Di pagi hari yang cerah ini, terdapat sosok manusia yang masih terlelap dalam tidurnya. Ia masih betah menutup mata dengan selimut yang membungkus badannya. Sosok manusia itu adalah Sheira. Semalam ia tidur sangat larut karena harus menyelesaikan tugas kantornya yang tertunda karena anak perempuannya mengajaknya untuk terus bermain. Hal itulah yang membuatnya terlambat untuk bangun. Untung saja hari ini sedang libur, jika tidak ia akan terlambat untuk pergi ke kantor.
Sesuai dengan perkataan Sheira dulu jika ia akan menggantikan Papa Willy untuk memimpin perusahaannya setelah ia dan Bella menikah. Sheira memimpin perusahaan secara penuh saat Sheril sudah lulus dari kuliahnya karena saat itu Sheira menyerahkan Alana's Cafee kepada Sheril.
Ceklek..
Bella pov
Aku membuka pintu kamarku dan Sheira. Aku melihatnya yang masih tertidur dengan lelap. Biasanya aku akan membangunkannya atau ia akan bangun sendiri saat matahari belum memunculkan sinarnya. Aku menoleh ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 7.30 dan ia masih tertidur saat aku sudah selesai dengan kegiatan di pagi hariku.
Aku sudah selesai memasak, mandi, bahkan juga sudah memandikan anak kami. Aku tahu jika ia lelah karena pekerjaannya ditambah lagi semalam If mengajaknya bermain. Aku tidak tega membangunkannya, tapi kami akan pergi bersama Lexa dan Sheril untuk menemui dokter kandungan di rumah sakit.
Sedikit cerita, kami sepakat untuk melakukan program kehamilan anak kedua kami sama seperti kami mendapatkan If. Sebenarnya Sheira menolak keinginanku karena ia takut terjadi sesuatu denganku. Menurutnya aku masih terlalu cepat untuk hamil karena sebelumnya aku melakukan operasi untuk mengeluarkan If.
Untuk menghindari pertengkaran antara kami, kami memutuskan untuk konsultasi ke dokter mengenai hal itu. Setelah dokter memeriksaku, ia mengatakan jika aku sudah diperbolehkan untuk hamil lagi. Aku sangat bahagia saat mendengar itu, begitupun dengan Sheira. Tak lama setelah konsultasi, aku memutuskan untuk melakukan proses yang sama untuk mendapatkan anak kedua kami.
Bukan hanya aku saja yang melakukan proses ini, tapi Sheril juga ikut melakukannya. Ia dan Lexa sudah sepakat untuk memiliki anak dan kami memutuskan untuk melakukan proses itu di waktu yang sama. Saat ini kehamilanku dan Sheril sudah memasuki bulan ketiga.
Proses mendapatkan anak kedua kami tidak sesulit seperti mendapatkan If dulu. Hanya dengan sekali percobaan aku sudah dinyatakan hamil. Begitu juga dengan Sheril, ia sangat beruntung karena ia juga hanya melakukan sekali percobaan dan langsung dinyatakan hamil. Tapi dikehamilan kali ini aku sering mengalami morning sickness.
Kami melakukan itu di Indonesia, hanya saja proses pengubahannya yang dilakukan di luar negeri. Itu saja cerita mengenai proses kehamilanku. Aku harus membangunkan suamiku agar kami tidak kesiangan.
Aku berjalan menuju ke arah gorden dan membukanya. Setelah itu aku berjalan ke arah kasur dengan If yang masih anteng di gendonganku. Sesampainya di kasur, aku duduk di sebelah Sheira dan membuka selimut yang menutupi sebagian wajahnya.
"By.. bangun sayang. Kita ada janji buat periksa baby hari ini". Ujarku sambil mengelus kepala dan pipinya.
"My da". Ujar If dengan tangannya yang menunjuk ke arah Sheira.
"Iya sayang. Bantuin mommy bangunin dadda ya". Ujarku.
Setelah itu aku meletakan If di samping Sheira, tapi ia malah berpindah tempat dan duduk di perut Sheira. Kemudian ia menepuk-nepuk kedua pipi daddanya dengan tangan mungilnya itu sambil memanggil-manggil daddanya.
"Da..". Ujarnya.
Aku tertawa melihatnya. Tak terasa ia sudah hampir 2 tahun. Ia tumbuh dan berkembang dengan baik. Ia sudah bisa menyebutkan banyak kosa kata, meskipun masih belum bisa ia ucapkan dengan jelas. Ia juga dapat memahami apa yang orang katakan. Aku sangat menikmati momen saat mengasuhnya. Aku melihat dan tahu setiap tumbuh kembangnya. Aku merasa melihat diriku sendiri saat masih kecil karena If sangat mirip denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Happiness
General FictionMenceritakan kehidupan keluarga bahagia🥰 Sequel dari Choice of My Heart dan My Enemy is My Love.