𝟗. 𝐑𝐞𝐥𝐢𝐚𝐛𝐥𝐞 𝐂𝐡𝐚𝐫𝐦𝐞𝐫

369 19 0
                                    

Well sometimes widows are more attractive

Suara sirine mobil polisi menggelegar di setiap sudut jalan yang sunyi, menyibak malam yang sudah larut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara sirine mobil polisi menggelegar di setiap sudut jalan yang sunyi, menyibak malam yang sudah larut. Kota hampir sepenuhnya tenggelam dalam tidur, menyisakan sedikit pergerakan di sepanjang jalan. Di dalam mobil yang melaju dengan kecepatan sedang, Arnelita Vanesha terus menatap ke luar jendela. Wanita itu tampak sedikit lelah setelah menyelesaikan misinya malam ini. Keanggunannya tetap terlihat, meski ada jejak kelelahan di wajahnya yang mempesona.

"Kau terlihat mengantuk, Vanesha," ujar Alex, sambil sesekali melirik rekan kerjanya. Ia sedang mengemudi dengan tenang, memecah kebisuan di antara mereka.

Vanesha mendengus kecil dan menatap Alex. "Memang," jawabnya singkat.

Alex tersenyum kecil, mencoba mencairkan suasana. "Ku pikir agen setangguh dirimu takkan merasakan kantuk," candanya. Dalam hati, ia mengakui bahwa Vanesha memang sosok yang sangat menarik untuk diabaikan-sulit baginya untuk tak terkesan.

"Aku ini manusia, Alex, bukan macan yang terus terjaga untuk memangsa," balas Vanesha sambil mendengus ringan. Tatapannya beralih ke sepatu hak tinggi yang ia kenakan, sedikit meringis saat merasakan ketidaknyamanan di kakinya.

"Kukira, kau harus mulai berpikir untuk mengenakan sepatu yang lebih nyaman," saran Alex sambil memperhatikan bagaimana jemari Vanesha perlahan melepas sepatu tersebut, memperlihatkan kelegaan yang dirasakannya.

Vanesha tersenyum tipis. "Bukan tipeku," jawabnya singkat, sambil menatap Alex sejenak.

"Kau tahu aku lebih suka yang berbau elegan," lanjut Vanesha, namun kalimatnya terputus. Dia berhenti sejenak, menoleh ke arah jalan dan kembali fokus pada malam yang dingin di luar sana. "Tapi mungkin, kadang-kadang kenyamanan memang lebih penting," tambahnya dengan nada yang lebih lembut.

Alex tersenyum lebar. "Setidaknya ada yang bisa kita sepakati malam ini," katanya sambil terus melajukan mobil di bawah kerlip lampu jalan yang jarang.

"Jalan ini, entah kenapa mengingatkanku pada kabar tentang Max yang bunuh diri," ujar Vanesha tiba-tiba, membuka pembicaraan yang membuat Alex terdiam. Kebingungan terlihat di wajahnya, tidak tahu bagaimana merespon. Topik ini bukan sesuatu yang mudah dibicarakan, dan Alex tahu, ini hanya akan menambah beban luka di hati Vanesha.

Meskipun Vanesha dikenal sebagai wanita yang tangguh, tegas, dan cerdas, ada kalanya dia merindukan sosok sang suami. Lima tahun yang lalu, pada tanggal 17 Juli, tepat di hari ulang tahun suaminya, Vanesha harus menerima kenyataan pahit. Max, pria yang sangat ia cintai, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah terlibat dalam tragedi yang memilukan-membunuh rekan kerjanya di gedung kantor tempat ia bekerja, di lantai 20.

Death PeakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang