mine!

649 106 17
                                    

Malam semakin larut, Rebecca bangkit dari duduknya lalu menutup jendela kamar dengan rapat. Bunyi jam di dinding terdengar sangat jelas, menunjukan betapa sunyinya malam ini.

"Udahan dulu yuk, aku pusing lama-lama liat angka-angka itu"

Freen mengangkat kepalanya lalu tersenyum lebar.

"Sama dong"

Mereka tertawa pelan, lalu membereskan buku yang berserakan dilantai. Freen meminum air yang disiapkan Savira tadi sore. Rebecca yang melihat itu menatap heran.

"Ko kamu bawa minum sih? Kan disini juga banyak atuh"

"Ahhhhh" Freen mengusap bibirnya pelan lalu melihat kearah Rebecca.
"Ini salah satu syarat agar aku bisa nginep disini"

"Emang, itu air apa?" Tanya Rebecca yang kini duduk di hadapan Freen , ia mengambil botol kecil itu lalu memutarnya 360°

"Air biasa ko, sok aja minum. Cobain"

Tanpa ragu , Rebecca membuka tutupnya lalu meneguknya dengan pelan, alisnya berkerut, merasakan rasa dari air minuman itu.

"Ada rasa pahit-pahitnya" Ujarnya dengan nada seperti pada iklan di Televisi

Freen terkekeh kecil sambil mengambil botol itu.

"Mana ada, ini rasanya enak"

"Apa lidah aku yang aneh?"

Kembali Freen hanya bisa terkekeh, sebenarnya bukan karena perkataan Rebecca. Tapi, ia tau pasti bahwa dirinya dan Rebecca berciuman secara tidak langsung.

"Kenapa ih ketawa-ketawa muluu,"

"Engga, gapapa"

"Bilang ga?" Ancam Rebecca dengan nada yang dibuat seseram mungkin.

"Uluhhh, takuttt" Freen malah mengejek. Tapi, sedetik kemudian wajahnya maju lalu mencium sekilas ke bibir Freen.

"Aku gamau cuma indirect kiss, maunya langsung"

Wajah Rebecca seketika memanas, ia memalingkan pandangannya dari Freen yang menatapnya dalam, penuh dengan gairah.

"Ng-ngomong tuh suka ga di filter. Nanti kalo ada yang denger gimana?"

"Kan ibu udah tidur" Bisik Freen semakin mendekatkan dirinya. Reflek Rebecca memundurkan dirinya juga begitu melihat Freen merangkak mendekatinya.

"Mau ngapain?"

Sebuah smirk muncul di wajah cantiknya.

"Aku udah bilang, aku gamau cuma indirect kiss"

"Te-teruss.."

Freen mengecup sekilas bibir Rebecca , membuat perempuan didepannya ini terlihat syok, lalu pandangannya menuju ke arah pintu kamar yang terbuka cukup lebar.

"Freen!"

Arah pandang Freen mengikuti kemana Rebecca melihat lalu tertawa ringan, ia berdiri dari duduknya lalu menutup pintu kamar dan menguncinya.

"Apa ini cukup untukmu?"

"Emang mau ngapain?" Tanya Rebecca diselingi dengan tatapan menggodanya. Freen malah menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Kamu tadi gamau, dan sekarang malah ngegodain!"

Freen bergerak semakin dekat lalu menggelitik pinggang Rebecca , membuat dirinya tidak mampu menahan tawa.

Tanpa mereka sadari, didepan pintu kamar, Kevin melihat dan mendengar semua percakapan mereka.

Kevin menggeleng tidak percaya atas apa yang ia dengar.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang