"Udah siap?" Freen bertanya sambil memakaikan helm pink kesukaan Rebecca. Mereka saling melempar senyum malu-malu.
"Sudah"
Rebecca menaiki motor Freen, lalu memeluk pinggangnya erat.
Mereka pergi menuju cafe yang sudah di tentukan oleh Nam. Disepanjang perjalanan, obrolan-obrolan ringan menemani merekaa, sesekali Rebecca tertawa mendengat lelucon yang Freen lemparkan.Hingga tidak terasa, mereka sudah sampai di cafe. Freen turun lalu membenarkan kemeja putihnya, sedangkan Rebecca merapikan rambut nya yang sedikit berantakan.
"Katanya kita ke lantai dua aja sayang. Yuk"
Freen menggandeng tangan Rebecca, menariknya pelan agar mengikuti langkahnya, pengunjung cafe cukup ramai hari ini, membuat Freen sedikit kebingungan menentukan dimana Nam dan teman-temannya duduk.
Pandangannya menatap ke sekeliling dan baru menyadari ada yang melambaikan tangannya dari kejauhan. Freen tersenyum melihat Heng, Poom dan Nam yang #sudah berkumpul.
"Sorry gue telat ya?" Ujar Freen duduk dihadapan mereka, diikuti oleh Rebecca.
"Engga ko, kita baru sampai juga. Lo sama Rebecca pesen makan sama minum dulu deh."
Freen melihat ke arah Rebecca dan bertanya dia ingin makan apa. Sementara Rebecca memilih, Freen menatap dekorasi cafe yang menurutnya sangat unik. Menyusung tema classic , membuat cafe ini mempunyai sudut aesthetic yang akan sangat disukai anak muda.
Bahkan Freen yang masih sekolah saja , sangat mengagumi dekorasi yang disuguhkan cafe ini.
"Cafenya banyak perubahan ya? Jadi makin keren njir dekorasinya" Ujar Freen masih melihat-lihat kesekelilingnya.
Nam mengangguk setuju,
"Makanya, gue ajakin ke sini. Lagian udah lama juga kita ga kumpul."
"Hooh"
Freen mengalihkan pandangannya pada Rebecca,
"Udah sayang? Mau makan apa aja?"
"Aku mau ini, sama minum aja , rasa Matcha"
"Kamu mau apa?" Lanjutnya lagi.
"Coklat, mau yang lain lagi sayang?"
Rebecca menggelengkan kepalanya pelan. Freen menatap Heng yang sedari tadi hanya tersenyum melihat interaksi dirinya dan Rebecca.
"Pesennya langsung ke kasir ya?"
Heng mengangguk untuk menjawab pertanyaan Freen. Ia kemudian bangkit, mengusap rambut Rebecca pelan.
"Kamu tunggu dulu disini ya. Aku mau pesen makanan dulu"
Rebecca mengangguk, begitu juga dengan ketiga sahabatnya yang sedikit terkekeh kecil.
Freen pergi, meninggalkan Rebecca bersama sahabatnya, Heng sedikit mencondongkan kepalanya menatap Rebecca.
"Lo beruntung si, dapetin Freen"
Kerutan di wajah Rebecca mulai terlihat, ia tidak tahu kenapa Heng mengatakan hal itu.
"Beruntung kenapa?"
"Soalnya, Freen dari dulu terkenal banget di sekolah, banyak yang deketin dia. Dia juga banyak banget nerima hadiah" Poom mulai bercerita dengan senyuman diwajahnya.
"Dia kan beberapa kalo tampil didepan anak-anak, penampilannya banyak menyedot perhatian" Sambung Heng dengan antusias.
"Sampe seminggu setelah dia tampil, tiada hari tanpa hadiah yang dia terima. Jalan dikit di koridor kelas, ada yang ngasih hadiah. Besok nya juga gitu, sampe seminggu" Timpal Poom lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part
FanfictionDi kehidupan yang sementara ini, begitu banyak hal yang menyebalkan dan tidak berjalan sesuai rencanaku. satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanku dari semua yang terjadi di dunia adalah musik. Musik membuatku tenang, membuatku merasa lebih baik...