22. Ipar

300 71 37
                                    

"Jisoo ... Noona?"

Taehyung jelas kaget pun bingung. Situasi seperti ini tidak pernah ia bayangkan sebelumnya, ketika ia harus terjebak di antara Jisoo dan Jennie. Ia merasa konyol karena saat ini tengah menggenggam tangan seorang gadis di hadapan gadis lain yang pernah ia beri pernyataan cinta. Bagi Jisoo mungkin kata-katanya waktu itu jadi seperti lelucon semata. Bagi Jennie ia mungkin tak lebih dari seorang pecundang.

"Aku ingin melihatmu," kata Jisoo kemudian dengan senyum ramah. Ia kemudian menjatuhkan pandang pada Jennie yang sejak tadi menatap dengan bingung dan waspada.

"Dia ... siapa?" bisiknya pada Taehyung yang pucat di tempatnya.

Jisoo masih bisa mendengarnya dan kembali tersenyum karena itu. Layaknya seorang kakak yang memergoki adiknya tengah berpacaran, dua remaja ini sangat menggemaskan.

"Kau tak akan memperkenalkan kami, Tae? Jangan sungkan. Bagaimana pun dia akan jadi adik iparku, 'kan?" sela Jisoo membuat dua orang yang tadinya saling pandang itu kontan membuang muka.

Lucu sekali!

"Senang bertemu dengan—"

"Jennie!" Gadis itu memutuskan menyela setelah tahu bahwa Taehyung mulai memerah di tempatnya. Pemuda itu nampak akan membisu untuk beberapa saat karena terkejut. Meski sebenarnya Jennie juga mengalami hal yang sama. Dianggap sepasang kekasih oleh para penyewa rumah susun saja sebenarnya sudah membuatnya malu. Sekarang Jennie malah harus bertemu gadis yang memanggilnya adik ipar dengan begitu mudahnya.

"Jisoo," sahut perempuan itu sembari mengulurkan tangan.

Sebelum menyambutnya, Jennie sempatkan untuk melirik Taehyung kembali bermaksud meminta pendapat. Karena pemuda itu tak katakan apa-apa, Jennie akhirnya menjabat tangan perempuan itu. Rasanya begitu lembut. Gadis itu bahkan sangat cantik. Ia dan kakak Taehyung nampak serasi.

"Bagaimana kau tahu aku di sini?" Taehyung akhirnya membuka suara dan Jennie menyesal karena itu terdengar tidak ramah. Padahal, Jisoo baru saja mengulurkan sekeranjang buah pada Jennie dan gadis itu terlanjur menerimanya.

"Ah, itu ..."

"Jungkook?"

"Jangan marah padanya. Aku yang memaksanya untuk memberitahu keberadaanmu. Kau tahu ... aku mengkhawatirkanmu."

"Aku baik-baik saja."

"Mulai sekarang beritahu aku juga di mana kau tinggal, apa yang kau kerjakan. Sama seperti dulu ..."

Dari pernyataan Jisoo barusan sepertinya dua orang ini telah lama dekat. Entah apakah ini perasaan Jennie saja, tetapi mengapa Taehyung bertindak seolah dia tak nyaman? Sedangkan tatapan matanya justru mengatakan kebalikannya. Bagaimana netra itu tak mau lepas memperhatikan wajah Jisoo yang jelita. Apakah Jennie pada akhirnya tahu karena siapa ia pernah dicampakkan?

"Omong-omong, aku Noona-nya Jungkook. Kau mengenalnya 'kan, Jennie-ssi?"

"Y-ya?"

Dunia sempit sekali, ya?

***

"Sepertinya ... aku pernah melihatnya di suatu tempat?"

Meski merasa begitu rendah, sesekali Taehyung dan Jennie memang mengharapkan bantuan. Taehyung baru akan memulai pekerjaan barunya sehingga uang mereka menipis. Kedatangan Jisoo mereka anggap sebagai sesuatu yang patut disyukuri. Lagi, perempuan itu tidak tanggung-tanggung. Meski Taehyung dan Jennie juga perlu menahan diri, saat ini barang-barang yang Jisoo belikan sedang mereka pilah untuk disimpan. Rupanya, itu banyak sekali!

"Siapa?" tanya Taehyung.

"Jisoo Eonnie," jawab Jennie.

"Eonnie?" protes pemuda itu.

REDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang