Chapter 5

2.4K 159 2
                                        

Hingga cukup lama dia belum menjawab pertanyaanku hingga akhirnya dia sempat memejamkan matanya lalu membuka lagi sambil memegangi hidungnya mulai membuka suaranya.

"Kau tadi yang memberitahukanku di jalan bahwa rumahmu beralamat disini. Apa kau lupa?" Gumamnya dengan mimik wajah seperti kecemasan, tapi untuk kali ini mungkin dia benar karena aku tidak sadar apa saja yang dia katakan padaku jadi aku hanya menjawabnya dengan tatapan bahwa 'oke aku akan melupakan itu semua'

Aku turun dari mobilnya dan masih berdiri di samping mobilnya menunggu dia bergerak jalan lalu dia melambaikan tangannya padaku sebelum menyalakan mesinnya dan aku membalasnya lagi. Setelah kulihat mobilnya sudah tak terlihat aku memasuki rumahku. Rasanya aku sangat lelah sekali dengan hari ini, untungnya saja besok hari libur karena hari nasional. Awalnya aku sudah ingin tidur di waktu masih sore karena aku sangat mengantuk dan butuh tidur.

"Hai sayang. Gimana kuliahmu?" Gumam seseorang ketika aku membalikan badanku setelah mengunci pintu rumah-ibu- aku kaget melihat kehadirannya yang begitu mengagetkanku. "Baik, bu. Ibu sedang libur hari ini?" Nada suaraku terdengar begitu sangat lemah hingga membuat ibu sempat menanyakan sesuatu apa yang terjadi di kampusku atau apa ada hal yang buruk.

"Tidak, bu. Hanya saja aku sudah lelah sekali untuk kegiatan hari ini" merendahkan suaraku seperti seorang yang benar-benar butuh tidur. "Well, yasudah kamu pergi saja untuk tidur sepertinya kamu sangat lelah dan tadi ibu melihatmu diantarkan ke rumah dengan menggunakan mobil, apa itu Niall yang mengganti mobilnya? Apa kalian berpacaran?"

"Tidak, bu. Aku tidak berpacaran dengan siapapun untuk saat ini. Dan itu tadi adalah Liam-dia seniorku mahasiswa tingkat dua di UCL jurusan musik. Yasudah aku tidur dulu, bu. Da-ah" lalu aku mencium pipi ibuku sambil berjalan menaiki anak tangga dengan susah payahnya. "Syukurlah kalau kamu tidak berpacaran dengan siapapun untuk saat ini" aku mendengar ibu berkata seperti itu tapi rasa keingin tahuanku terhadap ucapan ibu lebih kecil daripada rasa keinginanku untuk tidur. Aku mengabaikan kata-katanya.


♣ ♣ ♣

Pagi sekali ibu mengajakku sarapan di luar karena ibu tidak punya waktu untuk membuat sarapan. Jadi sehabis sarapan ibu mengajakku berbelanja bahan makanan.

"Ibu tidak bekerja hari ini?" Gumamku saat sedang berada di ruang keluarga. "Iya. Ibu sedang mengambil cuti untuk hari ini saja karena ibu mau mengenalkanmu kepada seseorang. Ayo kita pergi belanja. Kita sarapan diluar saja." Lalu ibu beranjak dari sofa.

Di dalam mobil ibu menceritakan tentang pekerjaan ibu, teman di kantornya yang pada baik sama ibu dan pernah ibu berencana untuk mengundangnya ke rumah tapi sayangnya mereka juga sama seperti ibu-Tidak punya banyak waktu.

Aku sampai di tempat perbelanjaan dari tempat kami sarapan kurang lebih 10 menit karena jalanannya yang renggaang tidak ada kemacetan hanya saja kami harus menunggu lampu lalu lintas.

Di tempat perbelanjaan, ibu memilih barang-barangnya sedangkan aku yang membawa barangnya.

"Kau harusnya belajar untuk belanja sendiri agar nantinya kamu bisa menjadi istri yang teladan." Seringai ibu sambil menawarkan senyumnya padaku. "Ibu. Masih lama aku untuk menjadi seperti ibu-menikah, mempunyai anak. Aku saja baru menjadi mahasiswa" gerutuku pada ibu.

Sehabis berbelanja dengannya kami ke rumah. Katanya ibu ingin memasak bersamaku dan ingin membicarakan sesuatu kepadaku. Entahlah apa yang ingin ibu katakan padaku.

Sampai dirumah aku membawa barang belanjaan ke dapur untuk dimasak tentu saja. Ibu membukanya dan mulai membuka tas belanjaan, dia mengambil daging dan dia cuci di keran.

Heartstrings |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang