𝟒. 𝐂𝐨𝐥𝐝 𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝𝐞𝐝 𝐌𝐚𝐧

220 11 0
                                    

His presence pierced the room, a reminder of human cruelty.

Sebuah ruangan megah yang sangat gelap, dengan dominasi warna hitam pada dinding, langit-langit, dan perabotan utama, menciptakan suasana misterius dan sedikit menyeramkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah ruangan megah yang sangat gelap, dengan dominasi warna hitam pada dinding, langit-langit, dan perabotan utama, menciptakan suasana misterius dan sedikit menyeramkan. Sentuhan warna hijau emerald pada sofa-sofa kulit dan beberapa aksen lainnya memberikan kontras yang menarik pada ruangan tersebut.

Udara di dalam ruangan terasa tegang namun tenang, memancarkan kesuraman yang khas. Di tengah ruangan, seorang pria berdiri dengan penampilan yang lebih dari sempurna, menambah kehadiran yang memikat dalam suasana tersebut.

Pria itu berdiri tegap, memancarkan aura kekuatan dan keanggunan yang luar biasa. Tubuhnya tinggi dan proporsional, otot-ototnya terlihat jelas di balik setelan hitam yang dirancang dengan sempurna, menambah kesan elegan namun penuh kekuatan. Kulitnya halus, berwarna sedikit keemasan, memberikan kesan eksotis dan misterius.

Wajahnya tampak seperti karya seni, dengan rahang tegas dan dagu kuat yang menandakan keteguhan. Bibirnya tipis namun berbentuk sempurna, memberikan kesan kesungguhan sekaligus pesona tak terelakkan. Matanya, tajam dan dalam, berwarna abu-abu gelap dengan kilau yang seakan menyimpan rahasia tak terungkap. Pandangannya mampu menusuk hati, seolah-olah melihat jauh ke dalam jiwa orang yang menatapnya.

Rambutnya hitam legam, dipotong rapi namun masih memberi kesan sedikit liar, beberapa helai jatuh dengan anggun di dahinya. Di bawah pencahayaan samar, kilau rambutnya seperti bayangan malam yang misterius. Jari-jarinya panjang dan ramping, dengan tangan yang kokoh namun lembut, seolah setiap gerakannya dipenuhi dengan ketelitian dan kehati-hatian. Setiap detil dari pria ini, dari cara ia berdiri hingga tatapan dinginnya, membuat siapa pun yang melihatnya terpana, seolah ia adalah perpaduan sempurna antara kekuatan, keanggunan, dan misteri.

Pandangan pria itu menatap dingin ke perapian yang menyala. Suaranya berat dan menusuk saat ia berbicara, "Berapa orang?"

"Delapan orang, Tuan," jawab seorang lelaki tua dengan intonasi lembut dan penuh kehati-hatian, berdiri sopan di belakang pria tersebut dengan penampilan yang kusut.

"Delapan orang, ya," balas pria itu. Ia kemudian mengambil salah satu batang besi dan mulai menggunakannya untuk mengaduk api di perapian. Suara kayu yang terbakar terdengar berderak-derak, menambah kesan tegang di ruangan tersebut. Cahaya api memantul di wajahnya yang penuh dengan bekas luka, memberikan bayangan kelam yang bergerak seiring dengan nyala api.

"Menurutmu, apa yang seharusnya kita lakukan terhadap mereka?" tanyanya sambil membalikkan tubuh, mengangkat batang besi yang menyala api. Tatapannya tajam, seperti menunggu jawaban yang tak dapat ditarik kembali.

Orang di hadapannya terdiam sejenak, merasakan tekanan dari pertanyaan itu.

"Kita harus memanfaatkan mereka, Tuan. Seperti yang Anda tahu, mereka hanyalah remaja yang cenderung meremehkan banyak hal. Kita bisa dengan mudah menjebak mereka," jawab lelaki tua itu terbata-bata, mencoba tersenyum meyakinkan meski terdengar sedikit panik.

"Kita?" Pria itu mengangkat sebelah alisnya, raut wajahnya mengeras, jelas tak senang dengan pemilihan kata tersebut. Matanya menyipit, menatap lelaki tua di hadapannya seolah sedang menilai setiap gerak-geriknya. "Memangnya kau siapa?" tanyanya dengan nada dingin yang menusuk, seperti pedang yang disarungkan dengan penuh kehati-hatian namun siap untuk ditebaskan.

"Tuan, aku ..." Lelaki tua itu tertegun, suaranya hampir tertelan di tenggorokannya. Seketika, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Ia tak menyangka akan mendapat pertanyaan itu, terutama setelah bertahun-tahun mengabdikan dirinya tanpa ragu pada pria yang berdiri di hadapannya. Apakah semua pengorbanannya selama ini tak cukup? Apakah setelah menyerahkan seluruh hidupnya kepada pria itu, pertanyaan seperti "memangnya kau siapa" masih pantas diajukan?

Jantungnya berdegup kencang, dan ia merasa seolah waktu melambat. Seulas senyum kaku mencoba menghiasi wajahnya, meski jelas terselip ketakutan di baliknya. "Aku selalu setia kepada Anda, Tuan. Segala yang kulakukan adalah demi kepentingan Anda," lanjutnya, dengan suara bergetar meski ia berusaha mati-matian untuk terdengar meyakinkan. Namun, mata pria itu tetap menatapnya dengan tajam, tak terpengaruh oleh kata-kata sang lelaki tua.

Tanpa aba-aba, pria itu tiba-tiba menusukkan besi yang menyala ke perut lelaki tua tersebut. Seketika, lelaki tua itu terkejut, tak menduga serangan yang begitu tiba-tiba. Darah mulai mengalir di sekitar luka tusukan, sementara sorot matanya menjadi berkaca-kaca, dan suaranya terdengar serak.

"Tuan," lelaki tua itu mengerang lagi saat pria di depannya dengan kasar mengeluarkan besi dari perutnya, menyebabkan lebih banyak darah menyembur keluar dan mulutnya sekarang juga dipenuhi darah. Tiba-tiba ambruk dengan nyawanya yang melayang.

"Lemah," gerutu pria itu, melempar besi itu sembarangan.

"Bard!"

"Baik, Tuan!" Seorang pria bertampang garang segera datang saat pria itu memanggil, kini mulai duduk di sofa.

"Mutilasi dia."

"Baik, Tuan," kata Bard patuh dan mulai menyeret tubuh lelaki tua itu. Beberapa pelayan yang melihatnya segera membersihkan darah dan bekasnya.

Namanya Maximilian Rhett Ironwood, seorang pria dengan pahat sempurna yang merupakan pemimpin organisasi pembunuhan bernama Nexus.

Logo untuk organisasi rahasia fiksi "Nexus" dirancang dengan gaya sleek dan modern. Logo ini menampilkan simbol geometris abstrak yang mewakili konektivitas dan misteri, dengan sudut tajam dan bentuk yang saling terjalin. Skema warna yang digunakan adalah kombinasi biru tua dan perak, memberikan kesan sofistikasi dan intrik. Kata "Nexus" terintegrasi dalam desain menggunakan font futuristik yang bold. Secara keseluruhan, logo ini memiliki tampilan minimalis namun berdampak, sangat cocok untuk sebuah organisasi yang bersifat rahasia.

Nexus bertujuan untuk menjalankan operasi yang tersembunyi, berfokus pada misi pembunuhan terencana dan eliminasi target-target yang dianggap sebagai ancaman. Organisasi ini terdiri dari individu-individu terlatih yang memiliki keahlian khusus dalam taktik stealth dan strategi bertahan hidup. Dengan menggunakan jaringan informasi yang kompleks dan koneksi yang mendalam, Nexus mengatur dan melaksanakan rencana yang efisien, menjaga agar jejak mereka tetap tersembunyi. Dalam menjalankan misi-misi tersebut, Nexus percaya pada keadilan terselubung dan menganggap diri mereka sebagai penyeimbang dalam dunia yang penuh kekacauan.

Tetapi tampaknya Max terlalu senang membunuh seseorang sehingga jika ia bosan ia dapat memerintahkan seseorang untuk membunuhnya atau ia dapat membunuh mereka.

Dunia memang dipenuhi intrik yang kejam. Yang tak bersalah sering kali menjadi korban, sementara yang bersalah justru mendapat hukuman yang lebih berat. Di sisi lain, mereka yang berkuasa cenderung mendapatkan kelonggaran dan perlindungan. Ini mengingatkan kita akan kekejaman manusia yang lebih dahsyat daripada apa pun. Dalam realitas yang menyakitkan ini, kita dituntut untuk merenungkan tentang keadilan dan kemanusiaan, serta berupaya membangun dunia yang lebih baik dan lebih adil bagi semua.

Namun ada satu hal yang menarik tentang pria itu. Ketertarikannya pada wanita hampir tidak ada.

 Ketertarikannya pada wanita hampir tidak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Death PeakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang