Aku bersama dengan Harry menggunakan mobilnya sementara Liam menggunakan mobilnya sendiri dengan Sophia. Liam menunjukkan arah ke rumahnya. Sampai di rumahnya aku berdiam diri dan merasa tegang karena aku sudah lama tidak bertemu dengan Ayah, aku merasa ada yang memegang tanganku erat. "Tenang saja. Ada aku disini." Katanya pelan dan tersenyum ke arahku. Aku membalas senyumannya dan berjalan masuk ke rumah Liam setelah Liam masuk ke dalamnya.
Aku merasa kaget seperti tersetrum listrik yang kekuatannya sangat dahsyat setelah melihat ada dua orang tua yang sedang duduk di sofa dengan nyamannya-Ayah dan seorang wanita yang kuyakini adalah ibunya Liam. Kemudian Ayah menyadari keberadaanku dan dia sama kagetnya denganku.
Ayah langsung berdiri mematung lalu aku berjalan pelan ke arahnya meyakinkan kalau yang berada di hadapanku sekarang adalah ayahku bukanlah orang lain. "Diana." Gumamnya dengan suara kecil seperti berbisik dan seketika itu pulang aku berlari ke arahnya dan memeluknya erat. Aku sangat menginginkan momen ini bersamanya. Aku merasa kalau aku seperti gadis kecil yang kehilangan ayahnya di sebuah taman bermain tapi inilah aku. Aku sangat merindukannya.
"Ayah." Kataku pelan seperti berbisik dan masih enggan untuk melepaskan pelukannya yang sudah lama tidak bertemu dengannya 10 tahun lebih.
"Diana. Aku menyayanggimu." Katanya dan aku membalasnya dengan anggukan kepalaku percaya dengan perkataannya lalu aku melepas pelukannya karena kurasa sudah lama aku memeluknya.
"Aku juga, aku sangat merindukanmu." Kataku dan Ayah mengusap air mata yang jatuh di pipiku Ini.
"Jangan menangis. Aku juga sangat tersiksa selalu merindukan gadisku yang manis. Dimana Ibumu?" Katanya.
"Ibu sedang bekerja." Kataku datar ketika mengingat Ibuku.
Lalu kami di persilahkan duduk di sofa. Harry duduk di sampingku. Dia benar-benar tidak mau melepasku mungkin karena pengakuan Liam makanya Harry selalu berada di sampingku.
Ayah menceritakan semuanya padaku tentang mengapa dia pergi ke Amerika dan ketika dia balik kesini dia tidak mengunjungi rumahku. Ayah ternyata sering melihatku di kampus bersama Harry. Dia nitip untuk menjagaku kepada Harry karena Liam terlalu payah menjagaku. Kami disediakan segelas lemon tea oleh Ibunya Liam. Aku bahkan tidak tahu siapa wanita yang ayah nikahi. Ibuku melarangku untuk mencari tahu itu makanya sampai sekarang aku tidak mengetahui. Nanti setelah pulang dari sini aku ingin minta penjelasan Ibuku.
"Aku ingin sekali bertemu denganmu dan memelukmu seperti tadi tapi aku harus menahannya karena aku merasa kasihan dengan Ibumu, dia tidak punya siapapun kecuali kamu. Kufikir kamu akan membenciku karena aku menghilang ketika kamu kecil. Aku merasa menjadi ayah yang sangat bodoh karena meninggalkanmu dan tidak memperhatikan perkembangan putriku yang cantik maka dari itu aku memutuskan untuk kembali lagi ke London dan memilih untuk berdekatan rumahnya denganmu. Aku juga menyembunyikan kenyataan kalau aku sudah kembali ke London." Ucapnya dengan antusias sementara istrinya juga sama antusiasnya sambil memegang tangan ayahku lembut.
"Untungnya Bianca sering pulang larut malam jadi tidak mungkin kita akan bertemu dengannya secara kebetulan. Maafkan aku karena meninggalkanmu dengan tidak ada tanggung jawabnya. Sampaikan permohonan maafku kepada Ibumu." Ucapnya lirih. Aku pun mengangguk senang melihatnya. Sungguh aku senang melihat kedua orang tuaku walaupun mereka sekarang sudah berpisah. Aku tadinya ingin menanyakan alasannya bercerai dengan Ibuku tapi aku tahu, mereka butuh privasi. Tidak mungkin aku membicarakannya didengar oleh Harry dan Sophia. Mereka orang asing. Maksudku mereka tidak ada hubungannya dengan keluarga ini.
"Baik. Aku akan pulang dulu, yah. Sampai jumpa." Kataku sambil bangkit dari Sofa untuk berpamitan dengan mereka semua. Harry mengekorku dari belakang dan dia juga mengantarkanku ke rumah. Harry benar-benar tidak melepaskan diriku—maksudku dia selalu ada di sampingku. Aku senang dengan kembali ke sifatnya yang dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartstrings |h.s|
Fanfiction"mendengar suaramu membuatku jatuh cinta kepadamu dan hatiku terketuk-ketuk. aku rasa aku jatuh cinta padamu" - Diana Flanerry "Maafkan aku karena terlalu memperdulikanmu terlalu berlebihan. Aku berusaha mencoba melindungimu dari bahaya yang mungkin...