kasmaran

333 78 13
                                    

Tangan Freen mulai mengarahkan dagu Rebecca agar melihat ke arahnya, pandangan mereka beradu dengan tatapan sayu yang menghanyutkan.

Perlahan,

Freen mulai mendekatkan wajahnya, matanya berfokus pada bibir Rebecca yang sudah terbuka sedikit.

Hidung mereka mulai bergesekan, membuat Rebecca menutup matanya rapat, begitu juga dengan Freen.

Mereka semakin dekat..

Semakin dekat....

Dan.........









"Freen!"

"Freen!"

Freen mengerjapkan matanya beberapa kali, kini pandangannya mengarah pada Rebecca yang menatapnya bingung.

"Kamu kenapa? Ko ngelamun?"

"Eh? Eh? Kamu udah selesai mandinya?"

"Udah siap malah" Ujar Rebecca melihat dirinya sendiri.

"Loh? Bukannya kamu tadi baru aja ngambil baju yang ketinggalan? Cuma pake handuk doang?"

Rebecca mengerutkan alisnya bersamaan, sambil menatap Freen bingung.

"Hah? Mana ada aku kaya gitu. Aku udah ambil baju tadi dan ga keluar cuma pake handuk aja."

Freen terdiam, jadi yang tadi adalah khayalannya? Dan juga first kissnya? Hanya hayalan?

"Tuh kamu ngelamun lagi, jadi ga kita keluar? Keburu malem banget" Rebecca berlalu dari hadapan Freen, ia memakai jaketnya dan mengambil tas kecil untuk sekedar menyimpan ponselnya.

'Sial, first kiss ku cuma hayalan'

Freen mengacak rambutnya pelan, kemudian berdiri dan tersenyum lebar, melihat Rebecca yang mengoleskan lipbalm tipis.

'Gapapa deh. Emang belum waktunya aja. Mending sekarang ngabisin waktu bareng Rebecca'

"Yuk" Ajak Freen kemudian, ia menyimpan ponselnya sambil tersenyum ke arah Rebecca.

Rebecca mengangguk, ia berbalik sambil tersenyum juga.

"Pake motor kan?"

"Iya, rencananya kita mau liat city light. Mau?"

Kembali, Rebecca mengangguk. Itu adalah hal yang paling ia inginkan, dan sekarang terwujud, dengan orang yang berhasil membuat ia merasakan debaran dengan desiran darah yang mengalir cepat.

Freen mengulurkan tangannya didepan Rebecca, mereka segera keluar kamar. Begitu mereka turun, ibu Rebecca masih berada diruang tamu, melihat acara kesukaannya.

"Ibu, Freen sama Rebecca pergi dulu ya"

"Iya, hati-hati yaa.. Dan Freen pastikan Rebecca ga kedinginan"

Perempuan tinggi itu mengangguk, mereka segera memakai helm.

"Udah siap?" Tanya Freen sambil mengedipkan matanya genit.

Rebecca tidak bisa menahan senyumnya lagi, ia menunduk malu lalu mengangguk.
Seperti menjadi sebuah kebiasaan, Rebecca langsung memeluk pinggang Freen begitu mesin menyala.

"Kata ibu, kamu ga boleh kedinginan. Mau bareng sama pak Andi aja?"

Ia menggeleng,

"Engga ah, mau pake motor aja. Kan aku udah pake jaket jugaa.. Kamu tuh yg ga pake jaket sama sekali. Cuma pake kemeja" Ujar Rebecca sedikit mengencangkan suaranya.

Freen menggelengkan kepalanya, menjalankan motornya dengan kecepatan sedang.

"Aku ga yakin tempatnya jauh apa engga. Tapi semoga kita ga kemaleman yaa"

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang