Malam Natal itu, angin dingin berhembus lembut di sekitar alun-alun kota. Lampu-lampu warna-warni dari pohon Natal besar berkilauan, menerangi keramaian orang-orang yang sedang menikmati suasana liburan.
Lean, Aldi, dan Angga, tiga sahabat yang sedang menjalani pendidikan di Akademi Kepolisian, memutuskan untuk merayakan malam istimewa ini dengan cara yang berbeda.
Dua tahun kebelakang, Aldi dan Angga. Cuma kasih ucapan selamat natal ke Lean itu aja! Tahun ini berbeda. Mereka menyadari Lean tak punya Siapa-siapa untuk sekedar makan bersama. Biasa keluarga orang kaya sibuk sibuk.
Memilih untuk tidak merayakan Natal untuk Lean di dalam ruangan yang hangat, tetapi di luar, di tengah keramaian, di alun-alun kota yang dihiasi dengan dekorasi Natal warna warni.
"Makan Makan di alun-alun? Sungguh ide yang luar biasa, Ga!" seru Aldi sambil melangkah ke salah satu bangku yang ada di dekat taman. "Udah lama banget kita nggak ngumpul begini, cuma bertiga, tanpa mikirin tugas di Akpol."
Angga yang berjalan di samping Aldi, terlihat setuju. "Betul. Ini momen langka. Biasanya kita cuma ngobrol soal tugas dan ujian. Sekarang, saatnya nikmati liburan. Walau yang ngerayain Natal Lo doang. Le! Tapi, kita kecipratan liburnya."
Aldi mengangguk sambil tersenyum. Membenarkan "Gimana kalau kita cari tempat makan yang asik? Gua udah lapar banget, setelah seharian ngurusin tugas."
Mereka bertiga berjalan menyusuri alun-alun yang ramai, mencari tempat makan yang menawarkan suasana Natal.
Tak jauh dari sana, mereka menemukan sebuah kedai makanan yang menghadap langsung ke alun-alun. Di sana, ada berbagai pilihan makanan, dari hidangan daging panggang hingga berbagai jenis kue manis yang menggoda selera.
"Ayo, kita makan di sini," ujar Aldi sambil menunjuk ke meja yang kosong.
Ketiganya duduk dan memesan berbagai hidangan. Aldi memilih seporsi daging panggang dengan kentang, Angga memilih ayam bakar dengan nasi, sementara Lean memilih sup hangat yang cocok untuk cuaca malam itu.
Sambil menunggu makanan datang, mereka bercakap-cakap tentang kehidupan mereka di Akademi Kepolisian.
Meskipun suasana di sekitar mereka ceria dengan orang-orang yang berjalan-jalan, tawa mereka yang riang semakin membuat malam itu terasa lebih hangat.
"Gila, ya, waktu cepet banget berlalu. Rasanya kayak baru kemarin kita mulai di Akpol, tapi sekarang udah hampir dua tahun aja," kata Angga, mengingat kembali perjuangan mereka.
Aldi tertawa kecil. "Iya, sih. Dulu waktu kita pertama kali masuk, gue kira gue bakal gak tahan sama pelajaran dan suasananya. Ternyata, sekarang malah jadi kebiasaan. Udah mulai terbiasa dengan rutinitas yang berat."
Angga mengangguk setuju. "Tapi, di sisi lain, kita jadi bisa menghargai hal-hal kecil, kayak malam ini. Bisa duduk santai, makan bareng, dan gak mikirin latihan berat atau ujian."
Makanan pun tiba, dan ketiganya segera menikmati hidangan mereka. Udara dingin malam itu tak menghalangi mereka untuk menikmati setiap suapan.
Suasana alun-alun yang dihiasi dengan lampu-lampu Natal yang berkelap-kelip menambah kehangatan dalam hati Lean. Ternyata Tuhan memberinya Natal yang berbeda!
Mereka menyantap makanan sambil berbincang-bincang ringan, saling mengingatkan kenangan-kenangan lucu semasa mereka berlatih di Akademi.
"Kayaknya kita perlu lebih sering kayak gini, ya," kata Lean sambil menyesap sup hangatnya. "Juga.. Makasih kalian mau Christmas Dinner kaya gini."
Aldi mengangkat gelasnya. "Bukan Le! Kita yang makasih Lo jadi tiket kita keluar malam ini. Malam ini kita cuma fokus sama satu hal-kebersamaan. Lebih dari sekadar tugas atau karier di masa depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
A R S E A N A
Casuale••• Tentang Arseana yang sudah mati namun menemukan dirinya yang lain masih hidup di dimensi berbeda dengan kisah hidup yang masih sama. Entah kenapa dirinya disini sudah mempunyai anak dan istri, keluarga nya sendiri yang dia pikir hanya impian yan...
