Chapter 15

1.9K 150 3
                                        

aku mencoba memaksakan diriku untuk bangun dari tempat tidurku dan memaksakan kakiku untuk turun ke bawah, tapi ketika kaki kiriku yang satu sudah berada di atas lantai dan mencoba kaki kananku juga aku goyah, kakiku terasa lemas jadi aku menjatuhkan diriku. Sebelum aku terjatuh, aku merasakan tubuhku tertahan oleh tangan kekar seseorang. Aku mendongak ke atas melihatnya dan ternyata itu Harry.

Tanpa kusadari aku memeluk dirinya cukup lama seperti puzzle yang terpasang dengan sempurnanya. Merasa sudah lama aku memeluknya aku melepaskan diriku dari pelukannya dan aku menatapnya selama cukup lama dan dia juga menatapku juga. Setelah kami merasa kami sudah sangat lama kita bertatapan sampai akhirnya aku mendengar suara seseorang yang bersumber dari pintu kamarku jadi kami sama-sama mendongak dan melihat siapa orang itu.

Liam.

Setelah melihat siapa orang yang datang, Harry hampir melepaskan tangannya yang menahan tubuhku agar tidak jatuh tapi dia terus menahannya dan memopongku sampai ke kursi roda. Dia dengan kuatnya mengangkat tubuhku ke roda kursiku. Ada jejak senyuman di wajah Liam di saat aku sudah duduk di kursi roda.

"Kamu sudah sembuh?" Katanya Liam yang terus mendekat ke arah aku dan Harry dan tersenyum kepada kami berdua dengan sangat antusiasnya

"Dia masih belum sembuh. Lihat saja bagaimana payahnya dia berdiri" umpat Harry yang tengah berdiri dibelakanhku dengan memegangi pegangan kursi rodaku, melirik ke arahnya aku menampakan wajah yang menjengkelkan kepadanya sebelum aku membuang wajaku darinya dan menatap Liam lagi dengan tersenyum.

"Kamu ngapain ada disini, Har?"

Seketika aku merasakan kaku disekujur tubuhku, bagaimana bisa Liam bertanya seperti itu, tidak mungkin Harry memberitahunya kalau ibuku yang memintanya menemaniku karena ibuku dengan ibunya sedang ada urusan. Aku takut Liam terlalu banyak bertanya dengan dalam. Jadi aku diam tak berkutik dan hanya mendengar ucapan apa yang akan terlontarkan dari mulut Harry.

"Aku kesini karena ibunya yang memintaku untuk menemaninya karena momku dengan ibunya sangat dekat. Kamu ngapain kesini?" jelasnya meremehkan dan kembali bertanya balik ke Liam. Tapi untunglah dia menjawabnya dengan sangat jelas walaupun ada yang tersembunyikan. Masa bodoh tentang itu toh Liam juga tidak bertanya lagi.

"Aku sedang ingin memgunjugimu sejak kemarin kamu terjatuh. Apa lukanya terlalu parah?"Kini Liam yang sekarang seperti seorang polisi mengintrograsi penjahatnya-aku seperti penjahat.

"Tidak. Hanya saja kata Dokter aku harus beristirahat dengan cukup. Apa kamu melihat Kim dan Liza?" Sekarang aku yang bergantian menanyakan dia, bersiaga jikalau dia ingin menanyakan pertanyaan yang memohok kepadaku.

"Tadi aku lihat di kampusku Kim sedang bersama Louis sedangkan Liza sedang latihan menari dengan yang lainnya. Tapi tadi dia ingin mengunjugimu kalau kelasnya sudah selesai." Dia terua menebarkan senyumnya yang memang manis. Aku akui semua anggota One Direction sangat baik dan sering menaburkan senyumnya kepada semua orang yang membuatnya banyak penggemar, tapi hanya Harry dan Zayn saja yang jarang tersenyum. Masa bodoh tentang itu aku tidak mempedulikannya.

Liam kini semakin mendekat ke arah kami, "Kamu mau kemana, Di?" Matanya tertuju denganku yang duduk di kursi roda. "Aku mau pergi berjalan-jalan karena aku merasa bosan, tapi karena kakiku belum pulih jadi aku menggunakan kursi roda." Terangku menjadi sedikit kecewa tentang insiden kakiku yang sakit dan terjatuh dan berpelukan dengan Harry. Ah sudahlah lupakan. Harry juga tidak akan mengingat hal yang tidak penting baginya itu.

"Biar aku saja yang membawamu keluar." Gumamnya yang sambil mencoba berjalan ke arahku dengan semakin dekat dan meletakkan tangannya di pegangan kursi rodaku dan menyuruh Harry untuk menyingkir, tapi Harry tidak menyingkir tapi tetap menahannya terasa sekali pertengkaran kecil di belakangku. Sedikit risih tapi aku sudah lelah.

Heartstrings |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang