kamu yang pertama

345 87 23
                                    

Cahaya matahari mulai mengeluarkan sinarnya yang hangat, kicauan burung terdengar riang, seakan tau bahwa ada dua insan yang sedang merasakan jatuh cinta.

Udara pagi ini terasa masih sangat dingin, hingga salah satu dari mereka mengeratkan pelukan ke dirinya sendiri, saat lampu jalan sedang berwarna merah.

Jalanan mulai ramai oleh pemotor-pemotor yang sedang dikejar waktu. Freen berhenti tepat di rumah pujaan hatinya.

Ia segera turun, melepaskan helmnya lalu menekan bel yang tepat berada disamping pagar tinggi itu.

Tingg... Tungg.. Ting... Tung.

Rebecca POV

Aku membenarkan rambutku, menyisirnya serapih mungkin lalu mengoleskan lipbalm agar tidak terlalu terlihat pucat.

"Selesai"

"Becca! Itu ada yang jemput kamu"

"Iya, bu"

Aku segera membawa tas ranselku, memakai kaos kaki, lalu turun ke bawah. Pandangan pertama yang aku lihat adalah, Freen sedang mengobrol dengan ibu. Disana terdapat dua helm berwarna merah dan juga pink.

"Hehehe iya bu, nanti pulangnya juga Freen anterin sampe rumah"

"Makasih ya Nak, ibu percaya Becca pasti aman kalo sama kamu. Rumah kamu deket sini juga ya?"

Aku datang dengan malu-malu, entah kenapa Freen pagi ini sangat cantik , sekaligus terlihat keren. Padahal ia hanya memakai hoodie dan juga rok SMA biasa berwarna abu.

Aku mendengar ia menjelaskan dengan detail letak rumahnya, hingga ibu hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya.

"Yuk" Ajakku, mengambil perhatian Freen.

Dia tertegun sebentar, sambil memandangku dari bawah ke atas.

"Kenapa?"

Ia menggeleng lalu tersenyum menampilkan gummy smilenya.

"Engga, yuk berangkat"

Freen berbalik dan membungkuk sambil mencium punggung tangan ibu.

"Freen sama Rebecca pamit ya bu,"

Aku mengikuti langkah Freen dari belakang, setelah berpamitan kepada ibu. Ia memberikan helm berwarna pinknya ke arahku.

"Kamu punya helm warna pink?"

"Iya, baru aja kemarin beli. Soalnya di rumah cuma punya satu helm."

"Dan kebetulannya aku suka warna pink" Jawabku senang lalu memakainya.

Freen tersenyum girang.

"Aku ga salah pilih dong. Eh Kamu ga pake jaket?"

Aku melihat diriku sendiri, aku hanya memakai seragam sekolah dengan rok yang sesuai peraturan.

"Engga, gini aja udah cukup"

"Engga, engga. kata ibu minimal kalo naik motor harus pake jaket."

Freen berucap, sambil membuka hoodienya.

"Eh, eh. Kan kita masih didepan rumahku, aku bisa ambil jaketku sen-"

"Udah, pake aja ini. Baru cuci ko. Masih wangi molto. Dan yaa itu hoodie kesukaanku" Kekeh Freen

Aku terdiam melihat hoodie yang berada di genggamanku, Freen mulai menyalakan mesin motor sambil tersenyum.

"Pake dong, ayo berangkat. Nanti kita telat."

Mau tidak mau aku memakai hoodie Freen, parfum dengan harum soft mulai masuk ke indra penciumanku. Aku tersenyum kecil.

'Wangi banget hoodienya'

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang