Bersama Hujan pt13

312 32 6
                                    

...

Rakha bersiul memasuki ruangan yang di dominasi oleh cat berwarna putih dengan khas bau obat obatan, dan di ruangan itu ia di sambut oleh seseorang dengan senyum malaikat nya.

"Om dokter, jangan senyum kayak gitu lah, hujan takut ngira om dokter itu malaikat yang mau jemput hujan" celetuk si remaja membuat pria yang Rakha sebut om dokter tertawa.

"Mood banget kamu, lagi seneng yah?" Tebak Adrian.

"Bisa jadi"

"Kok gitu sih"

"Seneng om" jelas Rakha setelah duduk di kursi yang ada di depan meja Adrian.

"Seneng karena ayah kamu masih mau memperjuangkan mu kan?" Tebak Adrian dengan nada sedikit menggoda, membuat Rakha mau tidak mau tersenyum penuh.

"Iya om"

"Apa kamu meminum obatmu pagi ini?"

"Belum om, makanya hujan kesini"

"Baiklah.. apa kamu masih suka merasa kebas di tangan kirimu?"

"Iyah, walau masih jarang juga"

"Mual muntah?"

"Emmm,semalem"

"Hujan.. kamu harus menjalani kemoterapi selagi aku mengatur jadwal operasi mu, karena masalah ini harus di bicarakan dengan ayahmu dulu, dan juga sepertinya teman yang ada di otak  kamu sudah mulai menyerang anggota bagian kiri tubuhmu dengan melihat gelaja yang Kamu alami" jelas Adrian, Rakha mah cuman manggut manggut doang kayak lagi dugem.

"Om.."

"Hmm? Kenapa? Ada yang ingin kamu tanyakan?"

"Hujan.. bisa sembuh kan?"

Adrian tersenyum maklum.

"Semua orang yang menderita  penyakit seperti kamu juga menanyakan hal yang sama, bagaimana jika pertanyaan nya di ubah?"

"Maksud om?"

"Misalnya, pertanyaan mu di ganti, apa penyakit ini bisa cepat membunuhku? Maka aku akan menjawab, tidak, karena yang bisa membunuhmu dengan cepat itu rasa putus asa dan tak memiliki semangat hidup"

"Tapi kamu memilikinya hujan, kamu memiliki semangat hidup"

Adrian tersenyum melihat tatapan polos remaja di depannya, ia tidak bohong, jika mata anak di depannya memancarkan harapan yang besar, namun ia sangat amat menyayangkan jika binar itu terbit hanya karena dorongan kecil dari sang ayah.

Jika dorongan kecil saja mampu memberi hidup untuk anak itu, bagaimana jika semua orang yang menyayanginya ikut andil dalam memperjuangkan hidupnya? Maka Adrian yakin, hujan akan hidup lebih lama dari yang ia pikirkan.

____________________________________


Waktu paling membosankan bagi Rakha itu ya ketika ngantri makanan di kantin sekolah, mana yang ngantri sekarang cewek semua lagi, coba aja Rakha tadi sempet sarapan pagi, pasti gak bakal kelaparan sekarang.

Emang sih Rakha bikin nasi goreng pagi tadi, tapi di habisin sama anak dugong, oh jangan lupa, ibu dugong juga nambah Ampe dua piring, mana setelah abis nyalahin lagi.

"Awas kalau kamu masak lagi ya, gak akan saya biarin kamu menyentuh dapurku, bisa bisa gendut saya kalau kaya gini terus"

Seperti itu kira kira cuitan dari madam Lusi, udah kenyang tinggal ngomel, salah Mulu Rakha perasaan di mata dia, untuk Rakha sayang.

Bersama Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang