Suara rintik hujan memenuhi ruangan hening ini, tidak ada suara lain selain jam dinding di ujung ruangan, kipas yang tergantung ditengah-tengah , suara kertas yang di balik, dan telinga Rebecca penuh dengan dengkuran halus dari seseorang yang terlelap di pahanya.
Udara dingin begitu menusuk sekarang, hingga wanita yang sedang terlelap itu memeluk dirinya sendiri dengan mata yang masih terpejam.
"Dingin?" Bisik Rebecca agar tidak menganggu penghuni yang lain. Perempuan itu mengangguk sambil berbalik menghadap perut Rebecca yang rata.
Tangannya mengusap kepala Freen, ia menggunakan jaketnya sebagai selimut agar Freen tidur dengan nyaman.
Sekilas Rebecca melihat ke arah jendela lalu menyadari bahwa hujan sepertinya tidak akan berhenti untuk beberapa menit ke depan.
Tangan Rebecca mengusap pipi Freen lembut, dipandanginya wajah Freen dari atas. Semua ingatan tentang perempuan ini terlintas begitu saja, apalagi saat mereka berciuman untuk pertama kalinya.
'Aku tidak pernah menyangka bahwa First kiss ku akan di ambil oleh seorang perempuan, dia bahkan orang asing yang menerobos masuk tanpa izin dariku sama sekali.'
Jari-jemari Rebecca mengusap bibir Freen yang tipis, sambil sesekali tersenyum kecil.
'Bibirnya Lembab, lembut, tipis, tapi kalo ngisep kuat banget, sampe sakit. Bibirnya memang Gaada rasa. Tapi candu aja.'
"Udah, udah, fokus Becca, tugas kamu dikit lagi selesai"
Akhirnya Rebecca memfokuskan diri pada tugas didepannya sambil sesekali mengusap pipi itu dengan sangat pelan.
'Aku harap waktu berhenti, dan membuat semuanya ini berlangsung dengan lambat.'
Baru saja berbicara seperti itu di dalam hati, tiba-tiba datang seorang perempuan ke hadapan Rebecca.
"Sorry! Boleh gue duduk disini?" Ucapnya dengan suara nyaring yang hampir membuat semua orang kini berpusat pada mereka. Tanpa mendengar jawaban Rebecca , perempuan itu langsung duduk.
Rebecca yang melihat itu , menghembuskan nafasnya pelan.
'Mau dilarang pun, ini tempat umum dan jelas-jelas kursi didepan ku kosong.'
Ia melihat perempuan tadi mengeluarkan handuk kecil dari tasnya, rambutnya terlihat basah, begitu juga dengan bajunya. Ia pastikan bahwa mantan Freen ini, kehujanan saat akan menuju perpustakaan.
"Eh, lo liat Freen?" Ucapnya sedikit memelankan suaranya, Rebecca menggeleng, lalu kembali fokus pada tugasnya agar cepat selesai. Tapi, hujan di luar sana masih sangat deras. Tidak mungkin dirinya dan Freen menerobos pulang menggunakan motor.
"Terus itu yang tiduran di paha lo siapa?"
"Astaga, kenapa lo pengen banget tau urusan gue?!" Jawab Rebecca sedikit terpancing emosi.
"Ko marah? Gue kan cuma nanya"
"Ini Freen, puas lo?"
"Lo pacar Freen ya?" Tanya Ciize sambil tersenyum lebar.
Lagi-lagi Rebecca tidak menjawab, ia lebih memilih untuk fokus ke tugasnya sekarang.
"Ciize?" Tiba-tiba Freen bangkit dari tidurnya, ia duduk lalu mengucek matanya pelan.
"Freen, aku kira kamu ga ada disini. Tadi aku kehujanan waktu kesini. Liat, pakaianku basah semua"
Rebecca melihat ke arah wajah Freen yang masih menutup matanya. Tapi, kepalanya mengangguk-ngangguk , tanda dia mendengar apa yang Ciize bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part
FanfictionDi kehidupan yang sementara ini, begitu banyak hal yang menyebalkan dan tidak berjalan sesuai rencanaku. satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanku dari semua yang terjadi di dunia adalah musik. Musik membuatku tenang, membuatku merasa lebih baik...