Bab 6. Are You Jealous?

243 7 0
                                    

"Kimberly? Apa kabar, Sayang?"

Seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik menyapa hangat Kimberly yang masuk ke dalam rumah. Maisie Davies—ibu tiri Kimberly yang terkenal ramah itu selalu bersikap baik pada Kimberly. Sayangnya, Kimberly tak pernah ramah pada Maisie. Seperti saat ini, Kimberly memasang wajah dingin kala Maisie menyapanya.

"Aku baik. Di mana ayahku? Apa dia masih di kantor?" Kimberly menjawab pertanyaan Maisie dengan nada yang dingin tapi tetap sopan pada ibu tirinya.

Senyuman di wajah Maisie terlukis. "Iya, Kimberly. Ayahmu masih di kantor. Tadi ayahmu bilang dia akan pulang terlambat. Belakangan ini ayahmu sibuk dengan project di perusahaannya yang terbaru."

Kimberly mendesah pelan mendengar ucapan Maisie. Sudah tak heran dia mendapatkan jawaban seperti itu, karena dia tahu ayahnya itu terlalu sibuk dengan pekerjaan. Akan tetapi kesibukan ayahnya berbeda dengan Fargo. Bisa dikatakan ayahnya itu mencintai ibu tirinya. Setiap kali sibuk, ayahnya pasti akan memberikan kabar pada ibu tirinya, berbeda dengan Fargo.

"Aku ke sini ingin bertemu dengan Gilda. Di mana putrimu itu?" tanya Kimberly to the point.

"Kau mencari Gilda?" Maisie sedikit terkejut karena Kimberly mengatakan mencari Gilda.

Kimberly mengangguk singkat merespon ucapan Maisie.

"Gilda ada—"

"Mom, aku berangkat sekarang. Hari ini aku ada pemotretan." Gilda, saudara tiri Kimberly melangkah mendekat pada Maisie, hingga membuat ucapan Maisie terpotong. Pun raut wajah Gila menunjukkan jelas keterkejutannya melihat Kimberly.

"Kau di sini, Kim?" tanya Gilda terpaksa basa-basi, tak suka melihat keberadaan Kimberly.

"Aku yakin kau tidak lupa ingatan. Ini adalah rumah ayahku. Aku berhak ada di sini," ucap Kimberly dingin dan tak ramah.

Gilda mendecakan lidahnya seraya memutar bola mata jengkel mendegar respon Kimberly.

"Gilda ... Kimberly ke sini karena ingin bertemu denganmu, Sayang," kata Maisie hangat dengan senyuman ramah di wajahnya.

"Menemuiku? Ada apa kau menemuiku?" Kening Gilda mengerut.

"Kita bicara di luar. Tidak di sini," jawab Kimberly dingin.

Gilda mendengkus kesal. Padahal hari ini dia terburu-buru tapi semua tertunda karena kedatangan Kimberly. Ingin sekali menolak, tapi Gilda tahu itu tidaklah bisa. Gilda sedang malas jika harus berdebat dengan saudara tirinya itu.

"Gilda, pergilah. Mungkin ada yang Kimberly ingin katakan penting padamu, Nak," ujar Maisie hangat dan ramah.

Gilda menganggukkan kepalanya dengan raut wajah yang tampak masih kesal.

***

"Kau ingin bicara apa, Kim? Cepat katakan. Aku tidak memiliki waktu berlama-lama denganmu." Gilda berseru dengan nada yang tak suka kala Kimberly membawanya ke taman belakang. Tampak tatapan mata Gilda sejak tadi menatap dingin Kimberly.

"Kau memiliki project apa dengan suamiku?" tanya Kimberly dingin dan to the point.

Raut wajah Gilda berubah mendengar ucapan Kimberly. Wajah wanita itu sedikit memucat. Akan tetapi pancaran mata Gilda langsung menunjukkan sifat yang tenang dan anggun. "Project yang pastinya melibatkanku sebagai seorang model. Mungkin kau bisa bertanya detail pada suamimu sendiri. Wait! Jadi kau menemuiku hanya karena ingin menanyakan hal ini? Oh, Kimberly. Apa kau takut aku akan merebut suamimu, hm?" sindirnya meledek.

"Jaga bicaramu! Aku sama sekali tidak takut!" sembur Kimberly terpancing emosi.

Gilda mengangkat bahunya tak acuh. "Jika kau tidak takut harusnya kau tidak perlu menginterogasiku. Lagi pula aku yakin, suamimu juga pasti banyak bekerja sama bisnis dengan para wanita. Seperti kau yang juga pasti memiliki rekan bisnis pria. Jadi tolong bersikap professional. Jangan cemburu tidak jelas."

Damian & KimberlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang