Chapter 22

1.8K 140 9
                                        

Setelah Liam kembali, mereka semua menyudahkan permainan mengubur diri di pasir. "Ayo kita nyanyi!" Ajak Niall lalu beralih mengambil gitar di samping batu yang tadi Harry duduki.

"Biar aku yang merekamnya." Gumam Sophia sambil membuka ponselnya menyalakan video di ponselnya.

"Oke. Kamu sangat baik sekali Sophia." Kata Niall dengan suara yang dibuat sok imut.

"Kamu sangat menjijikan." Bales Zayn yang disamping Niall.

"Nanti kalau aku sudah bilang mulai kalian mulai, oke?" Perintah Sophia lalu dibalas dengan mereka semua dengan oke.

Videonya siap untuk direkam. Mereka menyanyikan lagu I'm yours dan wonderwall dari Jason Mraz. Suara mereka sungguh sangat merdu sekali terutama suara Harry. Tidak-tidak aku tidak boleh menghayal tentang dirinya lagi. Tidak sekarang.

Sehabis bernyanyi kita bermain lagi di pantai sampai kita melihat sunset di pantai. Dan di saat matahari terbenam sungguh fenomena yang sangat indah sekali. Aku bisa melihat itu terpampang dengan sangat jelas.

Kita kembali ke tenda untuk beristirahat sedang anak laki-laki masih sedang bermain air. Untuk kali ini, Sophia bergabung dengan kami. Kita juga mempersiapkan diri untuk pulang besok. One Direction akan manggung besok sore. Dan aku tidak bisa membayangkan betapa lelahnya menjadi mereka dan mereka sama sekali tidak merasa lelah sedikitpun.

Aku masih kefikiran dengan maksud Harry tadi pagi, mencobanya? Apa dia akan menerimaku menjadi orang istimewa di sisinya? Tidak mungkin. Aku menggelengkan kepalaku untuk kembali sadar dan tidak memikirkan dia kembali. Sungguh sangat menjengkelkan memikirkan dia.

Aku lalu bergegas tidur mengikuti Kim dan Sophia. Liza sedang video call dengan seseorang. Entahlah dengan siapa dia sedang video call.

















Aku merasa ada sesuatu yang aneh. Akhirnya aku terbangun dari tidurku. Aku melihat Liza, Kim dan Sophia sudah tidur dengan nyenyak tapi aku merasa kejanggalan. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari tenda. Dan ketika aku keluar dari tenda aku melihat Harry sedang berdiri di depan tendaku.

"Harry." Kataku sambil mencoba keluar dari tendaku dan menutup tendaku. Dia menyembunyikan tangannya seperti menyilang dibelakang.

"Diana.. Aku ingin berbicara denganmu. Bisa kamu ikut aku?" Katanya sambil menggaruk kulit kepalanya yang rambutnya sudah ikal. Aku mengangguk lalu dia pergi dan aku mengikutinya.

Dia mengajakku ke pantai-tempat dimana dia duduk di bebatuan. Dia duduk di atas batu yang tadi dan aku duduk di sampingnya. Cukup lama tidak terjadi obrolan dengannya hingga membuatku bosan dan memutuskan untuk melihat langit, aku melihat bintang membantu menjadi cahaya di saat malam hari dan tiba-tiba terlintas difikiranku kalau aku ingin melihat bintang jatuh jadi aku bisa membuat permohonan. Permohonanku juga cukup sederhana, aku hanya ingin aku bisa melihat bintang di langit seperti ini dengan seseorang yang ku cintai dan dia juga mencintaiku serta dia memegang tanganku erat memandang langit. Aku terlalu binggung dengan sikapnya yang seperti itu. Contohnya sekarang. Dia mengajakku berbicara tapi dia sampai sekarang tidak mengajakku berbicara.

"Kamu sedang apa?" Gumam Harry di saat sela-sela aku meminta permohonan ketika bintang akan jatuh.

"Aku sedang melihat bintang. Dan aku akan meminta permintaan kalau nanti ada bintang jatuh." Kataku sejujurnya.

"Apa yang kamu minta?" Katanya sekarang suaranya berubah menjadi serak.

"Rahasia." Kataku singkat. Lalu kembali lagi menatap langit dan sepertinya dia juga mengikutiku, melihat langit di atas.

"Aku juga ingin membuat sebuah permintaan kalau aku melihat bintang jatuh." Gumamnya sambil masih menatap langit lalu aku menoleh ke arahnya.

"Apa permintaanmu?" Kataku menatapnya lalu dia menoleh ke arahku jadi sekarang kami bertatap wajah.

Heartstrings |h.s|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang