- mimpi itu membuatku terjaga dengan sengsara!!

Aruni hanya membahagiakan di dalam minpiku, kenyataannya saat aku terjaga, yang kurasakan getir dan pahit serta kehilangan yang semakin besar.

Harusnya mudah bagiku untuk melupakannya, semudah dia pergi meninggalkan aku, dimulai dari membuang semua baju-bajunya yang tersusun rapi disebelah baju-bajuku, membakar jubah mandinya yang masih terlipat rapi disebelah tumpukan handuk, mencampakkan sendal kelinci miliknya yang berada di closet, atau membakar seluruh peralatan make up dan aksesoris miliknya yang merajai toiletries di meja riasnya. Atau membuang sikat giginya yang masih bersisian dengan milikku.

Seharusnya aku juga mudah membuang semua buku-buku, novel-novel kesayangan miliknya  di ruang kerjaku, diktat - diktat kedokteran, atlas- atlas kedokterannya yang tak lagi dia inginkan, semudah dia melepas cita-citanya, semudah dia melepas aku.

Hari ke hari aku bertekad melakukannya, ...
Tapi tetap tak bisa!!
Seakan aku mendengar suara tawanya di lantai bawah, lalu aku berlari menjemputnya...tapi  yang kutemukan hanyalah angin.

Harusnya aku mencabut semua bunga-bunganya yang ada ditaman, bunga-bunga itu malah semakin mengejekku, mereka tunbuh semakin subur, padahal hatiku lebur setiap kali melihatnya.

Begitu juga saat di kantor, diruang kerja paling menyiksa,...foto- fotoku dan Aruni, yang pernah ku kagumi saat kami masih di dalam gelembung kebahagiaan, dengan bangga aku memajangnya. Aruni yang ku rangkul saat kami bermain Golf, tangannya memegang stick golf berwarna merah jambu , dia tersenyum, kecantikannya bertambah- tambah disini, disatukan dengan bingkai buatan Eropa.

Foto lainnya saat ulang tahunku, dia berdiri disampingku, kepalanya jatuh dibahu, aku memeluk  pinggangnya, jariku masih jelas mengingat rasa kulit halusnya, Aruni tersipu, foto itu diambil saat Aruni usai menyanyikan lagu All of me untukku, tapi dia berdusta, dia tak mungkin mencintaiku. Jika dia cinta pasti tak akan semudah itu pergi, dia pasti menungguku.

Aku marah, lantas menelungkupkan semua foto- foto yang ada di ruang kerjaku, aku tak ingin melihat senyum palsunya!

Lucy yang masuk ke ruang kerja, menganga saat melihat foto- foto itu terbalik mengenaskan, biar saja, aku tak ingin menatap wajahnya saat tengah bekerja, Aruni merusak konsentrasiku!

"Apa perlu aku menyimpan foto- foto ini Pak? Supaya ruangan Bapak lebih enak dipandang.?"

Aku diam, tanganku masih sibuk dengan pekerjaan.

Ya, kalau aku tak bisa membuang foto- fotonya, biar Lucy yang lakukan, sekalian yang dirumah, sekalian baju-bajunya, gaun- gaunnya yang indah dan seksi, sepatu- sepatunya yang sebagian besar belum pernah dia pakai, Lucy pasti bisa mengatur itu, mengosongkan bagian lemari yang pernah diisi oleh Aruni!!

ARUNI & ARUNDYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang