Chapter 7

2.2K 153 4
                                        

Aku membantu ibuku merias meja makan, banyak hidangan yang ada di meja makan karena hari ini aku dan ibu akan makan bersama dengan Tante Anne dan anaknya itu. Awalnya aku merasa kacau dengan perkataan ibu kalau aku akan dijodohkan dengannya anaknya. Tapi mendengar penjelasan ibu bahwa kita diberi kesempatan 1 minggu saling mengenal dan kemudian membuat kesepakatan apakah kita-aku dan anaknya tante Anne-akan melanjutkannya ke jenjang yang lebih jauh-pertunangan di saat kami masih kuliah, lalu selesai kuliah kami akan menikah.

"Di, sekarang kamu ganti bajumu yang bagus dan indah. Aku akan merapikannya sendiri makanya kamu harus cepat merapikan dirimu" teriakannya di dapur yang sambil memasak. "Oke, bu. Tapi bukannya mereka akan datang malam?" Aku mendekat ke arah dapur dan melihat ibu sedang mencicipi sop buatannya.

"Iya. Tapi kamu harus berganti pakaian terlebih dahulu jadi nanti tidak terburu-buru lagi pula masakannya sedikit lagi sudah selesai" ibu kemudian mematikan kompornya dan menatapku lekat-lekat. "Jangan buat ibu kecewa. Ibu sangat menyayangimu, aku ingin kamu bahagia nanti dengan pasanganmu-walaupun nanti seandainya kamu tidak memilihnya." Lalu ibu berjalan mendekat membekapku ke dalam pelukannya yang hangat dan tulus.

"Iya, bu. Aku tidak akan mengecewakanmu dan membuatmu sedih." Aku membalas pelukan hangatnya. Aku mencoba mempercayainya. Aku tahu dia ingin yang terbaik untukku. Maksudku, apalah gunanya dia bekerja tiap hari pulang malam tanpa mengenal lelah karena harus membiayai kehidupanku. Ibu sangat mencintaiku.

"Oke, bu. Aku pergi dulu mengganti bajuku" dengan sigap aku melepas pelukannya dan pergi menaiki anak tangga dan berjalan menuju kamarku.

Di kamar aku mengganti bajuku dengan aku memakai dress selutut dan memblow rambutku agar terlihat mengembang. Aku hanya menggunakan sedikit jenis make up seperti bedak dan lipbalm. Aku sangat cepat menggunakannya karena ini terlampau simple. Selesai, aku kembali menatap wajahku lekat-lekat. Memperhatikan diriku untuk mempersiapkan diriku bertemu dengannya. Aku tidak tahu siapa dia, yang pasti ibu sangat mengharapkan aku dengannya.

Setelah itu, aku kembali beranjak dari tempat riasku dan berjalan keluar menuruni anak tangga dan aku melihat ibu sedang duduk di sofa ruang tamu sambil berbicara melalui teleponenya. Aku berjalan pelan menuruni anak tangga mencoba untuk tidak membuat ibu terganggu akan kehadiranku.

Di tengah perjalanan anak tangga yang kuturuni, ibu berhenti berbicara dan meletakkan handphonenya di atas meja. Aku masih berjalan menatapnya lekat. Ketika aku sudah menuruni anak tangga dan ingin menghampirinya, dia menatapku cukup lama dan kemudian ketika aku sudah sampai duduk di sampingnya. "Kau begitu cantik hari ini dari yang sebelumnya" gumamnya lalu menyunggingkan senyumannya padaku.

"Ibu cukup membuatku membual dengan pujianmu itu." Aku menaruh nada humor dalam ucapanku.

"Sayang, maaf sekali. Karena hari ini sepupunya Anne terkena bencana jadi mereka harus pergi ke Barcelona karena ingin menjenguk sepupunya jadi dia membatalkan makan malam kita." Aku sempat melihat dia menatapku lekat agar aku tidak kecewa tentang pembatalannya makan malam.

"Tidak apa, bu. Aku bisa mengerti tentang keadaanya. Kita masih punya waktu lainnya, bukan? Masalah makanan yang sudah kau siapkan banyak sepertinya aku bisa mengatasinya. Aku akan mengajak Niall makan malam bersama dengan kita. Bagaimana? Dia sangat mencintai makanan" gumaku kepadanya membuat dia tidak sia-sia telah menyiapkan banyak makanan hari ini. Bahkan terlalu banyak untuk kami berempat sekalipun.

Ibu menganggukan kepalanya dua kali seraya tersenyum kepadaku lalu tak lama aku mengambil handphoneku di dekat dapur yang tadi kuletakkan. Aku menekan tombol dan menaruh handphoneku mendekati telingaku.

"Niall apa kau sedang sibuk?"

"Tidak, ada apa? Apa ada sesuatu yang penting?" Gumamnya diseberang sana

Heartstrings |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang