kecurigaan

599 103 16
                                    

Rintik hujan membasahi bumi dengan derasnya, suara dari film yang diputar menggema keseluruh penjuru ruangan. Kedua wanita itu tampak tidak fokus melihat film yang berada didepannya.

Freen, melirik ke arah Rebecca dengan raut wajah penuh penyesalan. Ia tau kenapa Rebecca bisa jadi sependiam ini.

"Maaf sayang, maafin aku udah bentak kamu tadi"

Rebecca sama sekali tidak merespon, ia terus melihat kearah depan dengan wajah menahan kesal.

"Sayang..."

"Apa si ah. Berisik, aku lagi liat film!" Jawab Rebecca sedikit terpancing emosi.

"Maaf, tadi aku bentak kamu, aku ga maksud buat kaya gitu.. Aku cuma ..."

"Udah cukup, aku gamau denger apa-apa lagi" Potong Rebecca sambil mematikan film yang terputar di laptopnya. Ia beranjak ke ranjang lalu mengerubuni dirinya memakai selimut, mengabaikan Freen dengan semua rasa bersalahnya.

"Sayang....."

"Ayangg ....."

Freen terus memanggil Rebecca dengan nada yang lebih rendah dan lembut. Tapi, Rebecca sama sekali tidak meresponnya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Keesokkan harinya, Freen tiba di rumah Rebecca seperti biasanya. Yang tidak ia sangka adalah kehadiran Kevin dengan senyum mengejeknya.

"Ngapain lo disini?"

"Gue? Lo masih nanya? Ya jemput Rebecca dong. Ngapain lagi." Jawab Kevin dengan sinis.

"Gausah kepedean, gue yakin, Rebecca bakal milih berangkat ama gue. Liat aja!"

Kevin hanya tersenyum lebar tanpa mengatakan apapun, tak berapa lama, Rebecca keluar dengan memakai jaket yang Freen berikan padanya.

Pandangan Freen tertuju pada Kevin, ia tersenyum kecil, seolah berkata.

'Lo ga akan menang dari gue.'

Akhinya Rebecca melangkah keluar rumah, dan memandang keduanya secara bergantian. Freen sudah menyiapkan helm pink kesukaannya,

Rebecca melangkah pelan diantara mereka, Freen sudah yakin bahwa Rebecca akan memilih dia. Ia sudah tersenyum lebar, menantikan pacarnya.

Tapi, senyum Freen tiba-tiba luntur. Ia memandang getir, Rebecca yang menaiki motor Kevin tanpa berbalik padanya.

Segera Kevin menyalakan mesin motornya, meninggalkan Freen yang masih diam mematung.

Hatinya seketika sakit, rasa yang lebih sakit ketimbang putus dengan Ciize.

'Astaga'

Freen menyalakan mesin motornya, untuk mengejar Rebecca dan meminta maaf soal kemarin.
.
.
.

Tak terasa Freen sudah sampai sekolah, langit pagi ini cukup cerah, pandangan matanya teralihkan ketika Rebecca turun dari motor Kevin.

Freen sengaja menyusul laju motor Kevin agar bisa mencegat Rebecca di gerbang sekolah. Tidak bisa, ia tidak bisa melihat Rebecca bersama dengan orang lain.

Setelah beberapa menit, Rebecca berjalan dengan langkah yang tegak. Ia tersenyum jika ada yang menyapanya.

"Astaga, pacarku cantik banget ternyata.."

Pandangan Freen tidak terlepas sedetikpun dari kekasihnya, hingga akhirnya, perempuan dengan rambut sebahu itu berada didepan Freen.

"Ay ..."

Rebecca memandang wajah Freen sejenak lalu berlalu begitu saja.

"Tunggu dongg"

Freen menarik Rebecca ke arah parkiran yang masih sepi karena dirinya memang berangkat lebih awal. Setelah sampai Rebecca menghempaskan lengannya kuat.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang