Luke sedang bersama Selene ketika pesan itu datang. Dia tengah mengajari adiknya cara berburu menggunakan senjata. Meski gadis kecil itu protes, Luke tetap bersikeras.
"Aku tahu kita sebenarnya adalah serigala, tetapi dalam keadaan tertentu, ketrampilan sebagai manusia saat kita tidak berubah sangat membantu. Percayalah padaku."
Selene memutar bola matanya. Ia menarik anak panah kuat-kuat. Matanya memicing saat membidik kijang yang bersembunyi di antara pepohonan. Tepat ketika hendak melepas anak panah, langkah Varek Bannon terdengar. Ranting yang diinjaknya patah, membuat sang kijang berlari menjauh.
Selene kecewa.
"Maaf," ujar Varek, meringis. Ia berkata pada Luke, "Ayahmu mencarimu. Dia ingin menemuimu di kuil."
Kening Luke berkerut. "Sekarang?"
"Tidak. Sepuluh bulan lagi. Tentu saja sekarang." Varek mendengkus kesal.
Luke mendesah. Ia meminta Selene kembali ke ibunya. Meski sambil merengut, Selene menurut. Gadis itu meninggalkan mereka.
Setelah punggung sang adik tak terlihat, Luke bertanya, "Kenapa harus di kuil?"
Varek mengedikkan bahu singkat. "Mana kutahu." Ia lantas berbalik, membuat kening Luke kian berkerut.
"Kau tidak ikut?"
Tanpa menoleh, Varek menjawab. "Dia ingin bertemu denganmu sendirian. Mungkin hendak membicarakan penobatanmu sebagai alpha baru."
Wajah Luke menjadi cerah. "Benarkah?"
"Well," Varek kembali mengedikkan bahu, "mungkin."
Sebagai calon alpha, Luke ingin seperti ayahnya. Fenris merupakan werewolf yang kuat. Dia dihormati kawanan. Tak ada yang berani membantahnya. Dalam menyelesaikan konflik, dia selalu adil. Ketika melawan kawanan lain yang mencoba melanggar wilayah pun, dia selalu menang.
Kehadirannya membuat semua bungkam. Langkahnya terdengar begitu menakutkan, apalagi tatapan matanya. Lolongannya menggetarkan setiap jiwa. Karismanya tak terbantahkan. Kata mereka, sang Alpha tak sekuat dulu. Ia sudah tua. Umur mengalahkannya. Namun, Luke tidak percaya. Ayahnya tak selemah itu. Meski begitu, kawanan percaya bahwa sudah saatnya mereka dipimpin oleh alpha baru.
Fenris hanya memiliki satu anak laki-laki yaitu Luke. Dari kecil, Luke sudah dilatih sebagai alpha. Dia sudah tak sabar memimpin kawanan. Akan tetapi, Theron Patheon, sang elder, selalu menasihati Luke supaya tidak gegabah. Menjadi Alpha bukan sekadar kuat, melainkan juga bijak dan bla, bla, bla, Luke tak begitu menghiraukannya. Baginya, tak ada yang lebih pantas menjadi alpha kecuali dirinya. Oke, mungkin Varek Bannon lumayan tangguh. Tetapi dia amat setia terhadap Fenris dan Luke. Dia tak mungkin mengkhianati mereka. Lagi pula, sepertinya Varek sudah puas sebagai tangan kanan sang alpha.
Selain Varek, ada Darius dan Ragnar yang cukup kuat. Tetapi mereka kalah kuat ketimbang Luke. Lagi pula, sepertinya mereka lebih tertarik pada wanita ketimbang menjadi sang alpha.
Luke sudah tak sabar ingin membicarakan penobatannya. Ia berharap upacaranya kelak disambut meriah. Ia tak kebaratan menantang semua werewolf di sana kalau memang harus. Ia ingin diakui sebagai yang terkuat.
Karena tak sabar, Luke berubah menjadi serigala agar mempercepat langkahnya. Bulunya yang putih tampak seperti salju. Langkahnya ringan. Gelapnya malam tak menghalangi penglihatannya. Ia menembus hutan.
Kuil yang dimaksud ayahnya adalah sebuah gua di tengah hutan. Kuil tersebut jarang digunakan kecuali pada acara-acara tertentu seperti: Ritus Bulan Purnama, Ikatan darah, dan Sumpah Luna. Pokoknya kuil itu hanya sebagai simbol tempat terjadinya peristiwa penting, termasuk Taring Penghakiman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redemption of Fallen Alpha
FantastikLuke Frostbane, pemegang tahta alpha selanjutnya, melarikan diri dari kawanan karena dituduh berkhianat. Dia juga diburu. Hanya sebuah artefak kuno yang mampu membersihkan dirinya dari tuduhan tersebut. Namun, sayang, artefak itu telah dicuri ribua...