Chapter 4

2.8K 168 3
                                        

Lalu dengan itu kami melanjutkan perjalanan kami menuju aula. Banyak sekali calon mahasiswa seperti kami memandang ke arah depan panggung. Sesampainya di aula betapa kagetnya aku melihat seseorang sedang berdiri di depan.

Seseorang yang dengan gagahnya berdiri di panggung di hadapan calon mahasiswa. Yap Liam.

"Dia itu yang tadi denganmu, kan?" Gumam Kim dengan menunjuk kearahnya.

Aku hanya menganggukan kepalaku pertanda 'ya' lalu aku melihatnya lagi di depan. Sepertinya dia sedang test suaranya.

Setelah selesai, dia seakan sudah siap bernyanyi. Jadi apa dia penyanyi? Aku hanya menyaksikan dengan segudang pertanyaan yang masih kusimpan.

Alunan demi alunan dimainkan hingga dia kini mulai menyanyi.

He takes your hand
I die a little
I watch your eyes
And I'm in riddles
Why can't you look at me like that?

When you walk by
I try to say it
But then I freeze
And never do it
My tongue gets tied
The words get trapped

I hear the beat of my heart getting louder
Whenever I'm near you

But I see you with him
Slow dancing
Tearing me apart
'Cause you don't see
Whenever you kiss him
I'm breaking,
Oh how I wish that was me

Selesai dia bernyanyi banyak yang memberikannya tepuk tangan dan begitupula dengan aku. Aku begitu terkejutnya mendengar suaranya yang merdu. Dia pernah bilang padaku dia ada di jurusan musik tapi kufikir suaranya tidak semerdu ini.

Aku masih memandangnya, ketika dia turun dari panggung banyak yang menyalaminya.

Setelah selesai acara hiburannya kami-calon mahasiswa-disuruh untuk berkumpul bersama kelompoknya. Itu berarti aku bertemu lagi dengan Niall.

Aku selalu bersama Niall hingga membuat orang-orang dikelompok kami melihat ke arah kami berdua karena kami sedaritadi tertawa bersama bahkan ada yang menatapku dengan tatapan sinis seakan ingin menjambak rambutku karena aku dekat dengan Niall-ku akui dia memang tampan, gagah, baik, lucu.

Kami masih tertawa ringan. "Hei. Kamu bisa berhenti tertawa tidak? Aku tidak suka mendengarmu tertawa" sahut Niall di sela tertawaanku, untuk sementara aku terdiam kemudian Niall tertawa sambil memandangiku. "Hei kau lucu sekali seperti itu aku suka wajahmu" sambil tertawa.

"Stss... Kalian daritadi tertawa saja. Kerja yang benar dan fokus" Ellie menaikan suaranya pada kami. "Maaf" kataku dengan menurunkan nada suaraku seperti orang yang bersalah.

Lalu kami fokus pada pekerjaan kami. Niall begitu serius mengerjakan tugas yang diberikan kepada kami. Kami selesai lebih dulu karena Niall berubah menjadi serius jadi kami disuruh panitia untuk duduk dulu bersantai.

Selama kami bersantai dia terus menceritakan tentang sesuatu yang tidak jelas tapi entahlah itu lelucon sejenis apapun itu tapi tetap saja di kelompok kami masih tertawa-tawa terkadang dia suka kentut disaat tertawaan kami. Hingga membuat panitia memarahi kami karena suara kami sekelompok yang sangat besar dengan tertawa.

"Jangan berisik. Kalian memang dikasih waktu istirahat tapi tidak untuk bercanda." Gumam perempuan berambut berambut panjang bergelombang menggunakan almamater birunya-dia senior kami. Kami hanya minta maaf lalu diam saja dan melihat yang lain.

Aku berfikir betapa lambatnya kelompok lainnya karena sudah 15 menit kami menunggu tetapi baru 1 kelompok yang menyelesaikannya. Dia kelompoknya Sophia-gadis yang kutemui di tempat perbelanjaan bersama Harry.

Heartstrings |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang