12. Pasang Badan

329 53 11
                                    


Di saat masalah datang dan beban pikiran menumpuk di kepala, selalu saja orang-orang lama muncul dalam benak. Kenangan-kenangan yang dirindukan bergulir di depan mata layaknya rol film yang diputar. Menebarkan rasa rindu dengan sedikit perih bekas luka yang terasa.

Kendati memiliki banyak teman, tidak semua dari mereka mampu Taehyung percaya untuk mengintip sedikit ke dalam hatinya. Taehyung lebih ingin membagi kesenangan dengan mereka, sehingga ia pun bisa melupakan kesedihannya. Namun, sebagai manusia yang memiliki sisi lemah, Taehyung sesekali tentu ingin berkeluh kesah. Dan untuk menjadi pendengarnya, pemuda ini merasa perlu memilih orang yang tepat.

Namjoon biasanya. Juga ... Jisoo. Hanya saja kali ini Taehyung merasa tidak berani menemui dua orang itu.

Hubungan Taehyung dengan Jisoo tidak baik sejak hari pertunangan gadis itu dan kakaknya. Padahal, biasanya Jisoo adalah orang pertama yang Taehyung datangi ketika Seokjin memukulinya. Meski Jisoo tidak pernah tahu apa yang dilakukan tunangannya pada sang adik, paling tidak ada yang mengkhawatirkan Taehyung saat melihat pemuda itu terluka. Ada orang yang bertanya bagaimana bisa ia terluka. Bonusnya, Jisoo mau mengobati Taehyung dan pemuda itu bisa puas memandangi wajahnya yang jelita.

Apabila ingin melarikan diri pada Namjoon, saat ini pemuda itu juga bukan orang yang tepat untuk Taehyung datangi. Chahee mungkin bicara sesuatu. Praduga-praduga yang menyudutkannya. Atau yang terburuk, Jennie mungkin sudah bercerita. Dan kalaupun tidak, Namjoon pasti menunggu kabar dari Taehyung soal Jennie dan akan terus memburunya di sekolah. Itulah mengapa ia memilih membolos kemarin.

Pemuda itu menghela napas lelah di balik helm full face-nya. Mesin motornya masih bergetar. Lampu merah masih menyala. Taehyung yang sejak setengah jam lalu kebut-kebutan di jalanan memutuskan mematuhi rambu lalulintas. Istirahat sejenak. Tiba-tiba merasa iba pada motornya yang selalu ia jadikan pelampiasan padahal tak tahu apa-apa. Jika saja kuda besi itu hidup dan bicara, ia mungkin akan mengomel setiap hari dan protes mengapa ia perlu sering-sering pergi ke bengkel.

Tak sengaja menoleh ke sisi jalan, Taehyung melihat seorang bibi tua menawarkan dagangan dari trotoar. Wanita yang keseluruhan rambutnya ditutupi uban itu menenteng keranjang berisi bunga mawar. Baru saja mengacungkannya setangkai pada Taehyung sambil memasang senyum terbaiknya.

"Tiga ribu won saja, Nak. Kau mau satu? Tidak ada salahnya sesekali memberikan bunga untuk orang yang kau sayang," katanya.

Taehyung tergugu. Ia hampir menolak karena merasa tidak memiliki seseorang yang bisa ia beri bunga di saat begini. Hidupnya sedang susah sehingga ia merasa tidak perlu menyenangkan orang dengan memberi hadiah. Namun, wanita itu sudah sangat tua. Wajahnya terlihat lelah sehingga Taehyung mengeluarkan dompetnya. Mengambil selembar uang seratus ribuan selanjutnya menyerahkannya kepada wanita itu dan menerima setangkai mawar darinya.

"Sebentar kuambilkan kembaliannya."

Sedetik berselang lampu hijau telah menyala. Taehyung langsung tancap gas. Mengabaikan teriakan lemah wanita itu yang sayup-sayup terdengar di tengah bisingnya suara mesin lalu-lalang. Pemuda itu kembali berkendara tanpa tujuan. Namun, karena sekarang ada bunga di tangan ia jadi kepikiran. Rasanya sayang untuk membuang benda berharga yang dijaga oleh wanita tua sepanjang hari untuk berakhir di bak sampah. Bahkan saat menerima uang itu dia nampak sangat senang. Untunglah Taehyung memberinya sedikit lebihan. Hingga tiba-tiba Taehyung terpikirkan satu alamat.

Apakah muluk-muluk jika Taehyung juga membawa buah? Tiba-tiba ia berpikir makan buah sangat enak di saat perut mual dan langsung membelinya begitu melihat toko buah dalam perjalanan. Ah, tertebak. Taehyung sudah ada di depan rumah yang berseberangan dengan rumah Jennie bersama motornya ketika ia mulai ragu-ragu antara harus memencet bel atau tidak. Datang tiba-tiba tanpa pemberitahuan itu sangat mengganggu. Jika Taehyung tidak salah ingat, orang tua Jennie cukup protektif. Mereka mungkin juga memberlakukan jam malam.

REDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang