Keesokan harinya, Abian terburu-buru untuk pulang, perasaannya tidak karu-karuan. Selama ia di luar kota, ia hendak mengabari Zelvin tetapi hpnya tiba-tiba saja mati karena ia tak membawa cas.
Abian sudah berniat meminjam cas pada Galen, sayangnya cas hp mereka berbeda serta ia ingin mengirim pesan ke Zelvin lewat hp Galen, eh ternyata ga punya. Abian ingin membeli cas lagi tetapi keinget kata Zelvin untuk tidak membeli cas lagi, karena casnya di rumah itu sudah banyak dan yang kepakai cuman satu.
"Galen!" Abian memanggil sekretarisnya.
"Iya sabar!" jawab Galen. Ia sedang membereskan beberapa barangnya.
Setelah itu, mereka pergi pulang ke rumah. Dalam perjalanan pikirannya tak bisa dikatakan positif lagi. Ia berpikir jika ada hal yang tidak ia inginkan terjadi pada istri kesayangannya itu.
"Masih lama?" tanya Abian pada supirnya.
"Perjalannya masih jauh, Pak" jawab supir itu.
Galen berusaha menenangkan bosnya ini, dari kemarin pikirannya tidak karu-karuan hingga membuatnya tak bisa fokus dikerjaannya.
Sesampainya di rumah, hawa-hawa kegugupannya itu mulai ada. Abian mulai mengetuk pintu, pada saat pintu itu di buka.
Bug!
Bug!
Bug!
Ada yang memukul wajahnya tiga kali hingga tubuhnya terjatuh. Abian menatap sosok didepannya yang sudah memukulnya. Wajahnya memerah disertai dengan air mata yang terus menerus mengalir.
"INI MAKSUDNYA APA ABIAN?!" ucap Zelvin sambil melemparkan beberapa foto ke arah Abian.
Abian sedikit bingung, foto apa yang dimaksud istrinya itu? Hari-hari sebelumnya ia selalu bersama Galen dan ia beneran bekerja bukan untuk hal lain. Abian tak mau berpikir panjang, ia langsung mengambil salah satu foto tersebut.
Abian terkejut, kenapa ada foto lelaki telanjang serta ada Luna? Ini bukan tubuhnya dan kenapa bisa ada wajahnya? Pasti Luna telah mengeditnya dan memberikannya pada Zelvin.
"Ini bukan ak—" ucapan Abian terputus.
"Bukan lo gimana? Jelas-jelas itu wajah lo, kocak!" ucap Zelvin.
Abian berdiri, ia menghampiri Zelvin tetapi Zelvin terus menerus mundur. Jujur sekarang ia merasa takut pada Abian. Bahu Zelvin dipegang kuat-kuat oleh Abian.
"Dengerin gua dulu! Gua kemarin ga bales chat lo karena hp gua mati, gua udah pinjem cas ke Galen tapi casnya ga cocok. Terus ini bukan gua, masa lo ga inget sama tubuh suami sendiri?" tanya Abian. Ia sebenarnya tak ingin mengucapkan kata-kata kasar, cuman klo ga diginiin Zelvin akan terbawa arus karena editan Luna itu.
"Ta-tap—" ucapan Zelvin terpotong.
"Tapi apa? Mau gua perjelas lagi?" Abian melepaskan jasnya serta kemejanya kemudian ia lempar ke sembarang arah. Untungnya masih jam sekolah anak mereka.
Abian meraih tangan kanannya Zelvin, lalu memberikan foto tadi ke tangan kanannya. "Lihat, beda kan?" tanya Abian dengan nada lembut.
Zelvin merasa bersalah sudah memukul suaminya itu. "Hiks... Abian maaf" Zelvin langsung memeluk tubuh suaminya itu.
"Bukan kamu yang harusnya minta maaf tapi aku. Aku udah bikin kamu sakit, apalagi aku ga bisa hargai perasaan kamu. Maaf sayang, maaf" Abian memeluk erat tubuh istrinya kemudian mengecup keningnya.
"Kamu berhari-hari udah berusaha buat ga kepikiran kan? Aku ga kepikiran buat bilang ke satpam, aku pikir dia bakal pergi dan ga bakal balik. Aku mau jelasin, tapi udah keburu berangkat ke luar kota, sekarang aku jelasin semuanya ya" Abian mengangkat tubuh Zelvin, tangan Zelvin melingkar pada leher suaminya.
![](https://img.wattpad.com/cover/377179726-288-k461240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Abizel Family (SoobJun)
RomanceKehidupan keluarga Abian dan Zelvin beserta ketiga anaknya yang penuh dengan drama yang tidak jelas, bisa dibilang sepele tapi bagi mereka kecuali Zelvin itu ga sepele. Mau tau kelanjutannya? Yuk bisa yukk baca ceritanya. Ver AU ada di tiktok Socbn...