"Freen pulang!"
Savira yang sedang sibuk dengan kertas-kertas dihadapannya berhenti sejenak untuk menyambut anaknya tersayang.
Tapi, kerutan diwajahnya tiba-tiba terlihat. Freen datang dengan wajah murung yang jarang sekali ia lihat.
'Berantem sama Rebecca?'
Savira sedikit membereskan kertas-kertas dihadapannya begitu Freen duduk di sampingnya.
"Ibuuuuu"
Panggil Freen dengan nada manjanya.
"Kenapa sayang? Berantem sama Rebecca ya?"
Freen tidak menjawab pertanyaan Savira, ia malah memeluknya erat, menyandarkan kepalanya pada bahu sang ibu yang teramat sangat nyaman.
Melihat itu, Savira mengusap kepala Freen pelan. Anaknya ini jarang sekali bermanja. Tapi, jika ia sudah seperti ini, itu pertanda bahwa hatinya sedang tidak baik-baik saja.
"Mau ibu bikinin makanan apa biar moodnya bagus lagi?"
Freen menggelengkan kepalanya,
"Lagi gamau apa-apa bu. Freen lagi insecure banget."
Savira menghembuskan nafasnya pelan.
"Coba ceritain gimana sayang. Biar ibu paham, kenapa kamu bisa mikir kaya gitu."
"Anak ibu ini udah paling cantik, bisa ganteng pula. Rambutnya baguss, kulitnya terawat. Bibirnya ping alami. Sempurna anak ibu tuh"
Diam-diam Freen tersenyum mendengar pujian yang Savira berikan, ia kini duduk dengan tegak, lalu menatap Savira.
"Ibu mahh, bisa aja. Semua orangtua juga bakal muji anaknya"
Savira terkekeh kecil, ia membereskan kertas-kertas yang berada diatas meja kecil. Menyimpan kerjaannya yang menumpuk untuk memberi waktu kepada anaknya tercinta.
"Yaudah ibu bikinin cemilan deh yaa.. Biar kita bisa ngobrol enak."
Akhirnya Freen mengangguk pelan, ia tersenyum melihat Savira yang berjalan ke arah dapur.
Sekilas, pandangannya tertuju pada kertas-kertas yang menumpuk tidak karuan disampingnya. Tangannya terulur ingin membereskan kertas tersebut, itung-itung membantu meringankan pekerjaan ibunya.
Tapi, baru saja tangannya menyentuh pinggiran kertas, panggilan Savira terdengar.
"Freen, bisa tolong bantu ibu bawain bahan di kulkas? Tangan ibu kotorr"
"I-iya bu." Freen segera menjawab panggilan ibunya, mengabaikan kertas yang sempat menarik perhatiannya itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Hujan rintik-rintik mulai turun diluar sana, Freen menatap jendela yang berada didapur rumahnya dengan senyuman. Hatinya menjadi tenang begitu melihat hujan yang turun dengan perlahan.
"Udah kenyang?" Tanya Savira duduk disamping Freen.
Freen mengangguk, ia tersenyum lalu meminum obat yang Savira berikan.
"Ngomong-ngomong bu"
Savira mengangkat kedua alisnya secara bersamaan, ia bersyukur anaknya tidak pernah susah untuk menelan beberapa obat yang ia berikan secara rutin.
"Kenapa sayang?"
"Freen sakit apa si? Ko obatnya banyak banget?"
"O.. Ohhh ini. Obat antibiotik sayang, kan cuaca lagi ga nentu yaa.. Siangnya bisa panas banget, eh sorenya hujan. Jadi ibu beliin kamu vitamin. Biar daya tahan kamu kuat"

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part
FanfictionDi kehidupan yang sementara ini, begitu banyak hal yang menyebalkan dan tidak berjalan sesuai rencanaku. satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanku dari semua yang terjadi di dunia adalah musik. Musik membuatku tenang, membuatku merasa lebih baik...