pandangan pertama

333 76 11
                                    

Tidak terasa , hari demi hari terlewati begitu cepat. Kini festival sudah didepan mata.
Cuaca seakan mendukung untuk acara hari ini, matahari sesekali terlihat lalu kembali bersembunyi dibalik awan.

Orang-orang mulai berdatangan seiring dengan suara yang keluar dari sound system besar disamping panggung.

"Selamat datang di SMA Negeri 5 kota Bandung!"

Semua orang yang hadir bertepuk tangan dengan keras, beberapa tertawa dan bersiul memeriahkan acara festival yang diadakan setahun sekali.

Panitia yang berada dibelakang layar, sibuk menyiapkan dan memastikan bahwa semua aman terkendali. Acara festival akan diisi dengan beberapa tarian tradisional oleh SMA yang sudah diundang. Lalu, ada juga game-game untuk memeriahkan suasana. Tidak lupa dengan hadiah yang sangat menarik.

"Lalu puncaknya , nanti malam. Akan ada beberapa penampilan musik disini. Jadi jangan kemana-mana yaa.. Acara puncak pasti akan sangat meriah."

Kembali tepuk tangan terdengar memenuhi kawasan sekolah favorit tersebut.

Disisi lain, Freen menghembuskan nafasnya pelan. Ia melihat gitar miliknya beberapa kali lalu mengusapnya pelan.

"Kita ga boleh ngecewain penonton yaa, kita cuma tampil setahun sekali. Makanya harus maksimal"

Freen memeluk gitarnya itu, membersihkannya kembali agar terlihat lebih menarik.

Tak berapa lama 3 orang menghampirinya,

"Masih aja, udah bersih itu gitarnya"

Mendengar suara itu, Freen mendongkakkan kepalanya.

"Heng, gue harus bisa nampilin yang terbaik. Termasuk juga gitar gue harus bersih."

"Mending kita makan, gue laper banget" Ujar perempuan yang duduk disamping Freen

"Jangan makan sembarangan loh, nanti malem tampil. Biar suara lo stabil."

"Iya, iya, lagian kan gue suara dua. Lo vokalis sekaligus gitaris malam ini."

"Udah Freen, ayo kita nikmatin dulu acara ini!"

Freen melihat kearah 3 temannya , yang akan menemaninya tampil diatas panggung.

Heng, sebagai basis. Ia juga bisa bermain gitar, tergantung genre musik apa yang akan mereka bawakan.

Nam, sebagai pianis berbakat. Ia juga sebagai suara dua

Dan Poom, sebagai drumer yang akan melengkapi penampilan mereka.

Ia berdiri dengan tersenyum lebar.

'Menikmati festival terlebih dahulu ga masalah kan?'

Akhirnya mereka berempat mulai bergabung dengan orang-orang yang masih saja berdatangan sampai siang ini.

Bisa dibilang, acara festival tahun ini sangat sukses menarik perhatian semuanya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Senja sore ini sangat indah, langit berwarna orange kemerahan dengan hembusan angin yang tidak terlalu kencang. Panggung sedang kosong, musik dimatikan untuk menghormati pergantian sore menuju malam.

Semua orang menepi dari tengah lapang sekolah yang luas, para panitia mulai menggelar alas agar penonton bisa duduk sambil menikmati acara selanjutnya.

Freen tersenyum lebar, melihat antusias orang yang datang membuatnya kembali bersemangat. Walau tangannya sedikit berkeringat karena gugup, rasa antusiasnya mengalahkan semuanya.

"Banyak banget yang dateng ya?"

"Iya, lebih banyak dari tahun kemarin"

Heng dan Nam sedang berbincang ringan dikoridor sekolah, Poom sedang mengambil stik kesayangannya diruang osis. Lalu kembali dengan membawa air mineral.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang