sebuah pertanyaan

439 81 15
                                    

Sudah satu minggu berlalu sejak kejadian 'unboxing' dirumah Freen. Mereka berdua kini sangat dekat dan semakin tidak terpisahkan. Seperti kali ini, mereka sedang makan di kantin sekolah yang sangat penuh dengan suara bising yang cukup memekakkan telinga. Tapi, itu semua tidak menghancurkan dunia mereka yang tidak mudah dimasuki oleh orang lain.

Freen memberikan beberapa sayuran ke mangkuk Rebecca. Mereka sedang makan soto dengan nasi sepiring berdua

"Aku ga suka sayurnya, buat kamu aja ya"

"Aku emang suka sayur, tapi kamu juga harus makan."

Freen menggelengkan kepalanya pelan. Ia menyeruput kuah soto dengan perlahan lalu diikuti oleh sesuap nasi ke dalam mulutnya.

"Soto disini, enak ya."

"Enak dong, aku juga sering beli. Cuma tadi lupa kalo sotonya ga perlu pake sayur."

Rebecca memicingkan matanya , ia melihat Freen yang mengunyah nasi.

"Kata salah satu kreator youtube , makan sayur biar bisa ee"

Mendengar perkataan Rebecca, Freen hampir saja menyemburkan kuah soto ke wajah kekasihnya. Ia menutup mulutnya dengan tangan lalu terbatuk beberapa kali.

"Yaampun sayang, bisa-bisa nya kamu ngomong kaya gitu" Kekeh Freen kecil.

"Emang bener tau, kamu harusnya makan sayur ......."

Freen hanya mengangguk beberapa kali tanpa mendengarkan dengan pasti omelan Rebecca, ia sibuk makan sambil memandang wajah cantik kekasihnya ini.

Tak berapa lama pandangan Freen teralihkan oleh keributan dekat pintu masuk kantin.

"Lo kalo jalan hati-hati dong!"

Freen menggelengkan kepalanya pelan, ia memandang Rebecca yang terus melihat kejadian didepan sana. Terlihat Ciize bertabrakan dengan seorang perempuan hingga seragamnya nampak terlihat kotor.

"Udah, gausah diliatin"

Rebecca memalingkan matanya kepada Freen lama.

"Ciize emang suka marah-marah gitu ya?"

Kedua bahu Freen terangkat bersamaan.

"Dulu engga, tapi mungkin sejak insiden ditolak sama Milk dia jadi tempramental."

"Ko bisa?"

"Gatau sayang, bukan urusan kita juga. Biarin aja"

"Ehh.. Eh..."

Freen melihat Rebecca yang sedikit panik, kemudian ia juga mengikuti arah pandang kekasihnya. Dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat Milk yang basah kuyup terkena air yang Ciize siramkan.

Mendadak semuanya menjadi hening, Milk dikenal sebagai ketua osis yang dingin dan sangat disiplin, disamping otaknya yang encer dan juga seluruh penghuni sekolah sangat menghormatinya.

Ciize tersenyum kecil melihat Milk yang basah kuyup, tidak ada pergerakan sama sekali. Semuanya seperti membeku menunggu reaksi dari Milk yang sudah mengepal tangannya erat.

Lalu tak lama, seorang perempuan pendek berlari ke arah Milk dengan wajah paniknya,

"Milk? Kamu gapapa? Ko basah kuyup gini? Ayo ke ruang osis dulu."

Love, orang yang sangat dekat dengan Milk sekaligus sekertaris dari osis. Mencoba untuk memeriksa keadaan dari perempuan tinggi itu. Love memutar-mutar tubuh Milk lalu memandang kesekelilingnya.

Pandangannya melihat ke arah Ciize yang tangannya masih memegang botol air mineral.

"Kamu yang ngelakuin ini semua? Milk salah ap-"

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang