7. Belum Ingin Mati

245 32 6
                                    

“Mana uangmu?”

Ini tak ubahnya pemalakan. Meski Jennie akan menggunakan uangnya sendiri untuk keperluan dirinya sendiri, akan tetapi ia sudah mengumpulkannya cukup lama dengan menyisikan uang jajan. Rencananya untuk menyewa apartemen saat kuliah nanti, bukan untuk foya-foya.

Tapi Chahee menodong dengan muka mengancam. Jennie yang merasa ragu menarik ulur kartu debitnya dari tangan Chahee yang sudah menengadah. Namun, Chahee bukanlah orang yang sabaran sehingga ia menolak bermain-main lagi dengan Jennie dan merampas kartu itu begitu saja. Lantas mimik wajahnya berganti begitu kartu itu berada dalam genggamannya. Chahee tersenyum kepalang manis dan menuntun Jennie dengan lembut memasuki sebuah salon kecantikan.

“Ayah dan ibumu tahu kau menabung untuk menyewa apartemen?” tanya gadis itu setelah mereka masuk dan memilih model rambut yang menurut Chahee paling cocok untuk Jennie.

Seorang petugas salon baru saja menyuruh mereka duduk di depan sebuah cermin besar dengan ruangan bernuansa feminin serba merah muda. Alat-alat rias di meja membuat Jennie menganga takjub. Dia hampir tidak pernah pergi ke salon kecantikan.

“Tidak. Mereka punya anggaran tersendiri untukku. Hanya berjaga-jaga. Kau tahu ‘kan ayahku pelit?” jawab Jennie.

“Baguslah. Karena kau jarang jajan sehingga saldo tabunganmu berlimpah, kita mungkin bisa membeli beberapa barang juga,” kata Chahee lagi membuat Jennie merengek.

“Chahee ...”

Jennie sendiri tidak tahu apakah ia perlu mengubah penampilannya dengan tujuan membuat Taehyung menyesal telah menolaknya. Jika pemuda itu saja tidak pernah tertarik pada Jennie bukankah mau gadis ini jadi Barbie juga dia takkan peduli?

Balas dendam. Kesannya Jennie tidak bisa menerima bahwa dirinya bukan yang Taehyung inginkan. Perlukah ia bertindak sejauh ini hanya demi pemuda itu? Rasa-rasanya ... sekarang ini Taehyung  tak lagi sepenting itu. Setelah rasa sakit yang Jennie terima, ia hanya berusaha melupakannya. Karena ia merasa malu.

Mungkin maksud Chahee juga untuk itu. Chahee bukan tipe orang yang akan berkata “aku mengerti perasaanmu” ketika Jennie bersedih. Dibanding ikut meratap dan melihat temannya terus tersakiti, Chahee justru akan berusaha membuat Jennie sibuk melakukan sesuatu yang kesannya tidak berguna, tapi percayalah, Jennie akan berterimakasih nantinya.

Hampir dua jam rambut mereka diotak-atik, keduanya keluar dari salon kecantikan dengan senyum semringah. Nampak sangat jelas perubahannya. Jennie memiliki poni sekarang yang membuatnya nampak lebih segar dan menggemaskan. Chahee tak berhenti memujinya dengan pandangan memuja yang tak dibuat-buat kendati dirinya juga tak kalah cantik dengan rambut baru yang lebih pendek dari sebelumnya. Membuat Jennie tersipu layaknya digoda buaya sekolah sampai tersipu malu. Kepercayaan diri gadis itu perlahan-lahan meningkat dan hal-hal buruk di kepalanya terlupakan.

Setelah sukses mengubah gaya rambut, Chahee juga mengajak Jennie membeli beberapa pakaian meski lagi-lagi Jennie merengek lantaran takut uangnya habis untuk hal yang sia-sia. Namun, melihat wajah tertekan Jennie, Chahee malah berapi-api. Ia bayar semua baju yang telah Jennie coba dan menarik gadis itu sekali lagi ke tempat yang membuat Jennie merengek nyaris menangis.

“Kau harus membeli skincare agar kulit bayimu makin bersinar. Kau mau coba liptint? Pasti lucu sekali melihat bayiku berdandan,” tutur Chahee sembari menyapukan tester yang tersedia ke bibir mungil Jennie.

Lagi-lagi takjub dengan kecantikan sahabatnya, Chahee gelap mata dan memborong semua liptint itu untuk Jennie.

Setelah merasa misinya selesai, Chahee akhirnya mengajak Jennie pulang setelah makan Bingsu. Banyak sekali kantong belanjaan di tangan mereka. Selain itu mereka menjadi lebih cantik, juga perut terasa kenyang. Hanya saja Jennie masih tidak tahu bagaimana caranya membawa semua barang-barang itu ke dalam rumah karena jika ibunya melihat, Jennie pasti akan mendapat interogasi yang panjang. Meski berbelanja dengan uangnya sendiri, Jennie tidak diajarkan untuk menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak penting.

REDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang