Bab 67. Unknown Number

111 5 0
                                    

Sebuah hotel mewah dengan nuansa warna cokelat dipadukan emas sangat memberikan kenyamanan di mata. Aroma lavender membuat ketenangan sekaligus rasa hangat dan melupakan sejenak beban dipikiran. Kamar hotel yang megah itu tampak damai dan sunyi.

Tak ada suara-suara atau orang yang mengganggu ketenangan pikiran Kimberly. Saat ini, dia merasa lebih baik, karena dia jauh dari keluarganya dan menghindari masalah. Walau masalah tidak akan mudah hilang begitu saja tapi paling tidak, dia merasa sedikit terbebas sejenak.

Kimberly berada di sebuah hotel bersama dengan Damian. Hotel yang letaknya tak terlalu jauh dari rumah sakit di mana Fargo dan Gilda dirawat. Alasan Damian membawa Kimberly ke hotel, karena Damian ingin menjauhkan sang kekasih sebentar dari masalah.

"Kim." Damian melangkah masuk ke dalam kamar hotel, mendekat pada Kimberly.

Kimberly mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. Tampak senyuman samar di wajahnya terlukis melihat Damian datang mendekat padanya—seraya membawakan nampan yang berisikan makanan.

"Kau habis dari mengambil makanan?" tanya Kimberly pelan kala Damian sudah meletakan makanan ke atas meja.

Damian mengecup bibir Kimberly singkat. "Iya, aku tadi meminta pelayan menyiapkan Foie Gras untuk kita. Kau belum makan sejak tadi, Kim."

Kimberly tersenyum lembut. "Terima kasih, tapi aku belum lapar, Damian. Aku akan makan nanti saja kalau aku sudah ingin makan."

"Makan jangan tunggu lapar, Kim. Dalam keadaan seperti ini pasti kau tidak akan mungkin lapar." Damian membelai pipi Kimberly. "Makanlah bersama denganku. Aku tidak mau makan kalau kau tidak makan, Kim."

Kimberly menghela napas pelan. Wanita itu sebenarnya belum nafsu untuk makan. Namun, jika Damian sudah meminta seperti ini, maka Kimberly tidak bisa membantah. Dia tidak mau egois membuat Damian tak makan karena dirinya.

"Baiklah, kita makan bersama," jawab Kimberly pelan.

Damian tersenyum dan mengecup bibir Kimberly singkat. Detik selanjutnya, pria tampan itu mulai menikmati makanan yang tersaji di hadapannya bersama dengan Kimberly.

Beberapa saat, keheningan menyelimuti Damian dan Kimberly. Keduanya menikmati makan malam tanpa ada percakapan yang terjalin. Hanya sesekali Damian melihat raut wajah Kimberly muram memendung banyak masalah. Pria tampan itu menyadari bahwa masalah ini memang sangat melukai hati Kimberly.

"Damian," panggil Kimberly yang lebih dulu memulai percakapan.

"Hm? Ada apa?" Damian membelai pipi Kimberly lembut.

Kimberly menghentikan makannya sebentar. Tatapannya teralih pada Damian. Terlihat pancaran mata Kimberly seperti memendung banyak hal di sana. "Nanti kalau Fargo sudah siuman, aku akan meminta pengacaraku mengurus perceraianku dengan Fargo. Aku tidak mau menunda-nunda lagi. Bukti sudah jelas. Tidak mungkin aku tetap mau menjadi istri Fargo. Setelah semua yang terjadi, sudah cukup menghancurkan hatiku."

"Bercerailah. Aku akan selalu mendukungmu, Kim," jawab Damian seraya menatap lekat dan dalam manik mata hazel Kimberly.

Kimberly menyandarkan kepalanya di dada bidang Damian. Memeluk pria itu dengan penuh kehangatan. "Damian, di dunia ini yang aku percaya hanya dirimu. Aku beruntung memilikimu yang selalu mendukungku. Jangan kecewakan aku, Damian. Aku tidak tahu bagaimana diriku, jika kau sampai membuatku kecewa."

Damian menarik dagu Kimberly, mencium dan melumat lembut bibir Kimberly. Ciuman yang seolah menyalurkan energy positive dan kekuatan untuk Kimberly. "Aku selalu berusaha untuk tidak mengecewakanku, Kim."

Kimberly tersenyum hangat dan tulus. "Aku percaya padamu, Damian. Sangat memercayaimu."

Damian menyapukan hidungnya ke hidung Kimberly. Kening mereka beradu. Tatapan mereka pun saling menatap dalam dan penuh perasaan. Mereka seolah tak peduli akan apa pun yang terjadi di luar sana.

Damian & KimberlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang