Hari demi hari telah berganti, saat ini kandungan Sheril dan Bella memasuki bulan ke 6. Mereka tidak mengidam aneh-aneh, tapi mereka menginginkan hal-hal dan berprilaku seperti anak kecil. Seperti saat ini, pagi-pagi Lexa sudah berdebat dengan istrinya yang membuat istrinya menangis dan berakhir dengan Lexa yang dimarahi oleh mamanya.
Saat Mama Sandra akan memanggil mereka untuk sarapan, ia tidak sengaja mendengar perdebatan antara anak dan menantunya. Mendengar tangisan Sheril, Mama Sandra langsung membuka pintu yang tidak sepenuhnya tertutup dan ia masuk menghampiri keduanya.
"Ini masih pagi kenapa kalian udah ribut?!". Ujar Mama setelah tiba di hadapan Sheril yang sedang menangis terduduk di lantai sambil memegangi jari-jemari suaminya.
"Kamu kenapa duduk di lantai sayang, ayo berdiri". Lanjutnya sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Sheril berdiri.
Ketika sudah berdiri, ia langsung memeluk mertuanya.
Plak!
"Kamu apain anak mama sampe nangis gini?!". Tanya Mama setelah memukul Lexa sambil memelototkan matanya.
"Anak mama tuh susah banget dibilangin!". Ujar Lexa yang tanpa sengaja sedikit meninggikan nada suaranya.
"Berani kamu ninggiin suara kamu ke mama?!". Ucap Mama.
Lexa yang baru saja menyadari itu, ia menundukan kepalanya. Lexa memang terlihat berandal, tapi ia masih memiliki sopan santun dengan orang tua terutama mamanya.
"Maaf ma gak sengaja". Ucap Lexa.
"Jawab pertanyaan mama". Ujar Mama Sandra.
"Lexa gak berani ma ninggiin suara ke mama, tadi gak sengaja". Jawabnya dengan wajah polos sambil menatap takut ke arah mamanya.
"Bukan yang itu Lexa!". Geram Mama.
"Anak mama itu mau ikut Lexa kerja ma. Lexa mau liat perkembangan pembangunan hotel baru ma. Gak mungkin Lexa ngajak anak mama itu, ntar dia capek. Gak dibolehin dia malah gak ngebolehin Lexa pergi, terus dia duduk dan nangis kayak yang mama liat". Jelas Lexa.
"Hff.. kamu itu bosnya, kamu yang punya perusahaan, gak bisa apa kerjaan ditinggal. Istrimu lagi hamil anak kamu loh ini, masa kamu lebih mentingin kerjaan. Sekarang kamu udah berkeluarga, pentingin keluarga daripada kerjaan kamu itu". Ujar Mama.
Lexa menghela napas dan melirik istrinya.
"Udah selesaiin urusan kalian. Mama gak mau kalian ribut gini". Ucap Mama.
"Jangan nangis ya nak, kasian babynya. Mama keluar ya, kalau kalian udah selesai buruan sarapan". Lanjutnya pada Sheril sambil mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
"Iya ma, maaf udah ganggu mama". Ucap Sheril.
"Gapapa sayang". Ujar Mama.
Setelah itu Mama Sandra keluar dari kamar dan menutup pintu. Sedangkan Sheril dan Lexa terdiam saling memandang. Selang beberapa saat, Lexa menarik pelan lengan Sheril hingga Sheril berada di pelukannya.
"Udah jangan nangis. Maafin aku ya, aku tadi sempet emosi". Ujar Lexa sambil mengusap punggung istrinya.
"Hmm.. ini maunya baby boo, maaf kalau ganggu kamu". Ucap Sheril.
"No sayang, gak ganggu kok". Ujar Lexa.
"Aku ganti baju dulu ya". Lanjutnya seraya melepas pelukannya.
"Gak kerja.. Gapapa kerja aja boo". Ujar Sheril.
"Nggak sayang, hari ini sama kamu aja. Kerjaan aku besok aja aku lanjutin". Ucap Lexa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Happiness
Ficción GeneralMenceritakan kehidupan keluarga bahagia🥰 Sequel dari Choice of My Heart dan My Enemy is My Love.