suka sama kamu

1.1K 155 23
                                        

Malam semakin larut, keadaan sekolah perlahan sunyi karena festival sudah dipenghujung acara. Para MC turun dari panggung seiring dengan perginya orang-orang dari lingkungan sekolah.

Tapi, tidak dengan Freen. Ia masih menatap sapu tangan putih itu dengan senyum yang mengembang. Nam dan Heng yang memang sudah bersahabat dengan Freen sedikit heran. Pasalnya tidak pernah mereka melihat Freen tersenyum seperti itu.

"Itu sapu tangan punya siapa si? Lo dari tadi mandangin sambil senyum-senyum"

Mendengar perkataan temannya membuat Freen menoleh sekilas lalu melanjutkan aktifitasnya.

"Dari........"

Nam dan Heng mendekatkan dirinya, penasaran dengan siapa Freen dekat.

"Rahasia"

Setelah menunggu lama, jawaban Freen hanya rahasia? Mereka saling pandang, lalu menggeleng dengan wajah yang mengejek Freen.

"Heleh, main rahasia-rahasian yaa.." Ujar Nam, melipat tangannya didepan dada.

"Heem. Awas aja kalo kita ga dikasih tau" Kini Heng menimpali.

"Emang kalian mau ngapain?"

"Yaa.. Liat aja nanti" Jawab Nam cepat.

Freen tidak mengubris perkataan dua sahabatnya itu, ia mengendus bau dari sapu tangan yang mengeluarkan aroma soft khas perempuan.

'Bau nya cewe banget si'

Drr...drrr...drrrr..

Ponsel Freen bergetar, ia melihat benda pipih nan canggih itu lalu menjawab telponnya.

"Ya halo pak"

"......."

"Iya, aku kesana ya.."

"......"

Freen mematikan telpon itu lalu melihat ke arah Heng dan Nam.

"Gue pulang duluan yaa, udah dijemput soalnya. Lo berdua hati hati pulangnya."

"Cepet banget, ga akan nongkrong dulu kita? Ke Dago, liat city light." Ajak Heng , diikuti anggukan dari Nam. Freen berpikir sejenak lalu menggelengkan kepalanya.

"Engga dulu deh, gue pengen pulang. Rasanya cape banget. Lain kali ajak gue lagi. Siapa tau pas itu gue ga cape."

Mendengar jawaban itu, kedua sahabatnya mengangguk mengerti. Mereka membiarkan Freen menjauh menuju gerbang sekolah.

"Kira-kira, siapa yang lagi deket sama Freen?" Tanya Nam pada Heng.

"Gatau, bukan urusan gue juga. Gue bakal dukung sama siapapun dia"

Nam terdiam sambil menatap punggung kecil itu yang semakin menjauh, wajahnya datar lalu berbalik ke arah Heng.

"Yuk ah pergi, gue lagi butuh udara segar."
.
.
.

"Maaf, nunggu lama ya pak? Tadi Freen ngambil dulu tas, di ruang osis"

"Gapapa Non,"

Tak lama, sebuah botol minum diberikan kepada Freen.

"Apa ini?"

"Dari ibu, Non. Katanya Non Freen harus minum ini begitu pulang dari festival."

Tanpa memprotes apapun, Freen mengambil botol minum itu lalu meneguknya sampai setengah. Sebenarnya ia tidak tahu apa yang dipikirkan ibunya, dengan memberikannya minum yang begitu banyak.

Bahkan terkadang rasanya berbeda dari yang pernah ia minum. Tapi, sekali lagi, Freen tidak pernah protes. Ia akan melakukan apapun untuk ibunya.

Kini mobil yang ditumpangi Freen mulai bergerak pelan, kantuk mulai menyerang dirinya dan ia memilih menyandarkan punggungnya ke belakang.

Best PartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang