Chapter 14

1.9K 147 0
                                        

Walaupun hari ini hari minggu tapi kami terus berlatih karena pentas seni akan dimulai 2 minggu lagi. Jadi kami berlatih dari jam 11 pagi sampai sorean, memang kalau dari One Directionnya sendiri sangat mudah tapi untuk penari latarnya seperti kita sangat sulit. Tapi mereka tetap menunggu dan memantau kita untuk berlatih. Dan juga hari minggu ini ibu pulang dari Jepang. Tapi katanya dia baru pulang nanti malamnya karena memang pemesanannya jam segitu.

Setelah kita merasa kelelahan, Louis angkat bicara untuk menyudahi latihan ini karena kalau masih terus dipaksakan nanti akan menjadi masalah. Latihanpun akhirnya bisa selesai tapi kami melakukan pelatihan lagi dengan band. Dan akhirnya berhasil.

Sudah hampir malam kami latihan. Banyak yang mengeluh kelelahan dan aku juga merasakannya. Setelah selesai kami latihan kami keluar. Aku memang yang paling belakang keluar karena kakiku terasa sangat berat. Aku perlahan menuruni anak tangga, kakiku terasa sangat berat karena kemarin aku masih latihan di rumah sampai malam karena kufikir hari ini tidak jadi latihan, Liza menteriakanku untuk cepat jadi aku mempercepat menuruni anak tangga, tak terasa karena terlalu kelelahan aku tersandung dengan kakiku yang lain dan aku jatuh dari tangga.

Perlahan kesadaranku sudah mulai menghilang, tapi aku melihat sesosok pria tampan berambut ikal membantuku, dia membawaku ke dalam surga yang sangat indah dengannya hingga akhirnya aku tak sadarkan diri sepenuhnya setelah aku menyadari ada yang membawa tubuh mungilku ke dalam bekapan seseorang.

Aku merasakan seperti berada di taman dengan seorang pria tampan berambut ikal, dia tersenyum padaku. Baju yang dikenakannya dengan balutan jas yang putih menambahkan pesona akan dirinya, sedangkan diriku menggunakan gaun putih. Aku berada di taman dengan dikelilingin banyak kupu-kupu yang indah. Dia sedang duduk di bangku taman dengan membawa sebuket bunga mawar merah yang sangat indah dan mata hijau nyalanya tersenyum ke arahku. Aku mendekatinya dan mendekatinya dan dia berdiri seperti menunggu kehadiranku. Aku terus mendekatinya hingga jarak kami terbilang sangat dekat, dia menggenggam tanganku dengan lembut membuatku terbuai oleh genggaman tangannya.

Aku perlahan membuka mataku ketika aku menyadari ada sebuah tangan yang mendekap tanganku. Perlahan kesadaranku mulai ada dan aku tahu bahwa Harry telah menungguku disini. Dia tertidur dengan indahnya dengan mendekap tanganku bagaikan ganjalan untuk kepalanya. Terasa geli namun aku menikmatinya, entahlah. Aku melihat ke arah sekeliling dan melihat ruangan yang terdapat jam. Sekarang jam 2 pagi. Kenapa Harry tidak pulang kerumah? Atau aku berada di rumah Harry? Mengingat dekorasi rumahku tidak seperti ini, seperti rumah sakit.

Merasa tanganku banyak gerak, kepalanya menggesekan tanganku dan akhirnya dia terbangun dengan indahnya. Matanya yang masih ngantuk serta rambutnya yang acak-acakan. "Kamu sudar sadar" katanya pertama kali saat matanya melihatku.

"Memang aku kenapa? Kita ada dimana? Kenapa kamu ada disini?"

Mendesah pelan lalu mengucekan matanya dengan jarinya, "semalam kamu terjatuh dari tangga, kita sekarang ada di rumah sakit karena kamu pingsan sehabis jatuh. Aku disini karena aku disuruh menjagamu." Katanya yang menjawab pertanyaanku satu-satu dengan lembut, seperti bukan Harry yang aku kenal.

"Ibuku?"

"Aku sudah memberitahunya, dia sedang ada diperjalanan mungkin. Kamu tidak bisa melakukan aktivitas yang terlalu sering menggunakan kaki, misalnya kaya menari." Aku membulatkan mataku setelah mendengar ucapannya, siapa dia yang berani mengatur hidupku? Apa hidupku terlalu malang hingga akhirnya dia mengaturku? "Kamu tidak berhak memgaturku."

"Aku tidak mengaturmu. Tadi dokter bilang kalau kamu mengalami pergeseran sendi jadi kamu tidak bisa banyak menggerakan kakimu. Dan juga sekarang kalau kamu mau jalan harus menggunakan roda." Lalu aku mencoba menggerakan kakiku, tak percaya dengan omongannya tapi dia benar kakiku terasa sakit ketika digerakan.

Heartstrings |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang