Kimberly terkejut sekaligus bergeming di tempatnya kala hasil USG telah dilempar oleh Fargo, menyentuh wajahnya, hingga terjatuh di lantai. Tampak raut wajahnya memucat kala menatap hasil USG jatuh ke lantai. Jantungnya seakan ingin berhenti berdetak.
Tenggorokan Kimberly seolah telah menelan sesuatu yang berat. Lidahnya kelu akibat keterkejutan. Matanya menatap nanar hasil USG miliknya yang harusnya ada di dalam tas. Perlahan, Kimberly mengambil hasil USG yang terjatuh itu—menatap begitu jutaan arti terdalam. Otaknya berputar berusaha mencerna kenapa bisa hasil USG miliknya ada di tangan Fargo. Detik itu juga kepala Kimberly nyeri luar biasa memikirkan semua ini.
"Kenapa hanya diam, Kim? Kau tidak mampu memberikan penjelasan padaku, hah?!" seru Fargo dengan nada tinggi dan begitu keras.
Kimberly mengalihkan pandangannya, menatap dingin dan tajam Fargo. Meski rasa takut menguasai dirinya, tapi Kimberly tak boleh lemah. Sekalipun tak ada yang membelanya, tetap Kimberly mampu berdiri tegak menjadi pelindung untuk bayi yang ada di kandungannya.
"Kau salah. Aku ingin bercerai darimu karena kau telah menipuku. Kehamilanku ini adalah hadiah dari luka yang aku dapatkan karena telah ditipu oleh suamiku sendiri. Lagi pula, kenapa kau harus marah? Kau juga menghamili Gilda. Kau bahkan lebih dulu berselingkuh dariku. Kalaupun sekarang aku hamil, ini semua karena dulu kau selalu mengabaikanku, Fargo. Jangan balikan keadaan seolah diriku yang bersalah." Kimberly menjawab dengan suara tenang, tegas, dan menantang tanpa sedikit pun rasa takut.
"Fuck! Kau jangan seolah menjadikan dirimu berada di sisi benar, Kimberly! Munafik! Kau sendiri saja berselingkuh dariku! Kau bahkan mengandung anak yang tidak jelas asal usulnya! Ya, aku mengakui diriku berengsek karena telah menghamili saudara tirimu, tapi apa bedanya denganmu, hah?! Belum tentu pria yang menghamilimu itu jauh lebih baik dariku!" bentak Fargo kuat.
"Jaga bicaramu! Ayah dari bayi yang aku kandung jauh lebih baik darimu! Bahkan dia tidak pernah memanfaatkanku seperti kau yang memafaatkanku! Kau terlalu pecundang, Fargo! Kau tidak mau bercerai dariku, tapi kau masih tetap mempertahankan Gilda! Berengsek! Kau benar-benar bajingan!" Kimberly meluapkan amarahnya memaki Fargo.
"Beraninya kau membandingkanku dengan pria sialanmu itu!" Fargo mendorong tubuh Kimberly, terbentur kedinding. Dia menekan tubuh Kimberly, hingga membuanya tak bergerak sedikit pun. Berkali-kali Kimberly memukul kuat dada Fargo, tapi hasil tetap nihil. Kimberly tetap tak bisa lepas dari jerat Fargo.
"Lepaskan aku, Berengsek!" Kimberly menatap tajam Fargo.
Fargo mencengkram kuat rahang Kimberly, bahkan nyaris meremukan. Terdengar rintihan perih di bibir Kimberly, tapi Fargo sama sekali tidak memedulikan itu. Amarah dalam diri Fargo tak terkendali kala Kimberly membandingkan dirinya dengan pria sialan yang telah menghamili sang istri.
"Dengarkan aku, Kim. Kita tidak akan bercerai. Persetan dengan siapa ayah dari bayi yang kau kandung. Kita tidak akan bercerai," desis Fargo tajam, dan penuh peringatan.
Kimberly tersenyum sinis. "Kau tidak mau bercerai dariku?! Kenapa? Ah, atau jangan-jangan karena perusahaanmu sedang jatuh, jadi kau tidak mau bercerai dariku? Pelacurmu itu tidak bisa membantumu, kan?!"
Fargo menekan kepala Kimberly ke dinding hingga terdengar bunyi tekanan cukup kuat. Dia mencekik leher Kimberly kuat. "Aku tidak peduli dengan ucapan sialanmu! Kita tidak akan bercerai! Terserah kau ingin mengatakan apa pun. Aku tidak peduli. Anak yang ada di kandunganmu bisa aku lenyapkan dengan mudah, Kim. Begitu pun dengan selingkuhan sialanmu itu."
Mata Kimberly memerah akibat cekikan Fargo. Dia kesulitan bernapas bahkan mengeluarkan suara pun sulit. Namun, dia tetap membuka mulutnya, berusaha untuk mengambil napas susah payah. Air matanya mulai tergenang. Kimberly berusaha sekuat tenaga untuk kuat, tapi tetap dirinya kesulitan.
Tiba-tiba, otak Kimberly mulai bekerja memberikan ide padanya. Detik itu juga, dia langsung menendang tulang kering Fargo, sampai membuat cekikan itu terlepas.
"Shit!" Fargo mengumpat kasar kala Kimberly menendang tulang keringnya.
Kimberly terbatuk-batuk ketika cekikan sudah terlepas. Tangan wanita itu merambat ke dinding, demi memperkuat injakkan kakinya. Mata Kimberly kian memerah. Air mata menetes akibat perih di lehernya yang dicekik oleh Fargo. Hingga kemudian, dia memiliki inisiatif melarikan diri dari tempat itu, tapi sayangnya geraknya terhenti kala Fargo menarik kasar tangannya, dan membanting tubuh Kimberly ke ranjang.
Brakkk
Tubuh Kimberly tergeletak tak berdaya di atas ranjang. Dress yang Kimberly pakai tersingkap ke atas, menunjukkan paha putih dan mulusnya. Tampak tatapan mata Fargo menatap lekat dan tersirat penuh hasrat pada tubuh indah Kimberly. Dalam hati, Fargo mengumpati kebodohannya yang menyia-nyiakan kemolekan tubuh istrinya itu.
"Aku harus menghapus jejak pria sialan itu di tubuhmu, Kim." Fargo melepaskan kaus yang dia pakai, melempar ke lantai sembarangan. Pria tampan itu membuka ikat pinggangnya, serta melempar ikat pinggangnya itu ke sembarangan arah.
"A-apa maksudmu, Berengsek?! Kau jangan macam-macam!" seru Kimberly panik seraya memundurkan tubuhnya.
Fargo tersenyum sinis. "Selama ini aku belum pernah menuntut hakku sebagai suamimu, Kim. Setahuku, tidak ada larangan ibu hamil berhubungan seks, kan?"
Wajah Kimberly memucat mendengar apa yang dikatakan oleh Fargo. Dadanya bergemuruh tak menentu. Ketakutan menelusup ke dalam dirinya. Tidak! Kimberly tak akan pernah membiarkan Fargo menyentuhnya! Dengan susah payah, dia berusaha bangkit berdiri, tapi lagi-lagi dia gagal karena Fargo sudah lebih dulu menarik tubuhnya, kembali tergetak di ranjang.
"Tubuhmu harusnya sudah aku cicipi, Kim." Fargo merobek dress bagian atas Kimberly, hingga terpampang bra berenda berwarna merah Kimberly—membuat mata Fargo menatap memuja dada Kimberly yang indah.
"Berengsek kau! Lepaskan aku!" Kimberly terus berontak sekuat tenaga.
"Diam, Sialan! Aku berhak atas tubuhmu!" Fargo menindih tubuh Kimberly, melumat kasar bibir wanita itu. Namun, dengan sisa tenaga yang dimiliki, Kimberly mengatupkan bibirnya. Tangan Fargo mulai menjamah menyentuh setiap inci tubuh Kimberly. Mengunci tubuh Kimberly sekuat mungkin, agar Kimberly tak bisa lagi berontak.
Mata Kimberly berkaca-kaca penuh kepanikan dan kepedihan. Dia tak ingin sampai Fargo menyentuhnya. Namun, melawan sekuat tenaga pun tak akan pernah Kimberly bisa. Di saat Fargo hendak mencumbu dada Kimberly, tatapannya teralih pada guci yang ada di atas meja. Dengan satu tangan kanannya, dia menghantam Fargo dengan guci itu.
Pranggg
Guci itu pecah di kepala Fargo, membuat tubuh pria tampan itu terguling ke lantai. Darah berlinang deras dari kepalnya. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Kimberly melompat dari ranjang, menyambar tas dan kunci mobilnya, lalu berlari sekuat mungkin meninggalkan Faro yang masih sadarkan diri dalam keadaan kepala yang telah dipenuhi darah.
"Berengsek! Berhenti kau, Kimberly!" bentak Fargo kuat seraya menekan luka di kepalanya yang tak henti mengeluarkan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damian & Kimberly
RomanceSebelum baca cerita ini, follow dulu akun ini dan follow instagram: abigailkusuma8 Warning 21+ (Mature content) *** Pernikahan layaknya princess di negeri dongeng adalah impian Kimberly Davies. Akan tetapi, siapa sangka semua impiannya hancur kala...