Sudah satu minggu berlalu sejak Freen dan Becky keluar untuk melihat city light kota Bandung yang indah.
Pagi ini, dihari yang sangat cerah. Burung-burung berkicauan dengan riangnya, matahari sudah menampakkan sinarnya, membuat semua orang mengira bahwa mereka terlambat untuk beraktifitas.
Ting..tong
Seorang perempuan sudah berdiri rapi didepan rumah yang cukup besar itu, ia merapikan sedikit seragamnya , tak lupa dengan rambutnya juga.
Tak berapa lama, seseorang muncul dari dalam dengan senyum yang merekah. Mata mereka bertemu dan seakan dunia berhenti berputar.
"Sudah siap?"
Tanyanya, sambil memberi kode agar menggandeng tangannya. Perempuan dengan rambut sebahu itu mengangguk, ia melingkarkan lengannya lalu berjalan bersama menuju motor.
"Kamu nanti sore ada kerja kelompok lagi kah?" Tanya Freen sambil memasangkan helm pada Rebecca.
Sejenak Rebecca terdiam sambil berpikir dan mengingat-ngingat mata pelajaran hari ini.
"Kalo liat jadwal, ga ada sih yaa.. Tapi, aku gatau kalo tiba-tiba ada tugas dadakan."
"Yaudah, kabarin aku aja yaa.. Kalo pulangnya sore banget, aku bakal tungguin"
Rebecca mengangguk beberapa kali, tanpa berbicaranya lagi, mereka akhirnya berangkat ke sekolah seperti biasanya.
.
.
."Hufft, sampai" Ujar Freen membuka helmnya, ia merapikan sedikit rambutnya, lalu berbalik ke arah Rebecca.
Rebecca sedikit membungkukkan badannya untuk mengambil tas Freen yang digantung didepannya. Tapi, belum apa-apa ia sudah meringis kesusahan.
Freen yang melihat itu terkekeh kecil, ia segera membantu Rebecca untuk mengangkatnya.
"Berat ya?"
Perempuan itu mengangguk, sambil wajahnya berekpresi keheranan.
"Kamu bawa apa aja deh?"
"Hehehe, ibu selalu bekelin air minum 2 liter"
Wajah Rebecca kaget dengan mulut yang menganga lebar.
"Hah? 2 liter? Apa ga kembung perut kamu?"
Kembali, Freen menjawab sambil tertawa.
"Ya, kalo ditanya kembung atau engganya ya, pasti kembung." Ia menggendong tas ranselnya itu.
"Cuma yaa, aku ikut aja kata ibu. Toh pasti itu juga terbaik buat aku" Lanjut Freen berjalan terlebih dahulu.Rebecca mengikuti langkah kaki Freen. Kini, hari-harinya sangat berbeda, semenjak ada kehadiran Freen, tidak ada lagi yang namanya kesepian, tidak ada lagi namanya kehidupan flat.
Semuanya berwarna, semuanya ramai, dan semuanya sangat mengasyikan.
Freen mengajarkannya tentang cinta, ketulusan, sesuatu yang diluar dugaan, random dan masih banyak lagi.
Ia menatap punggung Freen yang sudah semakin menjauh, dirinya masih berpikir, bagaimana jika ibu nya menyuruhnya untuk minum air mineral 2 Liter sehari? Apa ia tidak akan ke kamar mandi terus?
Ketika pikirannya melayang membayangkan sesuatu yang tidak semestinya, Freen tiba-tiba menghentikan langkahnya, membuat Rebecca menabrak punggungnya
"Ada apa si? Ko tiba-tiba berhenti?"
Rebecca melihat ke arah samping, terlihat beberapa anak mengerubuni seorang perempuan yang pingsan ditengah lapang.
"Loh? Ada yang pingsan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part
FanfictionDi kehidupan yang sementara ini, begitu banyak hal yang menyebalkan dan tidak berjalan sesuai rencanaku. satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanku dari semua yang terjadi di dunia adalah musik. Musik membuatku tenang, membuatku merasa lebih baik...