Chapter 9

1.8K 157 1
                                    

Setelah selesai aku memeluk diriku, aku terbangun dan kembali berjalan sambil menangis di bawah guyuran hujan. Ini sungguh amat menyakitkan untukku, aku tidak bisa kembali ke Cafe-setidaknya untuk menghindari banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya dari temanku. Jadi aku berjalan kaki menuju rumahku.

Aku berjalan kaki seperti orang bodoh di saat orang lain berlalu lalang memakai payung tapi aku tidak dan aku juga sudah menolak seseorang yang menawarkan payungnya kepadaku. Aku bergitu hampa, sakit, kecewa, bodoh.

Di tepian jalan raya mataku langsung menangkap dua orang yang sedang di tengah jalan. Seorang cowo bertubuh tinggi dengan rambutnya yang ikal sedang memberi payung kepada seorang perempuan. Ohiya bagaimana aku bisa lupa itu Harry dan Sophia. Aku melihatnya.

Sophia mencoba menolak payung yang diberikan oleh Harry kepadanya. Tapi dengan gesitnya Harry lalu mencium bibir Sophia hingga payung yang dipegang Harry terjatuh. Mereka sekarang basah kuyup.

Hatiku rasanya sangat sakit melihat pemandangan itu, aku akhirnya memutuskan untuk melewati jalan lain yang lumayan sangat jauh dari rumahku. Aku memutar badanku dan kembali menangis-setidaknya menangis dengan sangat keras sambil tanganku memegang dadaku agar tidak sakit lagi.

Di tengah jalan dengan baju yang sudah sangat basah dan di guyur hujan tengah sambil aku menangis mungkin orang-orang yang melihatku sangat aneh tapi aku mencoba untuk mengabaikan mereka. Aku terus berjalan hingga ponselku berbunyi, aku meneduh terlebih dahulu karena ponselku diletakkan di dalam tas anti air yang ku selempangkan. Aku menepi ke sebuah toko alat musik. Menekan tombol hijau dan meletakkannya di telingaku.

"Diana, kamu dimana? Penampilan mereka sudah dimulai. Harry sudah datang. Ayo cepat kemari."

"Aku tadi kehujanan, Kim. Sekarang bajuku sudah sangat basah. Sepertinya aku tidak akan datang kesana."

"Apa kamu melihat Harry?"

"Tidak. Memang ada apa?"

"Oh tidak. Hanya saja ketika dia datang rambutnya sangat basah seperti terkena hujan"

"Aku tidak melihatnya sama sekali."

"Apa kamu baik-baik saja?"

"Baik. Bye. Selamat menikmati tontonanmu."

"Oke. Hati-hati dijalan"

Aku lalu mematikan sambungan teleponnya dan menaruh ponselku ke dalam tas dan kembali lagi ke jalan. Aku bersin-bersin sedaritadi, sepertinya aku flu. Jadi kemungkinan aku tidak akan masuk kampus besok. Lebih baik aku pulang segera karena aku takut kalau ibu melihatku seperti ini ibu akan sakit nantinya. Jadi aku mengurugkan niatku untuk jalan kaki. Aku menaiki taksi menuju rumahku.

Sesampainya aku di rumah, aku masuk ke dalam kamarku dan mengambil pakaian untuk aku gunakan nanti setelah mandi. Aku hanya mandi sebentar lalu kembali ke meja belajarku untuk menulis tugas yang diberikan Mr.Frank.

Sudah cukup lama aku tidak bisa berkonsentrasi belajar. Di fikiranku hanya ada Harry. Dan kepalaku mulai pusing. Jadi aku tidak mengerjakan tugasnya dan beranjak ke tempat tidur. Mungkin saja dengan tidur aku bisa menghilangkan pening di kepalaku.

Aku terjaga dalam tidurku berharap memimpikan sesuatu yang sangat indah. Kepalaku terasa berangsur-angsur membaik.


**

Harry's POV

Aku mengemudikan mobilku dengan kelajuan yang sangat cepat menghindar dengan gadis aneh itu. Aku merasa risih berada di dekatnya. Apa tidak cukup 5 tahun sekelas dengannya dan kini kami satu kampus lagi? Untung saja kami berbeda jurusan.

Heartstrings |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang