Sejak dua bulan lalu, Jennie mempunyai kegiatan yang bisa menghasilkan uang selain dari memasang mata pada boneka sapi. Yang lebih menyenangkan, kegiatan itu sangat ia sukai karena Jennie bisa mengerjakannya sembari belajar. Betapa ia menyukai Matematika dan Bahasa Inggris. Mengapa banyak anak-anak kesulitan menguasai dua mata pelajaran itu?
Sedih untuk mengetahui bahwa ia dan Taehyung bukan satu-satunya orang susah di tempat ini. Mereka mengenal beberapa keluarga yang nasibnya tak jauh berbeda di kontrakan. Mereka sama-sama kesulitan dalam menghasilkan uang. Yang terburuk beberapa dari mereka memiliki anak usia sekolah yang tidak bisa pergi Hagwon karena minimnya uang untuk membayar guru les.
Awalnya Jennie hanya membantu anak dari Bibi baik hati yang tinggal di sebelah kamar. Bibi Choi namanya. Saat sedang kesepian Jennie terkadang datang untuk menanyakan apakah wanita itu punya Kimchi dan berakhir dijamu makanan enak. Wanita itu biasanya sibuk bekerja di kedai Teokboki. Ia akan meninggalkan anaknya yang masih kelas tiga SD bersama Jennie dan mereka mulai dekat. Awalnya Jennie hanya membantu anak itu mengerjakan PR. Namun, kegiatan itu akhirnya menjadi kebiasaan Jennie sembari menunggu Taehyung pulang. Karena beberapa kali diberi makanan, sementara belum sekali pun Jennie memberikan sesuatu pada Bibi Choi, Jennie merasa senang bisa membantu. Setelahnya, Bibi Choi mungkin memberitahu penghuni kamar lain karena beberapa waktu kemudian ia bercerita bahwa nilai anak lelaki bernama Soobin itu meningkat bahkan wali kelasnya memberikan pujian. Dan tiba-tiba, kini Jennie punya lima murid les dengan rentang usia yang berbeda.
Jennie tidak meminta bayaran. Ia melakukan semua itu karena senang. Namun, para orang tua pada akhirnya mengumpulkan uang mereka bersama-sama dan memberikannya pada Jennie tiap Minggunya. Meski tidak banyak, sekarang Jennie memiliki uang simpanan untuk membeli baju bayi yang baru. Ia bersyukur karena tinggal di lingkungan yang positif. Semua tetangganya adalah orang baik. Mereka tidak pernah menanyakan tentang bagaimana ia bisa hamil di usia muda. Mereka justru berusaha membantu.
Miris, ya? Sedangkan keluarga Jennie dan Taehyung bahkan tidak mau tahu.
"Kau yakin mau satu saja?"
Besok adalah hari terakhir ujian tengah semester untuk Taehyung. Selama beberapa Minggu pemuda itu sangat sibuk dan tak bisa diganggu. Dia mati-matian belajar sampai nyaris tidak tidur. Maka ketika Taehyung akhirnya keluar dari zona menegangkan itu dan mengajak Jennie makan di luar, gadis itu juga meminta untuk ditemani pergi ke toko perlengkapan bayi sekalian. Hari persalinannya sudah di depan mata. Jennie bahkan sudah mulai mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke rumah sakit.
"Hm. Satu saja untuk kenang-kenangan. Nona Shin yang tinggal di lantai satu meminjamkan baju bekas bayinya padaku. Katanya, tak perlu membeli yang baru karena bayi cepat besar. Aku sudah mencucinya. Baju-bajunya masih baru," jelas Jennie masih berusaha mencari baju yang ia inginkan bersama Taehyung yang ikut membantunya memilah di sisinya.
"Lagi pula ini mahal sekali. Lebih mahal dari harga bajuku," bisik Taehyung sembari menunjukkan label harga yang tertera.
Jennie tersenyum. "Karena ini merek yang bagus," jelasnya.
Taehyung mengangguk-angguk. "Kau mau warna apa?"
"Karena dia perempuan ... haruskan pilih warna merah muda?"
"Yang ini bagus," sahut Taehyung sembari menunjukkan beberapa pilihan. "Kalau begitu aku akan membeli selimut."
"Gomawo."
Jennie memberikan uangnya pada Taehyung, membiarkan pemuda itu yang membayar karena ia masih ingin melihat-lihat. Saat itulah ia sadar setiap pengunjung yang datang selalu menatap ke arahnya dengan pandangan yang sejujurnya membuat tidak nyaman. Wajahnya terlalu muda untuk memiliki penampilan seperti dirinya sekarang. Gadis bermuka bayi dengan baju daster dan perut yang buncit. Setiap berada dalam situasi di mana ia merasa orang-orang menatap buruk padanya, tanpa sadar Jennie menahan napas berharap perut besarnya mengempis karena ia tahu itulah pemicunya. Usia kehamilannya sudah memasuki Minggu ke tiga puluh dua. Perutnya semakin besar. Sesak sekali di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
REDUM
Fanfiction[Rate: 13+] Jennie menyatakan cinta pada Taehyung meski ia belum bisa mengukur sebesar apa kadar sukanya pada pemuda itu. Karena terlalu tergesa, cinta itu pun berakhir begitu saja. Taehyung menolaknya dengan alasan memiliki gadis idaman lain. Setah...