Sesampainya di rumah Bella segera bebersih setelah itu ia langsung merebahkan dirinya di kasur. Begitupun dengan Sheira yang baru saja merebahkan dirinya di samping istrinya setelah ganti baju.
Sheira pov
Setelah bebersih dan ganti baju, aku segera menyusul istriku yang sedang berbaring di kasur. Aku akan mengajaknya untuk makan siang. Saat aku sudah berdiri di belakangnya, aku bisa melihat jika ia tengah memikirkan sesuatu.
“Sayang..”. Panggilku, tapi ia tidak menoleh.
“Sayangnya aku..”. Panggilku sekali lagi, tapi ia masih diam tidak merespon.
Aku mencoba memegang lengannya agar ia menghadap ke arahku. Saat aku menyentuhnya, tubuhnya terhentak dan aku bisa melihat jika ia sangat terkejut saat ia menatapku.
“Astaga by! Aku kaget banget”. Ujarnya sambil memegang dada dan mengganti posisinya menjadi duduk.
“Maaf sayang, aku gak bermaksud buat ngagetin kamu. Tadi aku udah manggil-manggil kamu, tapi kamu gak nyaut”. Jelasku.
“Sorry aku lagi ngelamun tadi”. Ucapnya.
“Ada apa by?”. Tanyanya.
“Makan siang dulu yuk. Habis makan kita istirahat”. Ajakku.
“Suapin ya by”. Pintanya.
“Iya sayang, ayo”. Ucapku.
Aku mengulurkan tangan untuk membantunya turun dari kasur. Ia menyambut tanganku sambil menampilkan senyum manisnya itu. Senyum yang selalu aku suka yang membuatnya semakin cantik. Kemudian kami berjalan untuk menuju ke meja makan. Sesampainya di sana, aku menyiapkan makanan untuk istriku karena aku akan menyuapinya terlebih dahulu setelah itu giliranku untuk makan.
“Banyak banget by. Itu kebanyakan sayang”. Protesnya saat aku baru saja meletakan piring dan gelas di hadapannya.
Memang aku mengambilkan makanan sedikit lebih banyak dari porsi biasanya karena tadi pagi ia hanya makan sedikit sebelum muntah dan setelah muntah tidak makan lagi.
“Kamu tadi sarapan cuma sedikit dan gak makan apa-apa lagi”. Jelasku saat aku sudah duduk di sampingnya.
“Tapi itu kebanyakan hubbyy..”. Rengeknya yang membuatku gemas.
“Gapapa entar aku yang habisin kalau kamu gak habis”. Ujarku.
“Sini aku suapin”. Ucapku.
Aku segera menyendokan makanan dan mulai menyuapinya. Hingga beberapa saat kemudian makanan di piring itu hampir habis. Saat aku akan menyuapinya lagi, ia menghentikanku karena sudah kenyang.
“Udah by, kenyang”. Ujarnya.
“Ya udah kalau gitu. Ini minum dulu”. Ujarku seraya memberikan gelas yang berisi air putih kepadanya.
Ia menerima gelas itu dan meminumnya hingga setengah.
“By tolong ambilin vitamin yang tadi dikasih dokter. Vitaminnya ada di tas aku, kamu tau kan?”. Ujarnya.
“Iya aku tau kok. Ya udah aku ambil dulu”
“Hmm..”
Aku beranjak dari dudukku dan berjalan ke arah kamar untuk mengambil vitamin yang diminta istriku. Aku segera mengambilnya dan membawanya.
“Sayang ini”. Ujarku memberikan vitamin dan duduk kembali ke kursiku.
“Hmm.. makasih by. Itu makanan kamu udah aku siapin”. Ujarnya.
“Iya sayang makasih. Aku makan dulu ya”. Ujarku.
Aku mulai menyantap makananku sambil melihat istriku yang sedang meminum vitaminnya. Setelah itu ia menemaniku makan. Beberapa saat kemudian aku sudah menghabiskan makananku dan aku segera mencuci piringnya. Selesai mencuci piring, aku mengajaknya untuk kembali ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Happiness
General FictionMenceritakan kehidupan keluarga bahagia🥰 Sequel dari Choice of My Heart dan My Enemy is My Love.