12

176 17 12
                                    

Bella pov

“Enghh.. byhhh..”

“Hmm..”

“Tolong ganti baju If by”. Pintaku karena aku baru ingat jika tadi baju If belum diganti.

“Iya sayang sebentar”. Ujarnya.

Ia tengkurap sambil memelukku dari samping. Aku mengelus kepalanya yang ia letakan di samping leherku. Kami baru saja selesai bermain selama 1 jam. Saat kami beristirahat, aku baru menyadari jika baju If belum diganti. Aku selalu mengganti pakaian jika setelah keluar dari rumah untuk mengunjungi tempat keramaian. Agar kami tidur dalam keadaan bersih dan juga nyaman.

Aku merasakan ada pergerakan di sampingku dan saat aku melihat ke samping, ternyata Sheira sedang menatapku. Ia tersenyum sambil mengelus pipiku.


Cup..


Ia mengecup singkat bibirku.

“Makasih ya sayang. Kamu nyaman gak? aku kasar gak tadi?”. Tanyanya.

Ia selalu bertanya seperti itu setiap kali kami selesai bermain. Ia selalu memastikan kenyamananku. Ia tidak pernah kasar dan selalu bermain dengan lembut. Aku selalu nyaman dengan setiap sentuhannya dan aku selalu merasa sangat puas.

“Sama-sama hubby. Seperti biasa, kamu selalu ngelakuin yang terbaik. Aku selalu nyaman dan kamu gak pernah kasar. Aku selalu ngerasa puas banget. Kalau kamu gimana?”. Ujarku.

“Sama kayak yang kamu rasain. Aku selalu puas dengan semua hal yang kamu lakuin”. Balasnya.

Kemudian ia menyingkap selimut sebatas perutku sehingga tubuh bagian atasku terpampang. Ia menurunkan badannya ke perutku, kemudian mengelus dan menciuminya.

“Haloo baby, maaf ya tidur kamu terganggu sama dadda. Dadda kangen mommy dan juga kamu. Tidur lagi ya baby, makasih atas kerja samanya”. Ujarnya yang membuatku tertawa dengan perkataannya.

Selain mengucapkan terima kasih padaku, ia juga melakukan hal seperti ini. Ia mengelus dan mencium perutku, kemudian ia berbicara pada anaknya. Setelah itu ia menaikan lagi selimutnya hingga menutupi dadaku.

“Sayang kamu istirahat aja dulu. Aku mau bersih-bersih sebentar terus ganti baju baby, setelah itu aku bantuin kamu buat bersih-bersih”. Ujarnya.

“Iya sayang”

Setelah itu ia menyingkap selimut yang menutupi tubuh polosnya dan berjalan ke kamar mandi tanpa menggunakan apapun untuk menutupi badannya. Pemandangan seperti itu biasa kulihat setelah kami menyelesaikan permainan kami dan aku selalu tertawa melihatnya.

Aku heran melihat badannya karena setelah menikah denganku, badannya bukan berubah menjadi berisi seperti badan orang setelah menikah. Biasanya setelah menikah, badan seseorang akan bertambah gemuk, tapi tidak dengannya. Ia semakin berisi, tapi badannya semakin kekar. Bahkan massa otot di badannya semakin bertambah.

Oleh karena itu, aku selalu memperhatikan penampilanku karena tidak menutup kemungkinan jika ada yang tergoda dengannya. Aku percaya dengannya jika ia tidak akan tergoda bahkan selingkuh dengan wanita lain, tapi aku tetap harus terlihat menarik dan menggoda dimatanya.

Lamunanku terhenti saat aku melihat seseorang yang sangat aku cintai keluar dari kamar mandi dengan berbalut bathrobe dan rambutnya yang basah. Ia tersenyum kearahku kemudian berjalan ke lemari If untuk mengambil pakaian anak kami.

Aku selalu terpesona dengan tatapan, senyuman, perlakuan dan apapun tentang dia. Aku melihat apa yang ia lakukan pada If. Ia dengan hati-hati melepas baju If, melepas ikat rambutnya hingga memasangkan baju padanya. Setelah mencium If, ia berjalan ke arahku dan duduk di pinggir kasur.

The HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang