Chap 5 : Nightmare

161 15 4
                                    

siang sudah hampir hilang sore datang menjemputnya ceritanya masih disini di rumah sakit

sudah ada beberapa hari terlewat tentang Sean yang bermimpi indah tentang keluarganya

malam malam sesudahnya Sean sering bermimpi, tapi bukan mimpi yang indah yang akan terus dia kenang

ingin dia hapus mimpinya yang melekat rapat di dalam pikirannya, sekarang kejadiannya sama dengan hari hari yang telah lalu

Sean terperanjat bangun dari tidurnya tangannya meremat rambut dan dadanya rasa sesak memenuhi relung di setiap sisi hatinya

rasa sakit menjalar dari kepala hingga kaki, keringat dingin mengucur, napasnya tersengal Terengah-engah

rasanya sulit untuk sekedar menghirup udara dengan rasa sakit yang terus datang menghantamnya sudah ke sekian kalinya Sean terbangun dengan kondisi seperti ini

suara langkah kaki terburu buru terdengar mendekati pintu masuk ruang inap nya suara langkah kaki yang menggema yang terdengar sampai ke dalam

pintu terbuka menampilkan dokter dan beberapa perawat yang datang, dokter itu Johan namanya.

" Tuan , tenangkan diri anda dan bernapas lah pelan pelan "

Johan menghampiri dan melepaskan tangan Sean yang memegang kepala dan meremat dadanya

" Tuan berbaringlah "

Napas Sean perlahan kembali normal walau masih ada rasa sesak yang menghimpit

Sean membaringkan tubuhnya dan menutup matanya membiarkan dokter dan perawat memeriksa tubuhnya

karena kondisinya mulai memburuk perawat atas perintah Johan mulai memasang alat alat yang ditempelkan pada tubuh Sean

Keadaan Sean saat ini seperti mayat hidup begitu pucat ditambah keringat yang membanjiri tubuhnya tubuh nya yang dingin persis sekali seperti mayat hidup

" Tuan Saya mohon jangan berpikiran yang berlebihan itu memengaruhi kondisi anda ,

kondisi anda saat ini jauh dari kata baik saya takut anda kembali kritis,

kesampingkan semua masalah anda dan fokuslah pada kesehatan anda terlebih dahulu "

Sean Membuka matanya menatap kosong kedepan, mulai memikirkan mimpi yang dia dapat

mungkin apa yang Johan katakan benar adanya, dirinya terlalu banyak pikiran hanya ada satu jalan yang terpikir di kepalanya

" panggil Leon "

pemeriksaan dan penanganan sudah selesai perawat sudah keluar dari ruangan Sean hanya tinggal Johan yang masih sibuk memeriksa Sean 

" Tuan Leon tidak ada di sini Tuan, saya akan menghubunginya dahulu, tolong anda istirahatlah dulu "

Johan Keluar menyisakan Sean yang masih terbaring lemah menutup matanya merasa lelah dengan rasa sakit ini

kurang dari 30 menit, suara langkah kaki Leon terdengar dekat, dengan langkahnya yang cepat, pintu perlahan terbuka datang Leon dengan wajah khawatirnya

Sean Membuka matanya persis setelah Leon membuka pintu, memaksakan dirinya duduk dibantu Leon dengan susah payah karena sekarang banyak alat yang menempel pada tubuh Sean

Leon berdiri di samping kanan Sean dengan tegap menunggu apa yang akan disampaikan Sean dengan keadaannya yang seperti ini

" Siapkan penerbangan ke Prancis besok " kata Sean dengan nada parau nya, bisa digambarkan bahwa saat ini dia tidak baik baik saja

A R S E A N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang