Suara detik jam, siang ini begitu jelas terdengar. Bising dari mesin motor yang sesekali lewat, tidak bisa menghancurkan keheningan diantara keduanya.
Freen menatap Rebecca lama, mencoba memberitahu semuanya lewat sorot mata. Tangan kirinya mulai melingkar dipinggang ramping Rebecca lalu menariknya semakin dekat.
Sedangkan tangan kanannya, perlahan mengusap dari paha Rebecca yang tertutup celana panjang, menuju perutnya yang rata, lalu berakhir didagu Rebecca.
Pandangannya terfokus pada bibir Rebecca yang sedari awal selalu mencuri perhatian, ia mengusap bibir bawah perempuan yang berada di pangkuannya dengan sangat pelan, mencoba untuk menggoda.
"Can i ....?"
"No"
Jawab Rebecca cepat, ia mulai beranjak dari pangkuan Freen dengan cepat. Tangannya mulai menggosok kembali rambutnya yang masih setengah# basah.
Disisi lain, Freen memutar bola matanya malas. Ia tidak suka ditolak. Senyum kecil tiba-tiba muncul begitu saja.
'Hehehe, aku ada ide.'
Ia bangkit dengan senyum mengembang sempurna, dilihatnya Rebecca yang masih sibuk mengeringkan rambut, ia mendekat lalu berpura-pura menjatuhkan ponselnya , guna mengambil perhatian calon pacarnya ini.
"Aduhh!, HP Hayati jatuh"
Rebecca mengerutkan kedua alisnya mendengar celotehan Freen.
"Hayati siapa deh?" Ia berjongkok untuk melihat Freen yang masih menunduk mengecek setiap sudut dari ponselnya. Baru saja berjongkok, Freen menarik tangan Rebecca.
"Aaaaaa"
Kini posisi Rebecca tepat di atas Freen, wajahnya masih kaget atas apa yang di lakukan Freen.
"Freeen!!!"
Ssssttttttt
Freen meletakan telunjuknya dibibir untuk menyuruh Rebecca diam.
"Nanti kalo ibu denger, bahaya loh"
"Dengan posisi kita kaya gini aja bahaya!" Sanggah Rebecca cepat, berusaha bangkit dari dekapan Freen. Tapi, bukan Freen namanya jika melepaskan Rebecca begitu saja.
Ia tersenyum, lalu membalikkan keadaan. Kini Rebecca berada dibawahnya dengan wajah semakin kaget.
Deg..deg..deg
Jantung keduanya berdebar dengan cepat, Freen menopang tubuhnya dengan sikut, wajah mereka hanya beberapa centi sekarang.
"Jangan salahkan aku, kamu yang menggodaku duluan"
"Ap- mmmmmm"
Rebecca POV
Aku membuka mataku lebar, tubuhku menegang merasakan benda asing yang menempel di bibirku.
Aku melihat ke wajah Freen yang menutup matanya rapat. perlahan, aku merasakan bibirnya bergerak. Menghisap bibir bawahku dengan lembut, tubuhnya bergerak ke atas mensejajarkan wajah kami.
Setelahnya, ia melepaskannya sebentar, lalu menghisap bibir bagian atasku, begitu terus hingga aku perlahan menutup mataku, merasakan debaran-debaran khasnya.
Desiran darah mengalir dengan cepat, aku mengikuti naluri untuk membalas ciumannya. Decakan antar bibir kami mulai terdengar memenuhi telingaku, yang aku tau sekarang adalah, Freen seorang good kisser
Dia menjauhkan wajahnya , memberi ruang untukku menarik nafas sebanyak mungkin. Lagi-lagi tangannya mengusap bibirku pelan, seperti menghapus bekas air liurnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part
FanfictionDi kehidupan yang sementara ini, begitu banyak hal yang menyebalkan dan tidak berjalan sesuai rencanaku. satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanku dari semua yang terjadi di dunia adalah musik. Musik membuatku tenang, membuatku merasa lebih baik...