Hilang

434 93 11
                                    

Drap..drap..drap

Suara langkah kaki yang cepat menggema dilorong sepi , bernuansa putih ini. Wajahnya panik, disertai peluh keringat yang mulai berjatuhan.

Dari jauh, pandangannya menangkap seorang perempuan yang berada di depan sebuah kamar.

Langkah kakinya semakin cepat, hingga akhirnya ia sampai didepan perempuan itu.

"Gimana keadaan dia, Rin? Drop lagi?"

Perempuan yang tak lain adalah Irin, sahabat dari Ciize mengangguk. Wajahnya sangat khawatir karena sahabatnya itu tiba-tiba saja mengalami kondisi yang menurun.

"Aku gatau dia bisa sakit separah ini"

Irin juga menggeleng, karena setelah putus dengan Freen, Ciize terlihat sangat baik-baik saja. Malah Freenlah yang terpuruk.

Mereka mendudukan diri, di kursi yang sudah disediakan. Mencoba untuk tidak terlalu panik, agar keadaan juga tidak semakin memburuk.

Tak berselang lama, seorang perempaun paruh baya dengan laki-laki, menghampiri mereka. Wajahnya terlihat panik juga mendapatkan kabar bahwa putri satu-satunya mengalami drop.

"Gimana keadaan Ciize, Freen?"

Freen menggelengkan kepalanya pelan.

"Belum tau bu, ibu mending duduk dulu yaa.. Ciize udah ada di tangan yang tepat."

Ibu dari Ciize , duduk disamping Freen, mencoba untuk tenang. Hatinya tidak henti-hentinya berdoa supaya anaknya cepat sadar dan sehat kembali.

"Sebenarnya, dari kemarin keadaan Ciize emang ga baik, Nak. Dia maksain sekolah karena ada hal penting yang harus dilakukannya. Ibu udah berpesan supaya jangan terlalu cape."

"Tadi pagi Ciize pingsan di lapangan bu, hidungnya ngeluarin darah..."

Mendengar omongan Freen, Irin akhirnya angkat bicara karena kebetulan dia berada di sekitar situ.

"Itu karena Ciize kena bola basket yang dimainin anak-anak. Mungkin karena kaget dan juga ke lempar tepat di hidungnya. Makanya hidungnya berdarah"

Freen dan ibunya Ciize mengangguk, mereka semua menanti dokter untuk keluar dari ruangan didepan mereka.

Cklek

Tak berselang lama, pintu ruangan tempat Ciize dirawat akhirnya terbuka. Dokter keluar dengan senyuman diwajahnya.

"Apa kalian keluarga dari pasien?" Tanya dokter itu sambil memandang 4 orang dihadapannya.

"Saya , ibunya"

"Kondisi anak ibu semakin membaik, dia cuma kecapean. Terus hidungnya sudah tidak lagi berdarah. Besok atau lusa, pasien bisa pulang"

Freen bernafas lega mendengar perkataan dari dokter, mereka semua di izinkan untuk masuk menemui Ciize yang sudah sadar dengan senyum mengembang sempurna.

"Gimanaa keadaan kamu?" Tanya Freen. Karena pandangan Ciize langsung tertuju padanya.

Ciize mengangguk pelan.

"Aku baik, sangat baik sekarang"

Irin duduk disebelah Ciize.

"Hidungnya gapapa? Tadi pagi kan kena bola basket"

"Gue gapapa ko. Udah baikan"

Mereka semua mengangguk dan merasa senang atas keadaan Ciize yang semakin membaik. Perbincangan ringan terjadi antara mereka semua hingga tidak terasa waktu seakan berjalan begitu cepat.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ttuuuuuutt

"Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada diluar jang-"

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang