Lexa dan Sheril tiba lebih dulu di rumah sakit. Mereka duduk di kursi depan ruang pemeriksaan sambil menunggu Sheira dan Bella yang belum juga tiba.
“Pas kamu chat tadi Bella bales apa yang?”. Tanya Lexa.
“Katanya sebentar lagi otw”. Jawab Sheril.
“Baby If lagi rewel kali boo atau Kak Bella lagi mual”. Lanjut Sheril.
“Aku gak bayangin kalau kamu morning sickness kayak Bella. Sengereog apa aku kalau kamu gitu. Mending yang sakit-sakit aku aja yang rasain jangan kamu. Kamu cukup hamil sama ngelahirin aja. Sama ngidam juga boleh, tapi jangan yang aneh-aneh”. Ujar Lexa.
“Dih.. itu diluar kendali aku ya kalau baby pengen sesuatu. Kamu harus turutin boo kalau nggak ntar babynya ileran”. Ucap Sheril.
“Iya aku turutin”. Ujar Lexa.
“Kamu jangan minta yang aneh-aneh ya bayi. Kalau kamu minta aneh-aneh, ntar kalau udah lahir kamu bubu uwel-uwel”. Lanjut Lexa mengultimatum bayi yang ada di perut istrinya.
“Ishh.. aku harus ekstra jagain babynya. Aku gak bisa percaya kalau kamu gak macem-macem”. Ujar Sheril dan Lexa memutar matanya malas.
“Oh! Halooo Ipiii”. Ujar Lexa heboh setelah melihat kedatangan orang yang mereka tunggu.
Sheira dan Bella berjalan menghampiri mereka dengan If yang berada di gendongan dadanya.
“Haloo bubu”. Balas Sheira sambil melambaikan tangan If.
“Kamu duduk sayang”. Ujar Sheira pada istrinya.
Bella segera duduk di kursi kosong yang berada di samping Sheril.
“Atee.. dadda ate..”. Ujar If sambil memukul-mukul wajah daddanya dan menunjuk Sheril.
Jika seperti itu tandanya If ingin digendong oleh tantenya. Sheril selalu mengajak If bermain, jadi If juga sangat dekat dengan Sheril. Jika dengan Lexa juga iya, tapi If terkadang tidak mau karena Lexa menjahilinya.
“Iya sayang sama dadda aja ya”. Ujar Sheira.
“No daa.. atee..”. Ucap If yang mulai merengek.
“Gapapa kak. Sini sama ate”. Ujar Sheril.
Sheril mengulurkan tangannya pada If dan If dengan cepat segera meraih tangan Sheril. Akhirnya Sheira memberikan If pada adiknya. Saat Sheril menerima If, bayi itu terlihat sangat senang dan ia bertepuk tangan sambil tertawa sehingga terlihatlah beberapa giginya.
“Uhh.. happy banget cantiknya ate.. mwahh.. mwahh”. Ujar Sheril yang di akhiri dengan mengecup kedua pipi If, kemudian ia mendudukan If di pangkuannya dan menghadap Lexa.
Setelah memastikan bayinya sudah nyaman, Sheira segera duduk di kursi kosong sebelah istrinya.
“Haloo Ipii bertemu lagi dengan bubu yang keren ini”. Ujar Lexa sambil memainkan tangan If yang membuatnya tertawa.
“Jangan diganggu boo ntar nangis”. Peringat Sheril karena Lexa jika sudah mengganggu If maka bayi itu akan menangis. Lexa tidak akan berhenti menggoda jika If belum menangis.
“Iya gak ganggu. Liat deh mbul dia ketawa”. Ucap Lexa sambil menekan-nekan pipi If dan Sheril membiarkan saja asal If tidak menangis.
“Mual lagi kak?”. Tanya Sheril pada Bella.
“Iya dek, tapi udah mulai berkurang”. Jawab Bella.
“Semoga cepet selesai kak. Pasti kakak capek banget”. Ujar Sheril.
“Iya dek. Hamil kali ini bener-bener nguras tenaga banget, tapi dinikmatin aja yang penting baby sama mommynya sehat”. Ucap Bella.
“Dek masuk duluan gih, udah jamnya ini”. Ujar Sheira setelah melihat jam tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Happiness
General FictionMenceritakan kehidupan keluarga bahagia🥰 Sequel dari Choice of My Heart dan My Enemy is My Love.