Hari berlalu begitu cepat, tidak terasa hari senin menyapa , mengharuskan Rebecca dan Freen pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu.
Pagi ini seperti biasa, Freen sudah memarkirkan motornya dihalaman rumah Perempuan yang kini sudah resmi menjadi kekasihnya.
Ting...tong
Tak berselang lama , Rebecca membuka pintu dengan senyum lebar yang menambah daya cantiknya pagi ini. Freen menatap Rebecca lama bahkan tidak berkedip sama sekali.
Rebecca melambaikan tangannya didepan wajah Freen, karena melihat kekasihnya itu melamun tanpa mengucapkan apapun.
"Sayang! Sayang!" Panggil Rebecca dengan suara pelan agar ibunya tidak mendengar.
Tak mendapat respon, akhirnya Rebecca mengguncang lengan Freen cukup kencang."Eh..eehhh kenapa cinta?"
"Kamu kenapa, ko ngelamun. Mikirin apaa?"
Tanya Rebecca khawatir, dipandanginya wajah Freen inci demi inci.Freen menggeleng sambil tersenyum lebar.
"Aku ga mikirin apa-apa. Cuma pagi ini, mata aku ngeliat sosok bidadari turun dari langit"
Pandangan Rebecca menatap ke belakang Freen, lebih tepatnya ke arah langit yang pagi ini nampak sudah berawan gelap.
"Mana? Aku mau liat"
Kekehan kecil terdengar, Freen mengeluarkan ponselnya, lalu mengarahkan kamera depan ke arah Rebecca.
"Liat!"
Rebecca menurunkan pandangannya, tepat ke ponsel Freen.
"Apa?"
"Inilah bidadarinya, tepat dihadapanku. Kekasihku tercinta"
Rebecca tidak dapat lagi menahan senyumnya, Freen melihat telinga Rebecca yang berangsur memerah. Tawa terdengar dari Freen.
"Hihihi, ciee salting"
"Udah ah!" Rebecca memukul pelan lengan Freen untuk meredam rasa malunya.
"Ehh? Belum berangkat?" Sania muncul dari belakang dengan membawa dua kotak bekal.
"Pagi bu,"
Freen mencium punggung tangan perempuan paruh baya itu, lalu tersenyum lebar.
"Ini mau ko bu,"
"Oh iyaa, ibu buatin nasi goreng spesial buat kamu Freen"
Wajah Freen mendadak sumbringah, ia mengambil kotak bekal itu lalu menciumnya seolah ada aroma yang keluar.
"Wangi banget bu, pasti enak. Makasih ya bu"
Sania tertawa sambil menggeleng, ia memberikan satu kotak lagi kepada Rebecca.
"Ini buat kamu, habisin yaa"
"Tenang bu, selama Rebecca sama Freen, Freen pastikan makannya akan selalu habis"
Rebecca mencibir Freen yang sedang membanggakan dirinya sendiri. Kembali, Sania hanya menggeleng, melihat interaksi antar keduanya.
"Yaudah bu, Rebecca berangkat dulu yaa sama Freen"
"Iya gih, takutnya terlambat."
Rebecca melakukan hal yang sama seperti Freen, mencium punggung tangan Sania lalu beranjak mendekati motor Freen.
Sania terus memperhatikan kedua, terutama kepada Rebecca yang senyumnya tidak luntur saat bersama Freen, matanya berbinar menunjukan cinta yang begitu besar.
"Aku yakin, dia sedang jatuh cinta" Ujar Sania pelan.
Tak lama motor Freen mulai bergerak meninggalkan rumah, Sania tersenyum dan bersyukur Freen hadir di kehidupan Rebecca.
![](https://img.wattpad.com/cover/377622300-288-k250403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part
FanficDi kehidupan yang sementara ini, begitu banyak hal yang menyebalkan dan tidak berjalan sesuai rencanaku. satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanku dari semua yang terjadi di dunia adalah musik. Musik membuatku tenang, membuatku merasa lebih baik...