lomba

817 108 25
                                    

"Jadi ibu punya usaha bareng sama ibunya Freen?"

Rebecca bertanya lebih detail dengan wajahnya yang tersenyum lebar, begitupun Freen yang menanyakan hal yang sama.

Sania terdiam sebentar sambil memutar otak, memikirkan jawaban yang paling pas agar tidak menimbulkan kecurigaan lebih lanjut diantara putrinya.

"I.. Itu.." Sania terdiam, tidak mampu meneruskan perkataannya sendiri

Hingga .....




Drrr..drrrr..drrrr

Bunyi ponsel mengalihkan perhatian mereka, Sania melihat ponselnya yang bergetar menampilkan nama Savira, ibu dari Freen.

"Ehh, Savira nelpon, sebentar yaa.. Ibu mau angkat dulu telponnya."

Sania berlalu menuju kamar sambil membawa kertas-kertas yang sudah dibereskannya.

"Kayanya bener deh ibu punya usaha bareng sama ibu kamu" Tebak Rebecca melihat punggung ibunya semakin jauh.

Freen mengangkat kedua bahunya bersamaan.

"Bisa jadi sayang, aku sih bersyukur yaa.. Apalagi kalo kita berdua bisa terlibat."

Rebecca mengangguk, ia tersenyum lalu melihat kotak yang sedari tadi dipegang Freen.

"Btw, itu apa sayang?"

"Ohh, ini.. Sayuran rebus tanpa garem"

Mendengar itu membuat Rebecca semakin terheran-heran oleh sifat Freen.

"Ga ada rasanya dong? Aku suka sayuran, tapi kalo tanpa garem sama sekali gimana aku bisa makan itu?"

Freen tersenyum, menunjukan gigi kelincinya yang manis.

"Makanya aku kesini, buat nemenin kamu makan. Biar sayurannya kerasa jadi manis"

Lagi-lagi Rebecca tersenyum oleh jawaban Freen, ia duduk disebelah kekasihnya, lalu membuka kotak bekal itu.

"Mm... Keliatannya sih enak yaa" Ujarnya sambil menatap wajah Freen lekat.

"Ko- kamu liatin aku teruss" Protes Freen dengan wajah malu-malunya.

"Biar sayurannya kerasa manis" Jawabnya sambil cengengesan.

Freen membuka mulutnya lebar, meminta Rebecca untuk menyuapinya.

~~~~~~~~~~~~~~~~

Hari-hari berlalu dengan sangat cepat, tidak ada hari tanpa bertemu Rebecca, begitu juga sebaliknya. Tiada hari tanpa bertemu dengan Freen.

"Ihh, kamu mah. Aku bilang apa tadi? Jangan terlalu banyak makan ice cream sayang."

Kini, mereka sedang duduk di meja pojok yang berada di kantin sekolah, mereka memesan semangkuk kecil ice cream dengan syarat makan berdua. Rebecca menyetujui itu, ia nampak senang karena bisa memakan ice cream lagi setelah seminggu tidak memakannya.

"Yaa gimana, ini manis banget. Enakk.. Lidah aku kaya ngerasa pahit banget. Apalagi kamu terus-terusan ngasih aku sayur rebus tanpa garem."

Freen menatap kekasihnya sekilas.

'Yaa, aku juga ngelakuin ini biar penyakit jantung kamu ga kambuh, emang ga bisa sembuh. Tapi, setidaknya aku menghindari pemicunya.'

"Ayangg... Ko malah ngelamun? Aku habisin nih ice cream nya" Rebecca melambaikan tangannya didepan wajah Freen.

"Yeee, jangan dong. Kan aku juga mauu"

Saat mereka sedang berebut ice cream, 3 orang menghampiri mereka lalu duduk secara langsung tanpa bertanya terlebih dahulu.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang