21. Ada Apa?

42 21 3
                                    

Happy 3k views!

Btw, ini chapter baru jadi ke depannya mungkin nggak bisa update tiap hari. Maklum, emak-emak ini sudah tidak produktif eheh...

Happy reading!

Pemuda itu nampaknya kelelahan. Ia tidur seperti mayat. Jennie tidak tega membangunkannya semalam setelah lelaki berambut hitam legam itu jatuh terlelap setelah belajar. Ketika Jennie bangun pagi, pemuda itu masih dalam posisi tidurnya yang tidak nyaman di atas meja rendah di ruang tamu kontrakan kecil mereka.

Sejenak Jennie memeriksa ponsel Taehyung untuk melihat jam. Pukul tujuh di sana. Masih ada satu jam bagi pemuda itu beristirahat sehingga Jennie kembali membiarkannya. Tiba-tiba perutnya terasa lapar sehingga gadis itu memutuskan menyeduh teh. Ia melihat sisa biskuit juga sehingga membawanya ke meja tempat Taehyung tidur. Takut-takut gadis itu memperhatikan wajah Taehyung yang tanpa penjagaan. Mulut Taehyung sedikit terbuka membuat bibir penuhnya mencebik lucu. Bulu mata pemuda itu amat panjang dan lentik. Membuat iri saja. Hati-hati, Jennie mendaratkan telapak tangannya di bahu pemuda itu kemudian mengguncangnya ringan.

"Taehyung, bangun. Kau harus pergi ke sekolah," seru Jennie.

Namun, pemuda itu geming. Jennie kemudian menambah kekuatan dan mengguncang tubuh itu lebih keras. Kendati tak ada respons berarti, paling tidak pemuda itu sedikit terusik dan mulai menggeliat. Keningnya mengkerut, kelopak matanya seolah menempel erat. Namun, Jennie tak gentar. Ia terus mengguncang bahu pemuda itu hingga akhirnya tangannya dicekal. Taehyung taruh di bawah pipinya sebagai bantal dan kembali tenang.

Gadis itu menahan napas. Apa yang sedang terjadi? Mengapa jantungnya berdebar-debar? Suhu tubuh Taehyung hangat, tapi mungkin itu bukan demam.

"Tae—"

"Lima menit lagi," potong pemuda itu dengan suara parau.

"Kau tak akan mencari sarapan? Aku ... agak lapar."

Sekonyong-konyong kedua mata Taehyung mengerjap sehingga Jennie sedikit terjingkat atas responsnya yang secepat kilat. Pemuda itu lantas mengangkat kepalanya dan bangun. Melakukan peregangan hingga ia sadar jemari tangannya dan milik Jennie bertaut. Entah sejak kapan. Taehyung tidak nampak terkejut. Ia malah membawa tangan itu ke pangkuan dan mulai menatap Jennie lekat dengan muka bantal.

"Mau makan apa? Yakin bisa makan?" tanya Taehyung diselingi menguap. Ingat bahwa baru malam tadi Jennie bisa makan pada akhirnya dan itu pun hanya jeruk.

Jennie nampak berpikir sejenak sambil memegangi perutnya membuat Taehyung memperhatikan.

"Mungkin aku bisa makan sesuatu yang tidak keras," jelas perempuan itu.

"Bubur?" tanya Taehyung kemudian.

Rupanya, tidak ada kedai bubur di sekitar kontrakan mereka sehingga Taehyung perlu mencari cukup jauh. Ketika kembali, Taehyung nyaris terlambat sehingga pemuda itu hanya memberikan bubur yang ia beli pada Jennie sementara ia bersiap-siap.

Jennie sudah menghabiskan buburnya tanpa sisa ketika Taehyung keluar dari kamar dengan seragam sekolah yang telah melekat rapi di tubuhnya. Tergesa-gesa mencari tas sekolahnya yang ternyata sudah Jennie siapkan. Ketika mengambil tas itu Taehyung sempat mendapati bahwa Jennie menatap lekat dirinya. Ekspresinya datar. Namun, entah mengapa Taehyung merasa gadis itu nampak sedang kesal.

"Ada apa?" tanya Taehyung.

"Bukan apa-apa," jawab Jennie acuh. Gadis itu kemudian bangkit berdiri membawa mangkuk kotornya menuju dapur.

Taehyung memperhatikan lama. Ingin bertanya ada apa sekali lagi. Namun, nampaknya Jennie memang sedang tidak ingin bercerita karena ia terus membelakangi Taehyung dan mencuci mangkuk yang apabila Taehyung tidak pergi mungkin ia akan menggosoknya sepanjang hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REDUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang